maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Pengamat terorisme ragu akan rencana Negara Islam Indonesia (NII) Sumatera Barat menggulingkan pemerintahan Joko Widodo sebelum Pemilu 2024, seperti yang dikemukakan BNPT dan Densus 88 Antiteror. Apalagi Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya, lokasi anggota NII ditangkap, bukan basis jaringan NII di provinsi itu. Kelompok ini disebut-sebut bagian dari NII Komandemen Wilayah IX pimpinan Panji Gumilang. Koran Tempo dan Langgam.id pun menelusuri ancaman makar Negara Islam tersebut.
Pengamat terorisme ragu akan keberadaan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat. Alasannya, Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya, yang menjadi lokasi penangkapan 16 anggota NII, tidak dikenal sebagai basis jaringan tersebut. Tim Koran Tempo bersama Langgam.id mewawancarai mantan anggota NII Dharmasraya. Bagaimana pengakuannya?
Ketua DPRD Sumatera Barat mendesak Gubernur membentuk tim terpadu dan tim investigasi untuk menelusuri keberadaan jaringan NII di provinsi tersebut. Isu NII harus segera dijernihkan supaya tidak menimbulkan stigma negatif terhadap masyarakat Sumatera Barat.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.