LEEDS – Laga guru melawan murid. Begitulah label pertandingan Leeds United melawan Manchester City pada pekan ke-4 Liga Primer, di Elland Road, nanti malam.
Memang begitu. Pep Guardiola, 49 tahun, manajer Manchester City, berulang kali menyebutkan manajer Leeds United, Marcelo Bielsa, 67 tahun, sebagai salah satu gurunya.
Perkenalan Guardiola dengan manajer asal Argentina itu bermula saat dia bermain untuk AS Roma pada musim 2002/2003. Kala itu, Gabriel Batistuta, rekan satu timnya, membisikkan sesuatu kepadanya.
“Kalau ingin jadi manajer, kamu harus bertemu dengan Bielsa,” kata Batistuta.
Batigol—julukan Batistuta—memang bukan sekadar bicara. Dia menjadi salah satu pemain yang pernah bekerja sama dengan Bielsa di tim nasional Argentina. Tentu dia paham luar-dalam tentang pelatihnya itu.
Dari mulut Batistuta, Guardiola mendengar gaya melatih dan filosofi sepak bola Bielsa. Sejak itu, dia, yang bercita-cita menjadi pelatih, terus mengikuti kiprah Bielsa.
Hingga akhirnya, dua tahun kemudian, saat bermain untuk klub Meksiko, Dorados de Sinaloa, dia menemui Bielsa. Dia menempuh perjalanan panjang menuju Rosairo, Argentina, yang berjarak sekitar 5.000 kilometer.
Kala itu, Bielsa tidak sedang menangani klub. Hampir dua tahun sejak mengantar Argentina merebut medali emas Olimpiade di Athena pada 2004, dia menganggur.
Mereka pun bertemu. Di sebuah tempat, sambil menikmati hidangan daging bakar, mereka bicara banyak tentang sepak bola.
Tim Rich—pengarang buku biografi Bielsa, The Quality of Madness: A Life of Marcelo Bielsa—menulis, dalam pertemuan itu, Guardiola bertanya banyak hal tentang sepak bola.
Tidak melulu soal taktik dan pengelolaan tim, Bielsa pun menjelaskan alasannya yang tak pernah memberi wawancara khusus dengan media tertentu. Semua pertanyaan dijawab dalam acara konferensi pers.
“Kenapa saya harus memberikan wawancara dengan jurnalis dari media besar dan menolak dari koran kecil? Apa kriteria untuk itu?” katanya.
Pesan tersebut diikuti oleh Guardiola. Sampai sekarang, dia tidak pernah memberikan waktu khusus kepada jurnalis tertentu. Semuanya dilakukan dalam konferensi pers. Semua jurnalis sama di mata dia.
Diskusi tersebut membawa pengaruh besar kepada Guardiola. Bagi dia, Bielsa memberikan wawasan baru tentang sepak bola.
Namun hasilnya tak menyenangkan bagi sang guru. Di La Liga, pada 2010, mereka berhadap-hadapan untuk pertama kalinya sebagai juru taktik.
Almeria, klub asuhan Bielsa, bertanding melawan Barcelona, yang tengah hebat-hebatnya di tangan Guardiola. Yang terjadi, klub asuhan sang guru habis disikat Lionel Messi cs dengan skor gemuk, 8-0.
Gara-gara itu pula Bielsa dipecat. Namun, di musim berikutnya, dia mendapat pekerjaan menangani Athletic Bilbao. Dalam dua laga di La Liga, Bilbao menahan imbang dan kalah oleh Barcelona.
Nanti malam, mereka bertemu lagi. Manchester City tentu datang dengan membawa tekad untuk menang. Apalagi sebelumnya, dalam turnamen Liga Primer, mereka baru saja dipermalukan oleh Leicester City dengan skor 5-2.
Kali ini Guardiola sedikit tenang. Sudah ada solusi untuk lini belakangnya yang gampang koyak dalam laga itu. Ruben Dias, 23 tahun, yang dibeli dari Benfica dengan harga Rp 1,1 triliun, bisa menjadi benteng baru Manchester City.
Kedatangan Dias dibarengi dengan kepergian Nicolas Otamendi ke arah sebaliknya. Dia menjadi bagian dari pertukaran dengan Dias. “Saya yakin Dias akan menjadi pemain luar biasa,” kata Guardiola tentang bek barunya itu.
Namun, untuk lini serang, Guardiola dipusingkan dengan cedera yang diderita Kun Aguero dan Gabriel Jesus. Walhasil, dengan kondisi macam itu, kemungkinan besar dia akan menaruh Raheem Sterling, yang biasa beroperasi di sektor sayap, menjadi penuntas serangan.
Toh begitu, meski tanpa kehadiran striker murni, menurut Bielsa, bukan berarti Manchester City menjadi tumpul. Pengalaman berhadapan dengan Guardola di La Liga adalah jawabannya.
Selain itu, dia mewaspadai kecerdikan Guardiola saat laga berlangsung. Menurut dia, pelatih asal Catalonia itu punya imajinasi yang secara cepat menemukan solusi di lapangan.
Dia juga menyatakan Guardiola merupakan salah satu pelatih dengan tim terbaik saat ini. Namun, Bielsa membantah bila dia disebut ikut membentuk kehebatan Guardiola saat ini.
“Saya bukan mentornya. Guardiola adalah pelatih yang memiliki kebebasan dalam gagasan dan dia bisa mewujudkannya,” katanya.
Bielsa boleh saja mengelak. Namun, menurut Javi Martinez, saat bermain bersama Bayern Muenchen, Guardiola, kala itu menjadi pelatih, sering bertanya tentang Bielsa.
“Dia ingin tahu bagaimana Bielsa melatih dan perlakuannya terhadap pemain,” kata Martinez yang dilatih Bielsa. “Mereka saling mengagumi.”
Di Elland Road, nanti malam, mereka harus membuang rasa saling kagum itu. Mereka akan membuktikan siapa yang paling hebat.
SKYSPORTS | MEN | TALKSPORTS | IRFAN BUDIMAN