Multatuli dan Kibul Kekuasaan

Seno Gumira Ajidarma
panajournal.com
Namanya juga Multatuli, yang gaya penulisannya meletup-letup dan topiknya bisa meloncat kian kemari, sehingga profesor seperti J.T. Buys bahkan bisa menilai Max Havelaar (1860) pada tahun terbitnya bahwa karya itu "tidak memiliki disiplin penulisan" (Peransi, 2005: 66). Bagaimanapun, bahasa dan komposisi karya itu sebagai teks susastra telah membuat nama Multatuli menjulang.
Tulisan "tanpa disiplin" pun terbentu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini