Pembahasan RUU Masyarakat Adat terhambat di DPR. Pembahasan isu masyarakat adat juga cenderung diabaikan para kandidat.

Buat Delima Silalahi, mendampingi masyarakat adat Tano Batak yang memperjuangkan hak hutan adat seperti jalan sunyi.

Pelibatan masyarakat dalam menjaga hutan sudah menjadi kebutuhan. Aturan tidak boleh memisahkan manusia dengan konservasi. 

Pembangunan IKN tak cuma memperparah bencana banjir, tapi juga mengancam masyarakat adat. Perlu regulasi penyelesaian konflik.

Kepedulian sebagian pemuda terhadap kampungnya makin menguat. Mereka membangun desa sekaligus melestarikan adat dan kearifan turun-temurun dari leluhur. Dengan mengelola potensi lokal, anak-anak muda itu mendirikan sekolah adat, bertani, beternak, hingga membudidayakan tanaman herbal. 

Sejumlah pemuda adat kini mulai peduli untuk memajukan wilayah adatnya. Mereka membuat Gerakan Pulang Kampung. Gerakan ini meliputi membangun sekolah adat, bertani, beternak, hingga membudidayakan tanaman herbal untuk merawat pengetahuan sehat para leluhurnya.

Sejumlah kelompok masyarakat membuat berbagai inisiatif dalam menjaga wilayah adat. Ada yang memberikan edukasi hingga memanggil pulang para pemuda untuk memajukan masyarakat adat di wilayahnya.

Pakaian adat yang dikenakan Presiden hanya artifisial dan melupakan hak masyarakat adat. Simbol tanpa makna.

Setelah Indonesia 77 tahun merdeka, pengakuan negara atas hak masyarakat adat seperti jalan di tempat. Tak kunjung disahkannya RUU Masyarakat Hukum Adat membuat komunitas adat tertatih-tatih berjuang sendirian. Simak laporan khusus Tempo dari empat wilayah adat, dari Aceh sampai Papua.

Penerapan hukum adat diyakini menjadi solusi untuk menjaga hutan di Kabupaten Pidie. Rusaknya wana bisa jadi bencana ekologi.

Di usia Republik yang kini genap 77 tahun, masyarakat adat tertatih-tatih untuk mendapatkan pengakuan atas wilayahnya. Seabrek kebijakan malah memperumit pengembalian hak.

Warga Lipu Wana Posangke menjual hasil hutan adat ke dunia luar. Keyakinan terhadap roh hutan adat membuat warga tak sembarangan mengeksploitasi alam.

Eko Cahyono, peneliti dari Sajogyo Institute, melacak akar masalah agraria dan masyarakat adat hingga ke paradigma hutan ilmiah warisan pemerintah kolonial. Perlu pemenuhan syarat keamanan insani.