JAKARTA -- Laju rupiah kembali bergerak negatif, merespons ketidakpastian perkembangan plafon utang dan stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Tekanan atas rupiah bahkan semakin tinggi menjelang rilis data ekonomi domestik yang diperkirakan belum membaik. Dalam transaksi mata uang, rupiah kembali turun 79 poin (0,69 persen) menuju level 11.537.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan kerancuan situasi perekonomian Amerika akhirnya membuat investor cenderung menghindari mata uang berisiko seperti rupiah. Perkembangan terkini terkait dengan resolusi plafon utang dan data perekonomian yang bersangkut-paut dengan stimulus The Fed membangun kecemasan investor atas nasib likuiditas dolar di pasar berkembang. "Di tengah ancaman pelonggaran stimulus (tapering) dan kemacetan plafon utang Amerika, rasanya takkan ada yang mau mengakumulasi rupiah," kata dia.