Indonesia sudah dipastikan bakal menjadi tuan rumah seri ke-10 balap mobil Formula E pada 6 Juni mendatang. Namun, dari 12 seri tersisa pada musim ini, hanya sirkuit di Jakarta yang masih belum terlihat bentuknya secara rinci.
Dalam laman resmi Formula E, untuk lomba di Jakarta tertulis, "Jakarta, Indonesia-circuit details not yet available." Padahal balap mobil listrik yang kian banyak digemari ini tersisa lima bulan saja untuk diboyong ke Jakarta.
Akankah pembangunan sirkuit rampung dalam waktu lima bulan? Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Sadikin Aksa optimistis pembuatan sirkuit jalan raya ini selesai sebelum waktu lomba. "Pembangunannya butuh waktu tiga bulan," kata Sadikin, Kamis lalu.
Sadikin menambahkan, tim dari Federasi Balap Mobil Dunia (FIA) akan meninjau kawasan Monas sebagai lokasi balap Formula E. "Akhir bulan ini FIA bakal melakukan inspeksi bersama IMI di lapangan, berikut dengan desainer dan kontraktor," kata dia.
Setelah inspeksi FIA, Sadikin mengatakan pembangunan sirkuit akan langsung dikerjakan. Kawasan Monas akan disulap menjadi sirkuit internasional dengan mengambil jalur Medan Merdeka Timur, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Utara, dan Medan Merdeka Selatan.
Selama pembangunan sirkuit, satu sisi jalan di kawasan Monas akan ditutup dalam setiap tahap pengerjaan. "Jadi, cuma satu sisi yang bakal ditutup selama proses pembangunan. Kita lagi mengusahakan tidak ada perubahan lalu lintas," ucap Sadikin.
Sekretaris Dinas Olahraga dan Pemuda (Dispora) DKI Jakarta Asep Saepudin mengatakan gelaran balap Formula E di Jakarta ini mendapat berbagai reaksi dari masyarakat. Bahkan, ada petisi online yang menolak penyelenggaraan Formula E ini.
Meski begitu, Asep memastikan persiapan balap mobil listrik di Jakarta ini tak akan terganggu. Menurut Asep, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengikat kontrak selama lima tahun sehingga bisa mendapat sanksi apabila balapan dibatalkan.
"Pasti ada konsekuensi, kalau sudah disepakati, pasti harus konsisten," kata Asep. Adanya petisi online menolak balap Formula E ini, Asep menambahkan, sebagai hal lumrah. Menurut dia, wajar apabila sebuah kebijakan menuai pro dan kontra.
Ia pun menegaskan bahwa tidak ada perubahan dari persiapan untuk penyelenggaraan balap mobil yang rencananya bakal menyulap kawasan Monas menjadi sirkuit itu. "Sampai hari ini tetap masih konsisten," kata dia.
Selain adanya petisi online, pertentangan juga datang dari Greenpeace Indonesia. Menurut Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak, energi terbarukan memang harus dipromosikan, tapi tidak harus melalui balap mobil listrik Formula E.
"Kita memang ingin promosikan energi terbarukan, tapi tak harus memakai balap mobil listrik Formula E. Banyak cara yang lebih konkret," kata Leonard dalam acara jumpa pers yang diadakan Koalisi Masyarakat Sipil di kantor LBH Jakarta, Senin lalu.
Leonard mengatakan alokasi dana untuk balap Formula E di Jakarta setiap tahun, dari 2020 sampai 2024, yang nilainya Rp 1,6 triliun bisa dialihkan untuk mendukung penggunaan listrik tenaga surya.
ANTARA | IRSYAN HASYIM | FkATMAKUSUMA