Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

2
November
2019
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaTopik 1/2 Selanjutnya
Topik

Coding Untuk Rakyat

Kelas-kelas pembelajaran bahasa pemrograman gratis bermunculan. Targetnya pelajar sampai ibu rumah tangga.

Edisi, 2 November 2019
Profile
Tempo
R Sandhika Galih. TEMPO/Prima Mulia

Achmad Fauzi, 23 tahun, tak kerasan akan pendidikan ala militer di sebuah sekolah pendidikan calon penerbang. Ia ingin belajar bidang komputer, meski itu harus memupus harapan ibunya untuk melihat dia menjadi seorang pilot. Ia mengaku sudah lama menggemari game dan mengikuti perkembangan teknologi.

Achmad Fauzi lantas masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 10 Jakarta, yang kurikulumnya berbasis teknologi informasi (TI). Ia mengambil jurusan rekayasa perangkat lunak. Selepas SMK, pada 2014, ia memilih tidak kuliah dan bekerja di sebuah software house. Di sana, ia sempat mengalami depresi. Pasalnya, sebagai lulusan SMK, keahliannya di bidang teknologi informasi kurang diakui dibanding jebolan universitas. Padahal ia sempat membuat sebuah aplikasi berupa employee portal untuk bagian personalia kantornya itu.

Achmad Fauzi lantas banting setir menjadi sales promotion boy di sebuah perusahaan retail. Namun, dua tahun kemudian, pekerjaan itu ditinggalkan demi impiannya bekerja di bidang TI. "Waktu itu aku bingung mengembangkan kemampuanku karena pembelajaran daring yang ada dalam bahasa Inggris semua, sementara kemampuan bahasa Inggris saya kurang," ucapnya.

Akhirnya ia bertemu dengan Dicoding, yang menggunakan bahasa Indonesia untuk materi pembelajarannya. Sekarang Achmad Fauzi bekerja di Telkom Sigma sebagai software engineer dan mengepalai sebuah tim yang semuanya lulusan S-1. Ia mengaku mendapat pekerjaan ini karena ditawari pihak Telkom setelah melihat kemampuannya. "Kami di sini saling membagi ilmu saja. Kerja tim," kata Achmad Fauzi.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTcgMDY6NTI6MzgiXQ

Nadiem Makarim, kini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ketika masih menjabat CEO Gojek, pernah mengatakan bahwa ada empat kemampuan yang bersifat wajib dalam kurikulum nasional. Empat hal itu adalah bahasa Inggris, statistik, psikologi, dan bahasa pemrograman atau coding.

Video pidato Nadiem dalam sebuah acara dua tahun lalu tersebut viral di media sosial sejak ia diumumkan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo. Nadiem menyatakan bahasa pemrograman wajib diajarkan karena dunia nyata dikendalikan oleh kode-kode virtual, sehingga sumber daya manusia Indonesia harus menguasai kemampuan ini sejak sekolah. Bagi dia, Indonesia dengan potensi ekonomi digitalnya harus mempersiapkan diri berkompetisi secara global.

Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah inisiatif muncul untuk membantu masyarakat yang memiliki keinginan menjadi seorang programmer. Program ini berupa kelas atau kursus gratis. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Dicoding, perusahaan pengembang aplikasi di Indonesia. Mereka menyediakan kelas, yakni Dicoding Academy, yang dapat dipelajari secara daring. Program ini didesain untuk membantu pengembang membuat produk teknologi melalui tutorial dan kuis.

Kelas-kelas ini ada yang gratis dan berbayar. Namun di setiap kelas selalu disediakan modul pembelajaran yang dapat diakses gratis. Sejak berdiri pada 2015, Dicoding sudah memiliki 120 ribu murid yang tersebar di seluruh Indonesia. Kurikulum yang disediakan juga sudah bekerja sama dengan perusahaan teknologi dunia, seperti Google dan Microsoft. "Kami satu-satunya Google authorize training partner di Indonesia," ucap Chief Executive Officer Dicoding, Narenda Wicaksono, kepada Tempo di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa lalu.

Narenda mengatakan materi yang ditawarkan di antaranya tentang bahasa pemrograman dalam sistem operasi Android, progressive web apps, dan pembuatan game. Awalnya, semua kelas mereka gratis. Namun, pada 2017, mereka juga membuka kelas berbayar. Sejumlah siswa kursus gratis bisa menikmati kelas berbayar dengan beasiswa yang mereka sediakan. Perbedaan kedua kelas itu terletak pada penilaian (review) atas hasil coding siswa.

Bukan keputusan mudah bagi Narenda untuk mendirikan Dicoding. Sebelumnya, ia bekerja selama delapan tahun di berbagai perusahaan teknologi, seperti Microsoft. Berbekal tabungan, ia bersama tiga kawannya mendirikan Dicoding. Untuk memperkenalkan kelas ini, mereka memberi banyak beasiswa. Mereka tak mudah meyakinkan orang mengenai pentingnya memiliki kemampuan ini. "Kalau sekarang meyakinkannya dengan contoh saja. Banyak lulusan kami berhasil dan sangat menginspirasi."

Selain Achmad Fauzi, mereka memiliki lulusan bernama Junia Firdaus, pengemudi ojek daring yang mengikuti kelas di Dicoding. Junia juga mendapat beasiswa untuk mengikuti kelas Menjadi Android Developer Expert (MADE). Kini, ia bekerja sebagai Android developer di sebuah perusahaan.

Pembelajaran bahasa pemrograman juga ditawarkan Sandhika Galih, dosen di Universitas Pasundan yang mengampu tiga mata kuliah terkait dengan bahasa pemrograman, website, dan Internet. Ia mengaku sering kehabisan waktu dalam mengajar mahasiswanya. Solusinya adalah membuat saluran YouTube miliknya bernama Web Programming UNPAS. "Awalnya buat bahan kuliah, mengajar ke mahasiswa," kata Sandhika, Selasa lalu.

Namun, sejak merilis video perdana pada 2015, kanal miliknya berkembang cukup baik dan kini telah menjaring 170 ribu subscriber. Ia memberi tajuk "Ngoding Bareng" di video-video pembelajaran yang dirilisnya. Materi video lainnya adalah tutorial pemrograman website, belajar membuat website untuk pemula, menguasai code editor, dan kuliah atau mengobrol bareng. "Materinya basic sampai intermediate," ucapnya.

Dhika-sapaan akrabnya-membuat video ini seorang diri, termasuk dalam menyiapkan materi. Hasilnya, beberapa penonton videonya mengucapkan terima kasih karena diterima bekerja atau masuk ke kampus yang diinginkan. Mereka ada yang jadi programmer atau website developer. Lain waktu, ada guru sekolah atau dosen yang meminta izin untuk memakai materi videonya sebagai bahan ajar di kelas. "Senang dan bahagia bisa membantu orang lain," ujar dosen berusia 34 tahun ini.

Dhika membuat video sebanyak dua kali dalam sepekan. Sampai saat ini, jumlah video yang sudah dihasilkan sekitar 300. Pelanggan videonya mayoritas berusia 16-22 tahun dan 95 persennya berasal dari Indonesia. Sebagian besar adalah anak-anak SMK jurusan informatika. Ada pula mahasiswa tingkat awal.

Sementara Sandhika tanpa sengaja menarik perhatian anak SMK, Dyan Raditya Helmi memang menyasar para pelajar sekolah menengah ini. Helmi dan kawan-kawannya merancang program bernama SMK Coding. Ini adalah program coding gratis dan bersertifikat yang dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan dengan peserta khusus anak SMK jurusan rekayasa perangkat lunak.

"Kurikulum dan silabusnya kami sesuaikan dan output yang didapat siswa bisa catch up sama industri (berbasis digital)," kata Helmi kepada Tempo di kantor Alkademi, Jalan Ir Juanda, Bandung, Rabu lalu.

Helmi, yang menekuni bidang TI sejak belasan tahun lalu, paham akan kondisi nyata Indonesia di bidang TI. Produk-produk yang lahir dari rahim era digital sudah berada dalam genggaman masyarakat Indonesia, tapi orang-orang yang mampu membuat produk itu masih sangat sedikit, bahkan langka.

Celakanya, tingkah laku pengguna media sosial di Indonesia sangat nyinyir, tanpa bisa memberikan solusi konkret. Misalnya, kata dia, ketika membicarakan peluang kerja menjadi coder, kebanyakan warganet malah mencaci karena kebanyakan coder yang bekerja di perusahaan rintisan Indonesia berasal dari luar negeri. "Saya suka kesal kalau di media sosial cuma kukulutus (nyinyir) memaki keadaan, lihat start-up karyawannya dari India," ujarnya.

Kekesalan Helmi itu melahirkan yayasan yang bergerak di bidang pelatihan programming TI, yakni Yayasan Akademi Karya Bangsa, pada Januari 2019. Ia mendirikan yayasan itu bersama tiga rekannya yang menekuni bidang TI. SMK Coding adalah program pertama yayasan itu yang dibuka pada 2018.

Kelas coding gratis pertama dibuka di Kepanjen, Batu, Jawa Timur. Alasan memilih Kepanjen karena ia yakin siswa SMK di daerah pelosok lebih membutuhkan skill tentang TI dibanding siswa SMK di kota-kota besar yang memiliki banyak pilihan hidup.

Helmi menggaet Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) guna memuluskan program SMK Coding angkatan pertama itu. Alkademi pun mendapat bantuan tetap dari Kemenkominfo berupa anggaran dana penuh untuk kegiatan pelatihan itu, dari bayaran pemateri hingga konsumsi makan siang untuk para siswa.

Dalam pelatihan yang dilaksanakan setiap akhir pekan tersebut, peserta mendapat ilmu tentang kemampuan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, seperti membuat aplikasi berbasis Android. Selain itu, siswa diberi materi tentang kemampuan soft skill tentang tata cara beradaptasi di dunia kerja dan lain sebagainya.

SMK Coding kini sudah berlangsung di beberapa kota/kabupaten. Selain di Batu, Malang, juga di Surabaya, Kediri, Yogyakarta dan sekitarnya, Semarang, serta Bandung. "Tapi kebanyakan masih di daerah pelosok Jawa Timur," ujar Helmi.

Kini, mereka telah melahirkan sekitar 600 lulusan. Helmi berharap siswa lulusan SMK Coding lebih mampu bersaing saat terjun ke dunia kerja, khususnya di bidang TI. Minimal, kata dia, mereka bisa membuat aplikasi Android sederhana. Dia mencontohkan, siswa lulusan SMK Coding mampu membuat aplikasi kuis di Android.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga menginisiasi kelas coding dengan membuat program bernama Coding Mum sejak 2016. Tujuannya, meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga dalam dunia programmer/coding yang dapat mendukung kegiatan bisnis daring yang sedang atau akan ditekuninya.

Pada perkembangannya, para alumnus Coding Mum membuat komunitas bernama Komunitas Coding Mum Indonesia. Komunitas ini mengadakan kegiatan seperti obrolan seputar bahasa pemrograman pada hari Rabu (yang dikenal dengan Rebo-an), challenge, dan lain-lain. Saat ini mereka sedang merancang kelas-kelas online yang bisa diikuti para anggota komunitas dengan mentor alumni Coding Mum sendiri.

Suasana pembelajaran, menurut Direktur R&D Komunitas Coding Mum Indonesia, Farida Ariyani, tak lepas dari suasana keseharian para ibu. Beberapa ibu belajar dengan membawa serta anak mereka. Dengan demikian, suara balita menangis atau berkejaran adalah hal yang biasa terjadi selama proses belajar.

Farida menuturkan, dalam jangka pendek, dari sekitar delapan kali pertemuan, para ibu diharapkan bisa membuat tampilan website sederhana. Adapun jangka panjangnya, para ibu diharapkan bisa membuat toko daring sendiri, bahkan start-up. "Sehingga bisa semakin menambah penghasilan," ucap Farida kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Cara meyakinkan para ibu untuk mengikuti pelatihan ini dilakukan melalui testimoni dan website. Sebab, banyak ibu yang tertarik pada bisnis daring karena ingin mandiri finansial dari rumah. "Saat ini lulusan Coding Mum sudah lebih dari 250 orang, terdiri atas para ibu, buruh migran, dan difabel."

Farida sendiri adalah alumni pelatihan Coding Mum. Ia tertarik mengikuti kelas itu karena ingin bisa membuat landing page sendiri bagi bisnis daringnya. Ia benar-benar belajar dari nol sampai akhirnya bisa membuat website sendiri. Bahkan suaminya juga meminta dibuatkan beberapa web untuk jasa konsultan yang dimilikinya. ANWAR SISWADI | AMINUDDIN A.S | DIKO OKTARA


Coding Untuk Rakyat

 


SebelumnyaTopik 1/2 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Coding Untuk Rakyat
  • Permintaan Besar, Tenaga Kurang

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Tak Ada Perpu KPK

    Presiden Jokowi memastikan tidak akan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.

    2 November 2019
  • Berita Utama

    Jokowi Berdalih Tunggu Hasil Uji Materi

    Pemerintah dan Dewan dituding sama-sama mensponsori pelemahan KPK.

    2 November 2019
  • Berita Utama

    Dewan Pengawas KPK Dipilih tanpa Panitia Seleksi

    Penunjukan langsung anggota Dewan Pengawas dinilai sarat kepentingan pemerintah.

    2 November 2019
  • Cari angin

    Radikal

    Istilah "radikal" menjadi kata yang menakutkan. Kabinet jilid 2 yang dibentuk Presiden Joko Widodo menempatkan urusan radikal sebagai hal serius yang harus diselesaikan.

    2 November 2019
  • Nasional

    Dewan Prioritaskan RUU Warisan Periode Lalu

    Komisi Hukum berfokus menyelesaikan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan.

    2 November 2019
  • Nasional

    Pengusutan Kasus Novel Kembali Molor

    Jokowi memberi tambahan waktu satu bulan kepada kepolisian.

    2 November 2019
  • Metro

    Dua Pejabat DKI Mundur di Tengah Polemik Anggaran Daerah

    Pejabat sementara dikhawatirkan tidak menguasai perencanaan penganggaran daerah.

    2 November 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Otoritas Pajak Akan Geber Pos Penerimaan PPN dan PPh 21

    Upaya mengejar target penerimaan pajak yang berpotensi kembali meleset.

    2 November 2019
  • Internasional

    WhatsApp Pejabat di 20 Negara Diduga Diretas

    Sebagian besar merupakan pejabat tinggi pemerintah dan militer.

    2 November 2019
  • Olah Raga

    Kapten Masa Depan

    Trent Alexander-Arnold tak berminat meninggalkan Liverpool.

    2 November 2019
  • Olah Raga

    Tekad Tiga Poin di Selhurst Park

    Leicester City berharap finis di empat besar.

    2 November 2019
  • Olah Raga

    Aturan Baru Membuat F1 Lebih Kompetitif

    Aturan baru mencakup bahan bakar yang digunakan harus ramah lingkungan.

    2 November 2019
  • Ilmu dan Teknologi

    Akses Baru untuk Perempuan Berniaga

    Tiga bulan beroperasi, platform ini merangkul 60 merek dagang dan 750 ibu mitra niaga.

    2 November 2019
  • Topik

    Coding Untuk Rakyat

    Kelas-kelas pembelajaran bahasa pemrograman gratis bermunculan. Targetnya pelajar sampai ibu rumah tangga.

    2 November 2019
  • Topik

    Permintaan Besar, Tenaga Kurang

    Industri teknologi informasi membutuhkan tenaga kerja besar, tapi suplainya belum mencukupi.

    2 November 2019
  • Pesona

    Elektrik nan Energetik

    Tahun ini, riasan wajah natural menjadi tren makeup yang populer di banyak negara, termasuk Indonesia. Bagaimana tren rias tahun depan?

    2 November 2019
  • iTempo

    Bertransaksi Praktis Lewat Ponsel Pintar

    Samsung Pay menyediakan akses cepat ke berbagai layanan uang elektronik.

    2 November 2019
  • Perjalanan

    Sensasi Memancing di Selat Bangka

    Hampir setiap akhir pekan puluhan bagan di Selat Bangka disambangi pemancing dari kota-kota di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Mereka berlibur di tengah laut lepas. Akses pun kian mudah.

    2 November 2019
  • Sastra

    Selamat Pagi Nona Magpie

    Aku suka menyapa Nona Magpie setiap pagi dan menanyakan apa kabar dunia. Keluarga wanita itu satu-satunya yang berlangganan koran harian dan majalah di lingkungan kami.

    2 November 2019
  • Sastra

    Di Krematorium

    Ia tundukkan kepala Ke nyala tiga batang dupa

    2 November 2019
  • Tamu

    Denny Setiawan dan Indah Sari Djamilah, Relawan Greenpeace Indonesia: Kami Berharap Menteri Baru Melihat Pesan Kami

    Ada pemandangan tak biasa di Patung Selamat Datang Bundaran Hotel Indonesia dan Tugu Pancoran, Jakarta, pada Rabu, 23 Oktober lalu.

    2 November 2019
  • Buku

    Alarm Nyaring, Bumi Sedang Genting

    Pemanasan global jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Wallace-Wells memberi narasi-narasi yang mengerikan.

    2 November 2019
  • Fotografi

    Benteng Tak Lagi Bergemuruh

    Bagi sebagian orang, sepak bola adalah "agama", dan bagi sebagian orang pula, stadion dianggap sebagai tempat ibadah.

    2 November 2019
  • Pentas

    Menjelajah Waktu

    Kolaborasi Toccata Studio dengan Paranormal String Quartet merupakan proyek lintas multidisiplin yang unik.

    2 November 2019
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved