Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Kedalaman Skuad Adalah Kunci

Erick Thohir, mantan Presiden Inter Milan, memprediksi trofi Piala Dunia 2022 akan diraih oleh tim yang memiliki pemain inti dan cadangan dengan kualitas setara. Didorong oleh perubahan batas pergantian pemain, dari tiga jadi lima pemain.

28 November 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lukmannul Hakim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erick Thohir*

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erick Thohir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bicara Piala Dunia 2022 di Qatar, berarti kita memasuki musim ke-22 yang berjarak 92 tahun sejak pertama kali bergulir pada 1930 di Uruguay. Turnamen empat tahunan ini bermetamorfosis sebagai kompetisi yang tak cuma mengejar permainan indah dan gol-gol menakjubkan. Ragam peraturan baru diterapkan dan kemajuan teknologi diaplikasikan, sehingga hasil akhir pertandingan tak lagi menyisakan drama panjang penuh perdebatan.

Ada lima aturan baru di Piala Dunia Qatar. Pertama, penerapan semi-automated offside technology. Menggunakan 12 kamera yang mengikuti 29 bagian tubuh setiap pemain, teknologi ini bisa memastikan posisi offside pemain. Mirip goal line technology. Kedua, kehadiran wasit perempuan. Aturan lain adalah kewajiban kiper menempatkan kaki di garis gawang saat tendangan penalti.

Saya tertarik membahas izin pergantian dari tiga menjadi lima pemain. Ketentuan ini sekaligus membuat perubahan kelima, yaitu penambahan jumlah anggota tim, dari 23 jadi 26 pemain.

Saya pikir akan menjadi satu kunci utama untuk menentukan calon juara Piala Dunia 2022. Tim-tim dengan status "deep squads" atau memiliki kedalaman berkat pemain pelapis yang tak kalah hebat ketimbang starting eleven akan punya modal lebih besar untuk merebut trofi Jules Rimet.

So, siapa saja kesebelasan dengan "deep squads" di Qatar 2022? Di mata saya, ada tujuh negara, yakni Brasil, Argentina, Belanda, Portugal, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Brasil, yang selalu jadi favorit, boleh dibilang punya kedalaman sektor penyerang yang luar biasa. Sembilan pemain depan mereka adalah yang terbaik di dunia. Mulai Neymar (Paris Saint-Germain), Vinicius Jr. (Real Madrid), Rodrygo (Real Madrid), Gabriel Jesus (Arsenal), Richarlison (Tottenham), Raphinha (Barcelona), Gabriel Martinelli (Arsenal), Antony (Manchester United), hingga Pedro (Flamengo).

Jika penyerang mereka tumpul, gelandang top dan serbaguna seperti Bruno Guimaraes (Newcastle), Casemiro (Manchester United), serta Lucas Paqueta (West Ham), atau bek tengah kelas dunia seperti Thiago Silva (Chelsea), Marquinhos (PSG), dan Eder Militao (Real Madrid), serta kiper Alisson (Liverpool) dan Ederson (Manchester City) bisa menjadi opsi terbaik. Hanya, kendala di Brasil, mereka tak memiliki bek sayap berkelas untuk membuka serangan dari sisi lapangan, seperti era Cafu dan Roberto Carlos.

Argentina memang masih mengandalkan Lionel Messi yang tampil mengecewakan di Piala Dunia sebelumnya. Namun di Piala Dunia terakhirnya ini, Messi punya pendamping berkualitas semacam Angel Di Maria (Juventus), Lautaro Martinez (Inter Milan), dan Paulo Dybala (Roma), dengan Julian Alvarez (Manchester City) menjadi kandidat potensial.

Di lini tengah, Rodrigo De Paul (Atletico Madrid) ibarat tank yang siap melabrak siapa pun dengan dukungan pemain muda Enzo Fernandez (Benfica). Walau di barisan belakang terkesan biasa saja, tumpuan bisa diserahkan kepada poros empat bek, yakni Nicolas Otamendi (Benfica), Lisandro Martínez (Manchester United), Nahuel Molina (Atletico Madrid), dan Nicolas Tagliafico (Lyon), dengan Emiliano Martinez (Aston Villa) sebagai cadangan.

Belanda yang performanya naik-turun dalam 12 tahun terakhir. Setelah jadi runner-up di Piala Dunia Afrika Selatan 2010 dan meraih peringkat ketiga di Brasil 2014, mereka gagal lolos di Piala Eropa 2016 Prancis serta menjadi penonton di Rusia 2018. Tim Oranje mungkin akan kembali tampil kuat di Qatar 2022.

Skuad pertahanan mereka di atas rata-rata. Virgil van Dijk (Liverpool), Matthijs de Ligt (Bayern Muenchen), Stefan de Vrij (Inter Milan), dan Nathan Ake (Manchester City) merupakan satu barisan bek tengah terbaik di dunia saat ini. Jurrien Timber (Ajax) yang berusia 20-an tahun bakal jadi alternatif yang potensial.

Lini tengah Belanda memiliki kreator pada diri Steven Berghuis dan Davy Klaassen (Ajax), dengan dukungan dua bek serang Marten de Roon (Atalanta) dan Teun Koopmeiners (Atalanta). Sektor depan mereka kuat dengan adanya Memphis Depay (Barcelona) sebagai ujung tombak, serta dukungan Steven Bergwijn (Ajax) dan duo pemain muda PSV, Cody Gakpo dan Xavi Simons. Perhatian terbesar Belanda adalah penjaga gawang, tapi dengan lini belakang dan tengah yang kuat, mereka tak perlu khawatir kebobolan banyak gol.

