Pendekatan Tiongkok, Etnik Tionghoa Diimbau Jalani Panggilan Bangun Indonesia

Penegasan kembali hubungan antara Tiongkok dan etnik Tionghoa di luar Tiongkok dapat menimbulkan kekhawatiran di negara tempat mereka tinggal.

Iklan

Selasa, 28 Februari 2023

Aktivis dan co-founder Roemah Bhineka, Michael Andrew mengimbau Tionghoa dan komponen bangsa lainnya menjalankan panggilan bersama membangun bangsa dan negara. "Di tengah arus globalisasi dan tarik-menarik kekuatan-kekuatan dunia," kata Michael, dalam seminar bertajuk Kebijakan Kewarganegaraan Tiongkok dan Etnik Tionghoa di Indonesia, yang diselenggarakan oleh Forum Sinologi Indonesia (FSI), di Cikini, Jakarta, Sabtu, 25 Februari 2023. 

Hadir juga dalam seminar tersebut ketua FSI Johanes Herlijanto, Ph.D, dan Isyana Adriani, dosen Hubungan Internasional Universitas Presiden, Cikarang. Dalam seminar, Johanes mengatakan, bahwa dibawah kepemimpinan Xi, kebijakan Tiongkok terkait orang-orang Tionghoa seberang lautan makin jauh berbeda dari kebijakan yang diambil oleh para pemimpin-pemimpin Cina yang lalu. Pembedaan antara huaqiao (Warga Negara Tiongkok perantauan) dan mereka yang disebut sebagai huaren serta huayi (yang tidak lagi berkewarganegaraan Tiongkok) kini menjadi kabur. 

Dalam berbagai pidato dan pernyataan, Xi Jinping seringkali menggunakan istilah-istilah yang menegaskan kembali hubungan antara Tiongkok dan orang-orang Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia, tanpa memandang apapun kewarganegaraan mereka.

Merujuk pada Profesor Suryadinata, Johanes mengatakan, pada 2015, dihadapan para pengusaha Tionghoa dari berbagai belahan dunia, Perdana Menteri Li Keqiang menyampaikan harapannya agar para pebisnis Tionghoa seberang lautan berperan sebagai ‘kekuatan baru yang efektif’ bagi transformasi ekonomi dan pembangunan di Cina.  

Menurut Johanes, pernyataan-pernyataan yang seolah menegaskan kembali hubungan antara Tiongkok dan etnik Tionghoa di luar Tiongkok itu dapat menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah dan elit politik di negara tempat orang-orang Tionghoa tersebut tinggal.  

“Namun dalam kasus Indonesia, makin kuatnya akar kebangsaan Indonesia di kalangan seluruh etnik Tionghoa dapat menjadi sebuah penangkal yang jitu,” kata Johanes. 

Michael pun berpandangan bahwa dalam kasus di Indonesia, etnik Tionghoa telah mengalami berbagai peristiwa kontekstualisasi sehingga memiliki nasionalisme keindonesiaan yang mengakar. Karena itu, ia menganggap orang Tionghoa takkan menanggapi upaya Tiongkok untuk mendekati mereka.

Berita Lainnya