Ayah Memandangku Sambil Mengacungkan Parang
Arianto Adipurwanto
Hidungku telah cacat sejak lahir. Ada garis yang menjorok ke dalam tepat di tengah-tengah. Jika kuperhatikan lebih lama, garis itu tampak seperti bekas tetakan parang. Mungkin karena garis itu atau bukan, yang jelas, aku memiliki wajah yang terlalu lebar, dengan kedua mataku terpisah terlalu jauh satu sama lain.
Ayahku seorang pemabuk yang lahir untuk menyadap nira, minum tuak, dan marah-marah. Ia selalu mengatakan bahwa aku
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini