Puisi Andreas Mazland dan Imam Khoironi
Andreas Mazland dan Imam Khoironi menulis puisi yang disiarkan di berbagai media. Mereka juga menulis cerpen dan esai.
Andreas Mazland
melancong ke toba
untuk Sitor Situmorang
tidak kudengar lagi di sini
bunyi seruling gembala
memenuhi lembah, sitor.
sudah lama tidak
tinggal deru bis ringkih antar-lintas
di pendakian tinggi tarutung
yang gema suaranya seperti ferarri
larinya serupa kerbau dilecut pedati
tapi kuziarahi juga kampungmu, sitor.
kampung yang membuatmu selalu rindu
akan dentang lonceng gereja bertalu-talu
yang mengumumkan berita bahagia satu-satu
aku tau toba bukan tiberias
bukan kanaan. bukan babilon
bukan pula sungai yordan
kau pun juga tau itukan, sitor?
meski diapit tebing-tebing hijau
gua-gua batu dan hamparan danau
purba berwarna zamrud
serupa eden dari dunia impian
sebagaimana yang kaudengar
tiap pagi minggu
tapi tidak seperti toba
dalam ingatanmu, sitor.
tidak. toba yang kudatangi
adalah padang-padang mati
sebab di sini bukan hanya air surut
yang mengelucak tepian danau
di musim kemarau, sitor.
nasib pun juga
2023
Imam Khoironi
Komedian
Sebelum pertunjukan dimulai
aku ingin semua orang berdiri
memberikan penghormatan
kepada luka-luka
yang tampil, telanjang
untuk menghibur hatimu yang murung
Di atas panggung ini
aku melempar bebatuan
kerikil tajam, serpihan andesit dan batu ginjal
Hingga tali yang menambat tawamu
lepas
Dan biduk yang membawa kebahagiaan dapat berlabuh
ke dermagamu yang biru
Ketahuilah, tugasku hanya menghujanimu
dengan lelucon
kau tak perlu angkat topi
atau lempar bunga
di tepian panggung ini
aku ingin mendengar gelakmu!
Sebelum pertunjukan kuakhiri
Aku ingin semua orang merunduk
mengheningkan cipta
mengenang kepergian suka cita
ke timur laut
tempat nelayan-nelayan
kehilangan ombak
dan kapal-kapal karam
di dasar birunya segara
Bandar Lampung, 1 Juni 2023
Andreas Mazland, lahir di Banda Aceh. Menulis puisi, cerpen, dan esai yang disiarkan di berbagai media. Bergiat di Sarang Tampuo, komunitas sastra kecil di Kota Padang. Emerging Writers Balige Writers Festival 2023.
Imam Khoironi, lahir di Desa Cintamulya, 18 Februari 2000. Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Inggris UIN Raden Intan Lampung ini menulis puisi serta kadang-kadang cerpen dan esai. Buku puisinya berjudul Denting Jam Dinding (2019).