Petani Bojonegoro Tetap Panen Meski Terendam Banjir
Banjir di Kecamatan Kanor akibat air limpahan tanggul Kali Ingas dan merendam ratusan hektar pertanaman di 14 desa Kecamatan Baureno.
Tempo
Selasa, 15 Februari 2022
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melakukan koordinasi dengan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) di Bojonegoro agar petani dapat memanen padi di kawasan terendam banjir. "Alhamdulillah banjir cepat surut dan pertanaman padi tetap bisa dipanen dengan hasil normal seperti biasanya", kata POPT Kecamatan Kanor, Suko Wahyu Widarto, Selasa, 15 Februari 2022.
Sesuai hasil pemantauan dan pendampingan POPT Kecamatan Kanor, kata Suko, pertanaman padi yang sempat terendam banjir di Desa Kedungprimpen tidak ada yang mengalami puso.
Sebelumnya, banjir di Kecamatan Kanor dan Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur, sempat merendam ratusan hektar lahan pertanian. Petani yang terkena banjir akibat jebolnya tanggul Kali Ingas, anak Sungai Bengawan Solo tetap melakukan panen padi.
Lilik Suharto, Koordinator POPT Kabupaten Bojonegoro, mengatakan selain Kecamatan Kanor, air limpahan tanggul Kali Ingas juga sempat merendam ratusan hektar pertanaman di 14 desa Kecamatan Baureno. "Perkembangan tanaman padi sampai saat ini belum menunjukkan keadaan puso dan selanjutnya akan tetap kami pantau dan laporkan,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Kepala LPHP Bojonegoro, Achmad Fadlori. Menurut dia sebagian besar banjir di Kecamatan Baureno surut setelah sehari merendam pertanaman. Tanaman yang terendam berumur sekitar 50 hingga 80 hari setelah tanam (HST). “Alhamdulillah dampak banjirnya tidak merusak pertanaman padi. Sekarang tanaman telah pulih dan siap panen,” cetusnya.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, M. Takdir Mulyadi mengungkapkan Kementan selalu siap membantu petani yang terdampak banjir. Kementan telah menyiapkan berbagai bantuan dan program yang langsung menyentuh petani yang terkena dampak banjir.
"Kami telah menyiapkan bantuan benih bagi petani terdampak banjir dan siap mendampingi proses klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani yang terdaftar asuransi,” ucap Takdir.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan Kementan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk antisipasi dan mitigasi dampak La Nina sesuai instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Mapping daerah rawan banjir, early warning system dengan rutin memantau informasi dari BMKG, mengaktifkan Brigade La Nina, pompanisasi in-out dari sawah, normalisasi saluran irigasi tersier/kuarter, menggunakan benih toleran genangan dan menggunakan AUTP/bantuan benih padi puso.
“Langkah selanjutnya yaitu mengkompensasi luas tanam di daerah lain atau tidak terkena La Nina, antisipasi panen raya saat hujan dengan alsin panen dan pasca panen yaitu dryer dan RMU (pengering dan penggilingan padi),” kata Suwandi.