NEW YORK – Sofia Kenin sepertinya belum siap menghadapi pertandingan di turnamen tenis pada pekan ini. Petenis peringkat keempat dunia itu tersingkir dalam laga perdana turnamen Cincinnati Masters yang menjadi ajang pemanasan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka pada 31 Agustus-13 September mendatang.
Juara Australia Terbuka 2020 itu menyerah dalam dua set saat menghadapi petenis Prancis, Alize Cornet, di lapangan keras. Ia sempat bangkit pada set kedua setelah kalah telak pada set pertama. Tapi Cornet mampu menyudahi pertandingan dengan skor 6-1, 7-6 (9-7).
"Rasanya saya tidak punya ritme apa pun dalam bertanding," kata petenis Amerika berusia 21 tahun itu. "Saya tidak tahu mengapa saya membiarkan hal itu terjadi. Saya benar-benar tidak bisa merasakan bola, seperti pada set kedua. Saya bahkan tidak tahu cara membalasnya. Jujur saja, itu benar-benar membuat frustrasi."
Ini merupakan penampilan pertamanya di kejuaraan tenis sejak pembatalan seluruh turnamen pada Maret lalu akibat pandemi Covid-19. Setelah kalah di nomor tunggal, petenis muda Amerika tersebut masih bisa memperpanjang pemanasanannya dengan bermain di nomor ganda bersama Victoria Azarenka, sebelum pergi ke Flushing Meadows.
Hanya, Kenin mengatakan harus segera mengevaluasi permainannya setelah kekalahan ini. Ia bisa belajar pada kemenangannya atas Garbine Muguruza dalam final di Australia Terbuka, awal tahun ini. Ia kalah di set pertama oleh Muguruza, tapi bisa bangkit dan membalikkan keadaan dengan merebut kemenangan dengan skor 4-6, 6-2, 6-2.
“Saya tidak akan pernah menyerah. Hal itu sebenarnya sesuatu yang belum pernah saya latih,” kata Kenin. “Saya telah melakukannya, mencoba meningkatkan performa di saat-saat terberat. Seperti saat melawan Muguruza.”
Kenin mengejutkan dunia tenis saat mengalahkan raksasa tenis Serena Williams di Prancis Terbuka 2019. Saat itu, hampir tidak ada yang mengenal Kenin. Perawakannya yang mungil, dengan tinggi badan 170 sentimeter, tak mengesankan sebagai petenis yang berbahaya melawan Serena.
Kemenangan atas Serena itu rupanya mampu mendongkrak semangat Kenin dan menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk terus bersaing melawan pemain papan atas. “Ketika mulai naik peringkat, saya merasa bahwa saya bisa. Tapi jelas pertandingan melawan Serena di Prancis Terbuka telah mengubah segalanya,” kata Kenin.
Tentu saja, menurut dia, kemudian ada lebih banyak harapan untuk bisa meraih gelar juara di berbagai turnamen. Setelah itu, ia mampu membuktikan kemampuannya dengan merebut gelar juara di Melbourne Park pada tahun ini.
“Mengalahkan Serena dan menjadi juara di Australia Terbuka merupakan dua momen yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang karier saya,” kata Kenin. “Mudah-mudahan, saya akan memiliki lebih banyak gelar Grand Slam.”
Meski masih kaku dalam bertanding, Kenin akan berusaha bermain dengan baik di Amerika Serikat Terbuka yang akan dimulai pada pekan depan. Dia berpeluang besar menambah gelar juara Grand Slam di Amerika Serikat Terbuka setelah sejumlah pesaing utamanya mengundurkan diri, seperti pemain peringkat pertama dan kedua dunia, Ashleigh Barty dan Simona Halep, yang absen karena khawatir akan pandemi Covid-19.
TENNIS365 | SPORT24 | TENNISUSA | NUR HARYANTO
13