maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
SEOUL - Tak ada kejutan dalam pemilihan di Korea Utara. Kim Jong-un kembali "terpilih" sebagai Ketua Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara (NDC), kemarin. Dalam pemilihan, tanpa ada suara kontra itu, Jong-un dinyatakan menang 100 persen oleh Dewan Tertinggi Rakyat Korea Utara.
Meski berada di bawah bayang-bayang Jong-un, NDC dianggap sebagai lembaga pengambil keputusan terkuat di Korea Utara. "(Terpilihnya Jong-un) ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan mutlak dari seluruh personel dan rakyat terhadapnya," tulis kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
YANGON - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tomas Ojea Quintana, menegaskan bahwa minimnya pasokan makanan, air, dan obat-obatan bagi etnis muslim Rohingya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Hal ini diungkapkan Quintana dalam pernyataan resmi pada Senin lalu.
"Perkembangan terakhir di Rakhine merupakan bagian dari diskriminasi yang telah berlangsung lama terhadap komunitas Rohingya," kata Quintana, yang akan memasuki masa akhir jabatannya di Jenewa.
PUTRAJAYA -- Malaysia dan Singapura sepakat untuk membangun Jembatan Persahabatan yang memperkuat dan meningkatkan hubungan kedua negara. Rencana itu diungkapkan dalam pertemuan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Putrajaya, Malaysia, kemarin.
Inisiatif tersebut sebenarnya bukan hal yang baru dan dilontarkan sejak Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri. Namun, di masa perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi, rencana pembangunan jembatan ketiga yang menggantikan Causeway, dan tambahan bagi Jalur Kedua (Second Link), itu dibatalkan. Menurut The Malay Online, pembatalan tersebut menyebabkan Badawi tersingkir dari pemerintahan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.