JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta korporasi meningkatkan kehati-hatian akan risiko pembiayaan di tengah kondisi ekonomi global yang mengalami ketidakpastian. Hal ini berkaitan dengan hasil riset lembaga pemeringkat Moody’s yang menyebut Indonesia masuk dalam 13 negara di Asia-Pasifik yang berisiko gagal bayar utang.
"Mereka harus meningkatkan kehati-hatian dari sisi apakah kegiatan korporasi akan menghasilkan pendapatan yang diharapkan," kata dia di gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, kemarin.
Sri juga mengingatkan manajemen perusahaan untuk berhati-hati saat memilih pembiayaan melalui utang. Sebab, kata dia, pilihan itu memberikan konsekuensi terhadap biaya yang harus dikeluarkan. "Saya rasa yang disampaikan oleh lembaga pemeringkat itu adalah peringatan yang baik untuk menjadi pertimbangan para pengambil keputusan."
Dalam laporan berjudul "APAC Banks Face Growing Risk from Leveraged Corporates as Macroeconomic Conditions Weaken", Moody’s Investors Service menyebut banyak perusahaan di Indonesia memiliki risiko gagal bayar utang. Indonesia bersama dengan India dilaporkan masuk dalam 13 negara di Asia-Pasifik yang memiliki risiko gagal bayar yang tinggi. DIAS PRASONGKO