Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

20
Juni
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaTamu 1/1 Selanjutnya
Tamu

Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet: Indonesia Siaga Satu Kemerdekaan Berekspresi

Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), paling kencang mempersoalkan pemutusan dan pemblokiran Internet di Papua dan Papua Barat pada Agustus tahun lalu.

Edisi, 20 Juni 2020
Profile
Tempo
Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Damar Juniarto, dalam sesi foto di kantor redaksi Koran Tempo, Palmerah Barat, Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020. TEMPO/Nita Dian

Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), paling kencang mempersoalkan pemutusan dan pemblokiran Internet di Papua dan Papua Barat pada Agustus tahun lalu. Pemerintah beralasan pemutusan itu untuk meminimalkan penyebaran hoaks dan konten negatif yang dapat memprovokasi aksi massa di sana.

SAFEnet bersama AJI Indonesia, LBH Pers, YLBHI, Kontras, Elsam, dan ICJR kemudian menggugat Presiden Joko Widodo serta Menteri Komunikasi dan Informatika ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Hasilnya, awal bulan ini, hakim memutuskan bahwa tindakan pemblokiran Internet itu melanggar hukum.

“Pemadaman Internet ini digunakan sebagai cara baru pemerintah mengontrol informasi, membatasi akses informasi, dan melakukan sensor di Internet," kata Damar Juniarto kepada Dian Yuliastuti dari Tempo lewat aplikasi meeting, Rabu pekan lalu. Dalam wawancara itu, ia berbicara tentang hak digital atas informasi, kebebasan berekspresi, dan perlindungan data pribadi, lembaga yang dipimpinnya, hingga kegemarannya.

Bagaimana ceritanya SAFEnet dan kelompok sipil lain mengaju­kan gugatan itu?

Fokus SAFEnet adalah terpenuhinya hak-hak digital warga, yakni hak akses atas informasi, hak menyatakan pendapat dan ekspresi, serta hak untuk merasa aman. Ketiganya merupakan hal mendasar dalam kondisi masyarakat yang semakin bergantung pada aspek digital. Tidak mungkin bicara revolusi 4.0, tapi warga tidak mendapatkan akses. Demokrasi digital, tapi orang tidak bisa bebas.  
W251bGwsIjIwMjEtMDQtMjEgMDk6NDk6MTMiXQ

Maksudnya?

Pemerintah seharusnya tidak boleh melakukan shut down. Kami meng­ajukan surat keberatan, tapi tidak kunjung dijawab. Jadi, akhirnya kami tempuh langkah terakhir, yakni gugatan ke PTUN. Jadi, kami sudah melakukan proses panjang, tidak ujug-ujug main gugat.

Apa dampaknya?

Di sisi akses informasi, banyak hak warga yang dilanggar. Kalau ini terus terjadi, akan jadi preseden buruk. Di sini, Internet diatur dalam rangka keamanan, dipan­dang sebagai ancaman. Kebijakan diambil dengan alasan keamanan. Bisa keliru, bisa tidak. Padahal undang-undang tidak memperbolehkan blokir dan shut down Internet. Kalau pembatasan, masih diperbolehkan. Tapi, di Papua itu, sudah jelas tidak boleh, kok masih nekat. Di Estonia, Internet dipandang sebagai elemen ekonomi digital, untuk menyejahterakan.  

Bagaimana dengan akses kebebasan berpendapat dan berekspresi?

Ini juga menjadi kekhawatiran dengan maraknya kriminalisasi terhadap mereka yang berekspresi atau berpendapat. Ini mengurangi partisipasi publik berpendapat atau berekspresi. Kita lihat dari laporan polisi, lebih dari 3.000 akun media sosial diselidiki, terlepas itu benar atau salah. Juga dari laporan di MA, banyak kasus disidangkan setelah diselidiki polisi. Artinya, jumlah orang berpendapat yang dianggap layak pidana makin banyak. Tren yang dipidana ini dari kelompok prodemokrasi, jurnalis, media, aktivis masyarakat adat, petani, dan mahasiswa. Selain itu, akademikus, daftarnya makin kentara. Ini kelompok penting. Yang melaporkan adalah pejabat dan orang-orang dari posisi kekuasaan. Bagaimana mau demokrasi digital, kalau kelompok prodemokrasi jadi sasaran?

Ini berbahaya?

Jika melihat polarisasi pola komunikasi, ini sudah masuk krisis. Media sosial kita sehari-hari sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan. Info di media sosial lebih banyak noise daripada voice, lebih ­banyak sensasi ketimbang substansi. Jadi pertempur­an kubu-kubuan. Media sosial kita saat ini berwajah yang menjauhi demokrasi.

Seperti apa serangan terhadap jurnalis dan aktivis?

Yang kami catat dari korban di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta modusnya serangan peretasan aplikasi pesan dan media sosial. Bentuk serangan lain blast pesan teror, manipulasi foto, peng­intaian rumah, penangkap­an, penyebaran foto intim, ancaman pembunuhan, blast pesan perusakan nama baik, teror telepon tak dikenal, hingga pemesanan fiktif melalui ojek online. Sementara itu, isu yang diserang berada di tiga kluster, yakni antikorupsi, impeachment, dan isu Papua.

Apa kesimpulan SAFEnet ­melihat teror digital ini?

Bila mengadopsi istilah-istilah kebencanaan dengan empat ­tingkatan status, yaitu situasi normal, waspada, siaga, dan awas, dari kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia pada lima tahun mendatang, Indonesia memasuki babak baru, yaitu siaga satu represi kemerdekaan berekspresi dan kriminalisasi aktivis prodemokrasi.

Apa dasar kesimpulan itu?

Pertama, pembatasan hak mengakses informasi. Kami menemukan sejumlah tindakan, seperti pemadaman Internet (Internet shut down), ­pemblokiran situs web (Internet ­blocking), serta gangguan pada Internet (Internet disruption) seperti peretasan situs web (hacking) dan serangan cyber (cyber attack), untuk melumpuhkan situs web sebagai tindakan-tindakan baru yang menunjukkan meningkatnya kontrol atas informasi.
Kedua, kriminalisasi pada aktivis prodemokrasi dan jurnalis. Reformasi 1998 tidak cukup membawa angin perubahan dan pelindungan terhadap kerja-kerja pers di Indonesia. Ketiga, tindakan pembubaran sejumlah diskusi akademis dan pembatasan hak masyarakat untuk berkumpul dan menyuarakan pendapat.

Bagaimana dengan isu perlindungan data pribadi yang mudahbocor di marketplace?

Ini satu topik penting, menurut kami. Konstitusi sudah menjamin perlindungan pribadi, di Pasal 28 G UUD 1945. Banyak start-up berdiri tapi tidak memasukkan agenda keamanan pengguna. Keamanan belum menjadi prioritas. Inilah pentingnya segera disusun Undang-Undang Perlindungan Pribadi (PDP). Sudah ada langkah baik pemerintah mengirim naskah RUU itu ke DPR. Tapi draf pemerintah tidak mengatur keseluruhan aspek keamanan. Hanya menyangkut kasus ekonomi. Jika ada, hacking tidak bisa diakomodasi. Padahal jenisnya beragam, mengapa tidak sekalian?

Bagaimana sikap SAFEnet?

Kami sudah mengirimkan masukan pada Februari lalu. RUU PDP menyempitkan hak privasi menjadi sebatas pelin­dungan data pribadi. Padahal, di zaman sekarang, data erat kaitannya dengan hidup manusia pemiliknya, dan bila disalahgunakan, akan membahayakan hidup orang tersebut karena rentan mengalami kejahatan. Ada hak atas rasa aman yang melekat padanya. Jadi, yang harus dilindungi manusianya, bukan sekadar datanya.

Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri mengizinkan akses penggunaan data KTP elektronik ke pihak swasta, termasuk usaha tekfin. Apakah ini tidak berpotensi membahayakan dan disalahgunakan?

Selama ini Dukcapil telah banyak melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta. Dalam catatan yang pernah disampaikan Dirjen Dukcapil: lebih dari 1.500 perusahaan swasta. Pertama, apakah tindakan tersebut dapat dibenarkan? Kalau memakai kacamata pelindungan data pribadi, setiap ada upaya pemanfaatan di luar dari kesepakatan pemilik data, apalagi dikerjasamakan dengan pihak ketiga, maka ada persoalan. Mereka harus jujur kepada pemilik data atas penggunaan itu.
Kedua, apakah praktik kerja sama tersebut aman? Perlu transparansi proses kerja sama tersebut serta kesediaan Dukcapil dan pihak ketiga untuk diaudit dari sisi keamanan data oleh pemeriksa independen. Ketiga, bagaimana kemungkinan hal ini disalahgunakan? Ketika pengumpulan data berbasis pada data pribadi dan biometrik yang dilakukan Dukcapil terpusat, maka risiko keamanan dan penya­lahgunaan semakin besar. Kita perlu belajar dari negara lain. Ketika data pribadi warga bocor dan diperjualbelikan di pasar gelap, maka perlu tindakan mengamankan dan memastikan hal tersebut tidak terjadi.  

Bagaimana kondisi penggunaan Internet saat pandemi ini?

Saat ini akan lebih berat, karena kita berkomunikasi, bekerja, dan belajar memakai Internet. Mereka yang underprivileged akan bertambah. Orang harus memilih antara makan dan Internet. Harapannya, pemerintah tak hanya menyediakan bahan pokok tapi juga akses untuk membantu mereka. Ada bantuan untuk Internet, membeli kuota. Kemarin memang ada, tapi itu dari pihak swasta.
Jika tak diberikan bantuan, kesenjangan digital makin lebar. Akibatnya, banyak yang mungkin tidak bisa bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Situasi new normal ini butuh kejelasan langkah untuk ketersediaan akses Internet. Pemerintah harus membicarakan hal ini dengan asosiasi telekomunikasi. Harus dipikirkan. Tidak bisa semua dibebankan ke warga.   

Mengapa kekerasan gender secara daring kini juga tinggi?

KBGO (kekerasan berbasis gender online) terjadi karena ­banyak bekerja, belajar, dan berkomunikasi Internet di rumah. Kekerasan meningkat drastis. Sejak awal Januari sudah terjadi kebanjiran serangan digital dan kebocoran data. Serangan atau kekerasan itu makin lama makin berat karena tidak ada perhatian pada aspek keamanan dan pelindung­an. SAFEnet membangun jaringan, mengajak NGO perempuan, Kominfo, KPPA, kepolisian, dan Komnas Perempuan untuk melakukan advokasi.

Angkanya naik drastis…

Pada masa pandemi ini, jumlahnya makin banyak. Pada 2019, sekitar 14 kasus per bulan. Catatan Komnas Perempuan naik 200 persen. Kami kewalahan. Kami sampaikan maksimal kami hanya bisa mena­ngani 30 kasus.

Bagaimana awalnya Anda aktif di dunia digital dan advokasi?

Awalnya dari majalah digital kampus, Kampus & Kita, pada 1996. Lalu saya membuat proyek Twitteraiak pada 2011 untuk bertanya ke figur kondang. Saat itu Twitter belum dipakai untuk promosi. Saya dapat uang dari aktivitas ini. Lalu masuk ke televisi online, AleniaTV, menggunakan teknologi untuk membaca gaya hidup. Tak ada yang percaya bisa mendapatkan pemirsa dan berkompetisi dengan sebuah portal berita.

Lalu Anda mendirikan SAFEnet?

Pada 27 Juni 2013, mendirikan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) untuk membela hak digital masyarakat. Waktu itu sedikit yang berfokus pada konektivitas hak asasi dan teknologi digital. Saya juga membuat kerja sama ­dengan beberapa perusahaan teknologi, seperti Twitter dan Facebook, lalu pemerintah Timor Leste, Jerman, dan Indonesia serta organisasi sipil di Indonesia dan regional Asia. Saya percaya kita dapat mengubah Internet menjadi tempat yang lebih baik untuk siapa saja. Warganet bisa mengakses tanpa larangan, berekspresi bebas dari rasa takut dan aman ketika online.

Bagaimana Anda menghidupi SAFEnet dengan pekerjaan yang makin berat?

Selama ini SAFEnet tidak memiliki donor. Jadi, semua kegiatan dibiayai dari memberikan pelatih­an. Termasuk pelatihan ke Timor Leste tentang pemanfaatan media digital dan keamanan digital.

Anda sering mendapat intimidasi karena mengadvokasi soal penyerangan digital?

Cukup sering sejak 2017. Tapi paling intens dan cukup meresahkan justru tahun ini.

Apa saja kegiatan Anda saat senggang?

Saya suka membaca dan menulis. Terakhir, saya menulis kolom berangkat dari tulisan Zizek tentang new normal.

Anda suka baca apa?

Saya kolektor novel 1984 karya George Orwell, Simon Winchester, dan Haruki Murakami. Yang baru ini selesai dibaca buku-buku Yoah Noval Harari dan Slavoj Zizek.  

Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet: Indonesia Siaga Satu Kemerdekaan Berekspresi




SebelumnyaTamu 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet: Indonesia Siaga Satu Kemerdekaan Berekspresi

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Setop 250 Pelatihan Prakerja

    Komisi Pemberantasan Korupsi meminta pemerintah menyetop 250 jenis pelatihan online dalam program Kartu Prakerja.

    20 Juni 2020
  • Berita Utama

    KPK Sarankan Pencabutan 250 Pelatihan Prakerja

    Pahala Nainggolan mendapat informasi bahwa pemerintah menunda pembayaran tagihan ke mitra platform digital.

    20 Juni 2020
  • Berita Utama

    Penunjukan Mitra Prakerja Melenceng dari Aturan Pengadaan Jasa

    ICW meminta kesepakatan pemerintah dengan para mitra Kartu Prakerja dipublikasikan.

    19 Juni 2020
  • Metro

    Bersepeda Tanpa Perlu Punya Sepeda

    Dengan bersepeda, udara Jakarta yang bersih selama wabah Covid-19 bisa dipertahankan.

    19 Juni 2020
  • Metro

    Covid Bikin Warga Doyan Gowes

    Selain di Jakarta, peningkatan jumlah penggowes terjadi di Makassar dan Surabaya.

    19 Juni 2020
  • Nasional

    Bantuan Kuliah di Masa Wabah

    Sekolah swasta bisa mendapat tambahan dana BOS.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Sejumlah Masalah untuk Arteta

    Masa depan David Luiz akan ditentukan para petinggi klub. 

    19 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pengelola Wisata Bersiap Menyambut Pelancong

    Pembukaan sejumlah destinasi dilakukan bertahap mulai Agustus.

    19 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Agar Truk Tak Sepi Order

    Trukita menyediakan platform digital bagi pemilik truk. Sudah mengoperasikan 11 ribu truk.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Kerlip Joao Felix

    Atletico wajib menang melawan Valladolid demi menjaga peluang tampil di Liga Champions musim depan.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Cara Bugar di Depan Layar

    Seperti memasak dan berkebun, berolahraga di rumah selama pandemi Covid-19 menjadi kegiatan lazim yang populer dan ngetren di media sosial. Para instruktur dan pelatih kebugaran pun kebanjiran rezeki dengan tingginya permintaan kelas olahraga daring melalui layanan video streaming, aplikasi telekonferensi, hingga konten video berbayar. Di masa normal baru, kelas-kelas online itu dilanjutkan dalam pertemuan langsung yang dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.

    19 Juni 2020
  • Internasional

    Agresi Cina yang Meresahkan Dunia

    Negara-negara jiran mulai membentuk aliansi untuk menantang Beijing.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Mengatur Porsi Sesuai Situasi

    Keterbatasan waktu dan tempat semasa pembatasan sosial membuat intensitas olahraga pun turut berkurang. Saatnya menambah porsi latihan di masa kewajaran baru.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    17 Tahun Tumbuh Bersama Tintin

    Anggota komunitas ini berburu pernak-pernik dan menapak tilas petualangan Tintin hingga ke luar negeri.

    19 Juni 2020
  • Seni

    Penyesalan

    NAMA saya Martin Jemali, berasal dari daratan Flores bagian tengah dan beberapa waktu lalu saya diwisuda menjadi sarjana sosiologi di salah satu perguruan tinggi tidak terkenal di Kota Makassar.

    19 Juni 2020
  • Internasional

    Menjaga Tradisi Palestina dari Jauh

    Saat ini ada 5,6 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di UNRWA.

    19 Juni 2020
  • Buku

    Mengapa Sains Layak Dipercaya

    Sikap ilmiah membedakan sains dari non-sains dan pseudosains.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Perang Dingin di Tim Ferrari

    Sebastian Vettel tak mendapat kesempatan menjajal SF1000.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Adu Canggih Konsol Game

    Delapan hari lalu, perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, akhirnya mengumumkan rancangan produk konsol game generasi terbaru mereka: PlayStation 5 (PS5).

    19 Juni 2020
  • iTempo

    Membantu UMKM Masuk Pasar Online

    Saat ini baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah masuk ke pasar online.

    18 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Pesona Alam dan Tradisi di Pemuteran

    Jika pernah membayangkan berjalan-jalan di pantai yang tenang tanpa kehidupan malam, dengan alam dan budaya asli yang masih terjaga, datanglah ke Pemuteran di Bali. Cukup menempuh perjalanan tiga hingga empat jam dari Denpasar.

    18 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Peristirahatan Terakhir

    Jika jenazah itu bisa bersedih, mungkin dia akan bersedih pada hari pemakamannya. Pergi meninggalkan dunia ini tanpa diantar oleh orang-orang tersayang.

    18 Juni 2020
  • Tamu

    Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet: Indonesia Siaga Satu Kemerdekaan Berekspresi

    Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), paling kencang mempersoalkan pemutusan dan pemblokiran Internet di Papua dan Papua Barat pada Agustus tahun lalu.

    20 Juni 2020
  • Sastra

    Zona Merah

    love in the time of corona bu, ada badai di langit, ada burung yang cacat, tidak mau hinggap di bumi lagi

    20 Juni 2020
  • Cari angin

    Kritik

    Bagi sebagian rakyat, ada dua kewaspadaan yang bersifat nasional yang harus diperhitungkan hari-hari ini.

    20 Juni 2020
  • Agenda

    S.E.A. Write Award 2020 untuk Leila S. Chudori

    Penulis dan jurnalis senior Leila S. Chudori mendapat penghargaan Sastra Asia Tenggara atau South East Asia Write Award (S.E.A. Write Award) atas novelnya, Laut Bercerita.

    20 Juni 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved