Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Semua Gara-gara Neymar

Meski Brasil punya banyak pemain bagus, pelatih Tite masih belum menentukan pengganti Neymar yang cedera. Penyerang dengan 75 gol itu dianggap sosok tak tergantikan di timnas Brasil.

28 November 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemain Brazil, Neymar dalam pertandingan Group G melawan Serbia di Stadion Lusail Stadium, Lusail, Qatar, 24 November 2022. REUTERS/Amanda Perobelli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA karena seorang Neymar Jr, riuhlah satu negara. Meski Brasil mengawali start bagus dengan mengalahkan Serbia 2-0, tim dokter mengumumkan penyerang Paris Saint-Germain itu tidak bisa main dalam laga melawan Swiss, nanti malam. Juga saat menghadapi Kamerun pada Sabtu mendatang, dalam partai penutup Grup G Piala Dunia 2022. Cedera kambuhan di pergelangan kakinya terbilang parah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebenarnya bek kanan Danilo pun mengalami cedera. Tapi cuma yang dialami Neymar yang membuat negeri itu terbelah. Banyak yang berempati, tapi tak sedikit pula yang merasa senang. Mereka yang tak suka Neymar—disebutkan karena dia mendukung Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden lalu—menyatakan kegirangannya di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Raphinha, pemain sayap kanan Brasil, geleng-geleng kepala melihat fenomena itu. Di Instagram Stories-nya, bintang Barcelona itu membandingkannya dengan perlakuan orang Argentina terhadap Messi dan warga Portugal terhadap Cristiano Ronaldo. “Rupanya orang-orang Brasil lebih suka bila kaki Neymar patah,” kata dia.

Sesi latihan tim sepak bola Brasil di Stadion Al Arabi SC, Doha, Qatar, 25 November 2022. REUTERS/Albert Gea

Cedera Neymar tentu saja berdampak pada tim asuhan Adenor Leonardo Bacchi alias Tite itu. Peran penyerang yang telah menyumbang 75 dari 122 pertandingan itu ternyata begitu sentral di tim ini. Casimero, pemain gelandang Brasil, menyebutkan eks bintang Barcelona tersebut tidak tergantikan.

“Membicarakan Neymar bisa menghabiskan waktu hingga berhari-hari. Tentang permainannya, kualitasnya, dan betapa pentingnya dia untuk kami,” kata Casemiro, 30 tahun. “Tak terbantahkan, dia pemain terbesar yang membuat perbedaan dalam tim kami.”

Sebenarnya, Brasil, yang lima kali meraih gelar juara Piala Dunia, punya banyak pemain bagus yang bisa mengisi posisi Neymar. Casemiro pun menyebutkan Vinicius Jr, Raphinha, Richarlison, dan Gabriel Jesus. “Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa Neymar adalah pemain terbaik kami,” ujarnya.

Peran vital Neymar tampak dalam Piala Dunia 2014 di Brasil. Setelah mengalami cedera tulang belakang saat bermain di babak perempat final melawan Kolombia, permainan Brasil langsung melempem. Puncaknya, mereka dibantai 1-7 oleh Jerman dalam laga semifinal. Di momen lainnya, Neymar tampil sebagai pemimpin saat Brasil menjadi juara Copa America 2019 di negerinya sendiri.

Lantas, siapa yang akan dimainkan oleh Tite? Pelatih berusia 61 tahun itu belum buka suara. Dia hanya berharap sang penyerang bisa segera sembuh dan bermain lagi. “Kami yakin Neymar akan terus bermain di Piala Dunia ini," kata dia.

Sudah menjadi kebiasaan Tite—orang Brasil menyebutnya Titi—selalu mengumumkan susunan pemain pada saat-saat akhir. Walhasil, pengganti Neymar akan terus menjadi teka-teki dan dinantikan banyak orang. Hanya satu orang yang tak tertarik atas jawaban itu, yakni pelatih Swiss, Murat Yakin.

Dengan penuh keyakinan, Yakin menyatakan absennya Neymar tak akan membuat Selecao pincang. “Dengan banyaknya pemain bagus di bangku cadangan, mereka dapat membuat dua atau tiga tim yang sama kuat,” katanya, Sabtu lalu. “Mereka tidak akan menjadi lemah.”

Alih-alih ikut memikirkan pengganti Neymar, Yakin putar otak mencari strategi yang pas untuk menghadapi tim pemenang Piala Dunia 2002 itu. Satu hal yang pasti, timnya akan membangun benteng yang lebih kuat, bahkan dibandingkan saat mereka menang atas Kamerun dalam laga pertama Grup G.

#Info Piala Dunia 5.1.1-Brasil vs Swiss

Permainan bertahan dengan sesekali mencuri kesempatan lewat serangan balik sepertinya merupakan strategi yang jitu. “Melawan Brasil, semuanya bisa lepas kendali. Saya pikir pasti ada ruang untuk perbaikan di sana,” kata pelatih asal Turki itu.

Sebenarnya, rekor penampilan Swiss menghadapi Brasil tidaklah buruk. Empat tahun lalu, di Piala Dunia 2018 di Rusia, mereka bermain imbang 1-1. Namun, kata pelatih berusia 48 tahun itu, hasil di Rostov tersebut tidak bisa menjadi ukuran dalam pertandingan kali ini. “Sepak bola cepat berubah. Banyak pemain baru yang datang,” ujarnya. Bintang-bintang baru telah berdatangan dan menjejali tim Brasil. Gabriel Martinelli yang bermain gemilang di Arsenal atau Vinicius Jr yang tampil menawan di Real Madrid adalah sedikit yang bisa disebutkan.

IRFAN BUDIMAN |FIFA|GLOBO ESPORTE |MARCA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus