Ada yang berubah dalam hidup aktor laga Jet Li. Bagi pria 47 tahun itu, bermain film kini menjadi sekadar hobi. Tujuan hidup utamanya sekarang adalah melayani sesama. Rupanya perubahan ini berkaitan dengan musibah tsunami pada 2004. Li dan keluarganya nyaris tewas akibat tsunami di Maladewa. "Tak seperti di film. Air naik sangat cepat. Saat semula hanya sepinggang, dalam hitungan detik, air sudah sedada saya," ucap Li.
Pengalaman ini membuat dirinya merasa kecil. "Seluruh uang di dunia takkan mampu menyelamatkan kita dari musibah," kata suami Nina Li Chi ini. Sejak itu ia mendonasikan sebagian kekayaannya untuk orang lain. Ia mendirikan The One Foundation pada 2007. Setiap orang dapat menyumbang ke yayasannya hanya dengan memberi uang mulai satu yuan. "Saya ingin menyebarkan ide bahwa membantu orang lain bisa dilakukan hanya dengan nominal kecil," ujarnya.
Hingga kini telah terdaftar 1 juta orang pada situs One Foundation, baik menyumbang uang maupun tenaga. Pada 2008, yayasan Li menyumbang 78 juta yuan bagi pemulihan dan rekonstruksi pascagempa di daerah tenggara Cina. Satu hal unik dari ide Li, yayasan itu benar-benar dikelola secara profesional. Ia mengundang auditor publik terkemuka seperti Deloitte dan KPMG untuk mengaudit keuangan yayasan. Agar publik dapat mengakses setiap sen sumbangan yang mereka berikan benar-benar berguna. Bravo Li. SHANGHAI DAILY | ASIAN BITE | SITA