maaf email atau password anda salah


Puisi Andreas Mazland dan Imam Khoironi

Andreas Mazland dan Imam Khoironi menulis puisi yang disiarkan di berbagai media. Mereka juga menulis cerpen dan esai.

arsip tempo : 171428562277.

Komedian. tempo : 171428562277.

Andreas Mazland

melancong ke toba

         untuk Sitor Situmorang

tidak kudengar lagi di sini 
bunyi seruling gembala 
memenuhi lembah, sitor. 
sudah lama tidak

tinggal deru bis ringkih antar-lintas
di pendakian tinggi tarutung
yang gema suaranya seperti ferarri
larinya serupa kerbau dilecut pedati

tapi kuziarahi juga kampungmu, sitor.
kampung yang membuatmu selalu rindu
akan dentang lonceng gereja bertalu-talu
yang mengumumkan berita bahagia satu-satu

aku tau toba bukan tiberias
bukan kanaan. bukan babilon
bukan pula sungai yordan
kau pun juga tau itukan, sitor?

meski diapit tebing-tebing hijau 
gua-gua batu dan hamparan danau
purba berwarna zamrud  
serupa eden dari dunia impian 
sebagaimana yang kaudengar 
tiap pagi minggu

tapi tidak seperti toba 
dalam ingatanmu, sitor.
tidak. toba yang kudatangi
adalah padang-padang mati

sebab di sini bukan hanya air surut
yang mengelucak tepian danau 
di musim kemarau, sitor. 
nasib pun juga

2023

Imam Khoironi

Komedian

Sebelum pertunjukan dimulai

aku ingin semua orang berdiri

memberikan penghormatan

kepada luka-luka

yang tampil, telanjang

untuk menghibur hatimu yang murung

 

Di atas panggung ini

aku melempar bebatuan

kerikil tajam, serpihan andesit dan batu ginjal

Hingga tali yang menambat tawamu

lepas

Dan biduk yang membawa kebahagiaan dapat berlabuh

ke dermagamu yang biru

 

Ketahuilah, tugasku hanya menghujanimu

dengan lelucon

kau tak perlu angkat topi

atau lempar bunga

di tepian panggung ini

aku ingin mendengar gelakmu!

 

Sebelum pertunjukan kuakhiri

Aku ingin semua orang merunduk

mengheningkan cipta

mengenang kepergian suka cita

ke timur laut

tempat nelayan-nelayan

kehilangan ombak

dan kapal-kapal karam

di dasar birunya segara

 

Bandar Lampung, 1 Juni 2023

Andreas Mazland, lahir di Banda Aceh. Menulis puisi, cerpen, dan esai yang disiarkan di berbagai media. Bergiat di Sarang Tampuo,  komunitas sastra kecil di Kota Padang. Emerging Writers Balige Writers Festival 2023.  

Imam Khoironi, lahir di Desa Cintamulya, 18 Februari 2000. Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Inggris UIN Raden Intan Lampung ini menulis puisi serta kadang-kadang cerpen dan esai. Buku puisinya berjudul Denting Jam Dinding (2019).  

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 April 2024

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan