Buku bajakan terus menjamur dan mengancam keberlanjutan banyak penerbit indie. Di mana celah hukumnya?

Sejak dulu, komikus sudah bisa hidup dari karya mereka meskipun medium pengembangan karya itu tak sebanyak sekarang.

Komikus lebih leluasa mengembangkan bisnis komik setelah mendaftarkan hak kekayaan intelektual. Karya pun menjadi terlindungi.

Komik setrip di media sosial kini bisa diadaptasi dalam berbagai medium.

Bagaimana teknologi finansial dapat mendanai ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual yang terhambat aturan perbankan yang ketat?

Presiden Joko Widodo menerbitkan peraturan yang mengatur bahwa hak kekayaan intelektual bisa menjadi jaminan kredit. Kabar baik untuk industri kreatif.

Penggunaan hak kekayaan intelektual (HKI) diklaim dapat bermanfaat untuk memperluas basis pajak. Harus diikuti dengan kesadaran pendaftaran HKI oleh seniman dan kreator konten.

Perbankan dan pelaku industri kreatif menyambut ketentuan yang membolehkan hak kekayaan intelektual menjadi agunan kredit. Namun, tanpa aturan teknis, skema penjaminan ini sulit diterapkan. Butuh standardisasi untuk memvaluasi karya dan hak kekayaan intelektual.   

Tingkat kesadaran pendaftaran hak kekayaan intelektual oleh seniman atau kreator konten digital dianggap masih rendah. Kurangnya sosialisasi menjadi faktor utama. 

Kalangan perbankan dan pelaku industri kreatif menyambut penerbitan aturan yang membolehkan hak kekayaan intelektual menjadi agunan kredit. Tanpa aturan teknis detail, kebijakan ini masih sulit diterapkan. 

Penggunaan hak kekayaan intelektual sebagai jaminan untuk memperoleh kredit dari lembaga keuangan sudah diterapkan di beberapa negara. Penerapannya penuh tantangan.

Sejumlah pekerja seni yang menirukan persona seniman legendaris tetap bisa eksis di dunia hiburan. Hal yang diutamakan adalah etik ketimuran.

Berbagai kegiatan di media sosial berpotensi melanggar hak cipta. Dapat menggunakan doktrin fair use.