AMIENS - Ligue 1 musim ini sudah tutup buku. Pandemi virus corona yang menyerang Prancis membuat pemerintah menolak segala bentuk kegiatan olahraga profesional hingga September mendatang.
Tak ada lampu hijau buat Ligue 1 dan Ligue 2 menuntaskan sisa laga musim ini. Asosiasi sepak bola Prancis, otoritas liga, dan klub lantas bertemu pada awal Mei lalu untuk menentukan hasil musim ini.
Hasilnya, Paris Saint-Germain dinyatakan sebagai juara. PSG memimpin klasemen dengan 68 angka. Mereka terpaut 12 angka dari tim runner-up Marseille. Selain itu, mereka setuju menerapkan aturan degradasi dan promosi.
Untuk Ligue 1, dua tim di dasar klasemen, yakni Amiens dan Toulouse, dinyatakan mengalami degradasi ke Ligue 2. Adapun juara Ligue 2 Lorient dan tim runner-up Lens sah promosi ke Ligue 1.
Operator Ligue 1 dan Ligue 1, Ligue de Football Professionel atau LFP, saat itu menduga bakal ada klub yang menggugat keputusan promosi dan degradasi tersebut. Alasannya sudah bisa ditebak, kompetisi musim ini tak tuntas, jadi tidak akan adil jika ada tim yang mengalami degradasi dan promosi.
"Tapi keputusan ini sudah bulat. Tak jadi masalah kalau ada yang menggugat," kata Ketua LFP Didier Quillot.
Benar saja, Presiden Amiens Bernard Joannin sedang menyiapkan materi gugatan atas keputusan degradasi klubnya. Joannin beralasan, Amiens masih punya 10 laga sisa.
Walhasil, tim berjulukan Les Licornes itu masih punya peluang untuk keluar dari zona degradasi. Terlebih mereka hanya terpaut empat poin dari Nimes di posisi ke-18.
"Kami sedang berjuang melawan ketidakadilan. Dalam aturan liga, ada 38 pertandingan. Keputusan ini merugikan kami," kata pria berusia 67 tahun itu.
Joannin juga mengajak para fan menandatangani petisi menolak putusan degradasi. Menurut dia, petisi dari ribuan suporter akan memperkuat argumentasi gugatan Amiens.
"Kami yakin memegang bukti kuat. Kami akan buktikan kami benar dan menegakkan keadilan olahraga di sidang nanti," kata Joannin.
Adapun pengacara Amiens, Christophe Bertrand, mengatakan dirinya sudah mendaftarkan gugatan tersebut ke Pengadilan Administrasi Paris. Bertrand menggarisbawahi bahwa kliennya tak berupaya menentang keputusan pemerintah yang melarang kegiatan olahraga hingga September mendatang.
"Ada sebagian orang yang salah mengartikan gugatan kami. Yang kami gugat adalah konsekuensi dari keputusan liga menyudahi kompetisi," kata Bertrand.
Faktanya, bukan cuma Amiens yang mengajukan gugatan atas keputusan LFP. Tim papan atas Prancis, Olympique Lyon, juga ikut mempermasalahkan keputusan menetapkan gelar juara kepada PSG.
Presiden Lyon Jean-Michel Aulas menyebutkan terlalu dini LFP menentukan gelar juara untuk musim ini. Sebab, jika berpatokan pada jumlah poin, masih terbuka peluang bagi tim lain untuk menyalip perolehan angka PSG dengan sisa 10 pertandingan.
Kegeraman Aulas terjadi karena timnya terseok di posisi ketujuh klasemen dengan perolehan 40 angka. Lyon pun tak punya kesempatan untuk berpentas di kompetisi Eropa musim depan. Sebab, dalam Ligue 1, hanya empat tim teratas yang boleh tampil di Liga Champions dan Liga Europa.
Aturannya, hanya tim juara dan runner-up yang lolos otomatis ke babak penyisihan grup Liga Champions. Adapun tim posisi ketiga akan berhak mengikuti kualifikasi menuju penyisihan grup Liga Champions. Terakhir, tim keempat berhak lolos ke penyisihan grup Liga Europa.
"Seharusnya ada cara lain untuk menentukan gelar juara di musim yang menyulitkan seperti saat ini," kata pria berusia 71 tahun itu.
Penyesalan lain Aulas adalah LFP yang ia anggap terlalu lemah dalam memperjuangkan penuntasan musim ini. Padahal, jika berkaca pada kompetisi elite Eropa lainnya seperti Bundesliga Jerman, Liga Primer Inggris, Seri A Italia, dan La Liga Spanyol, mereka cenderung bersemangat untuk menuntaskan sisa laga.
Menurut Aulas, keempat kompetisi itu tak ingin semakin merugi karena berkurangnya duit siar pertandingan yang tertunda. Selain itu, mereka tak ingin pusing memikirkan jalan keluar gelar juara, promosi, dan degradasi jika musim ini dibatalkan.
"Padahal sejak awal Menteri Kesehatan Prancis sudah bersedia membuatkan protokol keselamatan jika Ligue 1 dan Ligue 2 kembali digelar di masa pandemi," kata Aulas.
Musim ini, Lyon tampil di Liga Champions hingga babak 16 besar. Sebelum laga disetop karena virus corona, Lyon sempat unggul 1-0 melawan Juventus di laga leg pertama di Prac Olympique Lyonnais, 26 Februari lalu.
Di atas kertas, Lyon masih punya peluang untuk melenggang ke babak delapan besar alias perempat final. Memphis Depay cs hanya perlu hasil imbang untuk memastikan satu tiket ke babak berikutnya.
"Pertandingan melawan Juventus di Turin dikonfirmasi akan digelar pada 7 Agustus mendatang tanpa penonton," kata Aulas.
Sejatinya Lyon masih punya peluang untuk tampil di Liga Europa musim depan dengan catatan mereka menjuarai Piala Liga Prancis atau Coupa de la Ligue 2020. Lyon sudah mengantongi tiket final melawan musuh bebuyutan PSG.
Sesuai dengan jadwal, seharusnya laga tersebut dihelat pada 4 April lalu. Namun sampai saat ini Lyon masih menunggu konfirmasi dari operator Piala Liga tentang jadi atau batalnya laga final tersebut. LIVESCORE | GOAL | INDRA WIJAYA