Portugal jelas masih mengandalkan Cristiano Ronaldo di barisan depan. Ia akan memimpin Rafael Leao (AC Milan) sebagai perusak di sektor sayap kiri, sementara Bernardo Silva (Manchester City) dan Bruno Fernandes (Manchester United) menjadi kreator lini tengah yang luar biasa. Bahkan Silva mampu bermain di sisi sayap kanan jika diperlukan.

Ruben Neves (Wolves), Joao Palhinha (Fulham), dan William Carvalho (Real Betis) merupakan deretan pemain yang hebat di lini tengah, sementara Vitinha (PSG) dan Matheus Nunes (Wolves) adalah dua opsi pemain muda yang berani bertarung dengan siapa pun.

Meski pemain senior, Pepe (Porto), masih bermain, Ruben Dias (Manchester City) di posisi bek tengah dan Joao Cancelo (Manchester City), Diego Dalot (Manchester United), Nuno Mendes (PSG), serta Raphael Guerreiro (Borussia Dortmund) sebagai pilihan untuk kedua bek sayap, Portugal punya kekuatan belakang yang tidak bisa diabaikan. Terlebih Rui Patricio (Roma) dan Diogo Costa (Porto) akan menjadi pilihan utama di posisi kiper.

Prancis agak murung mengawali Qatar 2022. Jika saja Karim Benzema (Real Madrid) sang pemenang Ballon d'Or 2022 tidak tercoret karena cedera saat latihan, tim berjulukan Ayam Jantan ini punya skuad depan terbaik kedua setelah Brasil. Benzema absen menyusul pemain andalan Prancis lainnya, Christopher Nkunku (RB Leipzig). Kylian Mbappe (PSG) sebagai tokoh sentral, pencetak gol dalam kemenangan Prancis 4-2 atas Kroasia di final Rusia 2018, akan bahu-membahu bersama Kingsley Coman (Bayern Muenchen), Olivier Giroud (AC Milan), Ousmane Dembele (Barcelona), dan Antoine Griezmann (Atletico Madrid).

Situasi di lini tengah juga sedikit suram tanpa N'Golo Kante (Chelsea) dan Paul Pogba (Juventus). Namun duo pemain muda Real Madrid, Aurelien Tchouameni dan Eduardo Camavinga dapat diandalkan Les Bleus. Kemudian di lini pertahanan, manajer Didier Deschamps punya banyak pilihan untuk memainkan empat bek berkat Jules Kounde (Barcelona), Raphael Varane (Manchester United), Presnel Kimpembe (PSG), dan Theo Hernandez (AC Milan). Bek muda William Saliba (Arsenal) siap menjadi pemain pelapis. Di bawah mistar gawang, Hugo Lloris (Tottenham) tak tergantikan, meski pelapisnya, Alphonse Areola (West Ham), tak kalah cekatan.

Jerman, yang gagal lolos dari fase grup di Rusia 2018, datang ke Qatar 2022 dengan daftar yang mengesankan, terutama di lini tengah. Joshua Kimmich (Bayern Muenchen), Ilkay Guendogan (Manchester City), Jamal Musiala (Bayern Muenchen), Leon Goretzka (Bayern Muenchen,) dan Thomas Mueller (Bayern Muenchen) merupakan lini tengah terdalam dari 32 tim di Qatar. Duo sayap Bayern Muenchen, Leroy Sane dan Serge Gnabry, juga akan memainkan peran penting. Jerman juga punya Youssoufa Moukoko, pemain berusia 17 tahun dari Borussia Dortmund yang menjadi simpanan tim.

Antonio Ruediger (Real Madrid) dan duet dari Dortmund, Niklas Suele dan Nico Schlotterbeck, adalah pilihan solid di posisi bek tengah bersama Armel Bella-Kotchap, bek muda yang tampil mengesankan di Southampton pada musim pertamanya di Liga Primer Inggris. David Raum (RB Leipzig) akan menjadi full-back andalan melalui umpan-umpan silang berkelasnya, serta ditambah Manuel Neuer (Bayern Muenchen) yang masih menjadi satu kiper terbaik dunia di usia 36 tahun. Marc-Andre ter Stegen (Barcelona) menjadi kiper cadangan yang kualitasnya di atas kiper utama tim lain.

Terakhir, Inggris, runner-up Piala Dunia 2020. Inilah generasi emas yang harus dimanfaatkan Gareth Southgate untuk memainkan sepak bola menyerang. Dengan Harry Kane (Tottenham) sebagai leader, para bintang muda, seperti Phil Foden (Manchester City) dan Bukayo Saka (Arsenal), akan menjadi pilihan di sayap kanan serta Raheem Sterling (Chelsea) atau Marcus Rashford (Manchester United) di sayap kiri.

Di lini tengah, posisi yang juga dikuasai Foden, juga ada Declan Rice (West Ham), James Maddison (Leicester City), dan bintang potensial Jude Bellingham (Borussia Dortmund). Mereka punya banyak pilihan bek tengah, seperti John Stones (Manchester City) dan Ben White (Arsenal), serta bek sayap Luke Shaw (Manchester United) dan Trent Alexander-Arnold (Liverpool). Sedangkan di posisi kiper, Jordan Pickford (Everton) dan Nick Pope (Newcastle) menjadi dua penghenti bola tembakan yang solid, plus Aaron Ramsdale (Arsenal) yang menjadi pemain cadangan.

Akankah terbukti bahwa kedalaman tim akan mengerucut pada gelar juara? Kita nantikan bersama-sama. Kredo "bola itu bundar" jelas masih berlaku di Piala Dunia. Jika tidak, bagaimana ceritanya Kroasia yang membalikkan semua ramalan dan bisa tampil di final pada Rusia 2018.


*Presiden Football Club Internazionale Milano, 2013-2018, Menteri BUMN.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus