JAKARTA – Pemerintah menargetkan vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Tanah Air rampung dalam setahun. Adapun sasaran vaksinasi tersebut sebanyak 181,5 juta jiwa di Indonesia atau setara sekitar 70 persen dari total penduduk.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan, untuk mencapainya pemerintah menargetkan 1 juta vaksinasi Covid-19 per hari. Hal itu dilakukan guna mempercepat proses distribusi vaksinasi yang menjangkau semua lapisan masyarakat. “Nah, karena itu makin hari makin naik, makin hari makin naik, dan target kami adalah 1 juta per hari. Ini harus dicapai dan ini juga permintaan Presiden supaya itu diperoleh,” ujarnya, kemarin.
Ma'ruf mengungkapkan sejumlah upaya dilakukan pemerintah guna mempercepat program vaksinasi Covid-19. Langkah yang diambil di antaranya dengan menyederhanakan prosedur teknis, seperti registrasi, distribusi, dan data penerima vaksin. Kuantitas vaksin pun akan ditambah. Tak hanya mengandalkan impor, tapi juga mempercepat produksi vaksin yang dibuat di dalam negeri.
Selain itu, kata Ma'ruf, tenaga vaksinator akan ditambah dari TNI dan Polri. Pemerintah juga akan menambah vaksinasi massal di banyak tempat, tidak hanya di rumah sakit pemerintah. Rumah sakit swasta pun dilibatkan dan sejumlah tempat lain akan difungsikan. “Bahkan di Jawa Barat itu bukan hanya puskesmas, tapi juga semacam pos-pos, ya. Gedung-gedung pemerintah itu digunakan untuk melakukan vaksinasi,” ujarnya.
Guna mengejar target tersebut memang dibutuhkan penyuntikan vaksin Covid-19 sebanyak 1 juta dosis per hari. Namun, dalam satu setengah bulan perjalanan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, rata-rata pemberian vaksin masih di bawah 100 ribu dosis per hari. Adapun realisasi vaksinasi hingga Kamis, 25 Februari 2021, masih sekitar 1,46 juta jiwa yang termasuk kelompok tenaga kesehatan.
Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tamblong, Bandung, Jawa Barat, 25 Februari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Pemerintah saat ini telah memulai vaksinasi tahap kedua. Program ini menyasar 38 juta penduduk, yang terdiri atas pejabat layanan publik dan warga lanjut usia atau berusia di atas 60 tahun. Adapun vaksinasi Covid-19 tahap pertama sudah dilakukan sejak pertengahan Januari 2021 dan menyasar 1,48 juta tenaga kesehatan.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan sebanyak 11,4 juta dosis vaksin Covid-19 akan siap pada Maret 2021. Jutaan vaksin tersebut disiapkan untuk mendukung pelaksanaan program vaksinasi tahap kedua. "Diperkirakan bulan ini sudah siap 7,5 juta dosis dan pada Maret kita perkirakan bisa 11,4 juta dosis," kata Bambang dalam diskusi virtual pada awal pekan ini.
Untuk pelayan publik, Kementerian Kesehatan mengkategorikan anggota TNI-Polri dan petugas pelayan publik umum, seperti petugas pemadam kebakaran hingga perangkat desa. Ada juga di dalamnya pedagang pasar, tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah serta ASN, petugas keamanan, pelayan pariwisata, pekerja transportasi publik, atlet, dan wartawan.
Menurut Bambang, distribusi vaksin Covid-19 akan disebar ke 34 provinsi. Namun jumlahnya bergantung pada ketentuan Kemenkes. "Quantity di masing-masing provinsi ditentukan Kemenkes, termasuk sasaran pertama (vaksinasi Covid-19), Jawa-Bali. Jadi, kami ikuti permintaan dari Kemenkes, mana yang harus dikirim duluan, mana prioritas pengiriman berikutnya," kata dia.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan tidak harus 100 persen tenaga kesehatan divaksinasi. Menurut dia, hal itu membuat vaksinasi tidak sesuai dengan jadwal. “Bisa (karena tenaga kesehatan) tidak layak atau masih ragu," ujar dia.
Menurut Pandu, tenaga kesehatan atau siapa pun jika tidak layak mendapat vaksin, memang tidak bisa divaksinasi. Dia menilai upaya tersebut bisa dilakukan, mengingat proses vaksinasi tidak harus 100 persen, termasuk bagi tenaga kesehatan. “Tidak harus 100 persen juga," dia menjelaskan.
EKO WAHYUDI | FRISKI RIANA
#ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak