Kisah Penjual Saren
Tubuh yang agak kurus terbungkus baju hangat yang lusuh. Rambutnya dibiarkan terikat hampir lepas mengiringi langkah gontai suaminya. Masing-masing membawa ember putih, berjalan menyusuri jalan di tengah tempat penjagalan sapi. Ia melangkah sambil terbatuk-batuk. Mereka berdua berdiri di pojok ruang penjaga. Begitu dipersilakan, si suami membawa dua ember putih bekas wadah cat. Si perempuan masih saja terbatuk-batuk menunggu suaminya. "Enggak ikut
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini