JAKARTA – Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, ketaatan dan disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan adalah kunci mengendalikan kasus penyebaran virus corona. "Apabila seluruh masyarakat bisa taat dan patuh kepada protokol kesehatan, bangsa kita akan segera dapat mengendalikan Covid," ujarnya, kemarin.
Doni menuturkan semua pihak tidak tahu sampai kapan pandemi berakhir. "Oleh karenanya, kami harus mampu beradaptasi Covid-19-nya tetap ada, kita tetap selamat, kita tidak boleh terpapar, dan juga tidak boleh ada aktivitas yang dapat menimbulkan PHK (pemutusan hubungan kerja) serta menimbulkan penutupan perusahaan," kata dia.
Menurut Doni, upaya menekan penyebaran dan mengendalikan pandemi tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Semua komponen masyarakat harus ikut serta menanggulangi masalah ini. Kerja keras pemerintah dan tenaga medis menekan penyebaran virus corona dapat dilihat dari angka penurunan jumlah kasus yang sembuh mencapai 230 ribu orang. Angka kesembuhan Covid-19 di Indonesia rata-rata sudah mencapai 76 persen atau di atas angka global.
Mematuhi protokol kesehatan tidak hanya melindungi diri sendiri dari ancaman Covid-19, tapi juga orang lain. Protokol kesehatan itu meliputi 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Doni mengatakan, sambil menunggu vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat, vaksin yang terbaik sekarang adalah patuh pada protokol kesehatan. "Pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, serta mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan," tuturnya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memberikan apresiasi kepada semua komponen masyarakat yang berani menyuarakan agar semua bangsa Indonesia mematuhi protokol kesehatan. "Patuh terhadap protokol kesehatan inilah yang bisa menyelamatkan karena obat belum ada dan vaksin juga masih dalam proses," ujar Doni.
Doni menyebutkan setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya, termasuk perihal kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Bagi yang tidak patuh protokol kesehatan, ada sanksi yang diberlakukan. Sanksi pelanggar diberikan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019.
Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 64.924 atau 20,3 persen, atau di bawah dunia yang mencapai 21,7 persen. "Sedikit di bawah kasus aktif dunia," ujarnya.
Menurut Wiku, kasus aktif Covid-19 terus diperhatikan di setiap daerah meski angkanya menurun setiap minggu dibanding pada awal masa pandemi. Kasus aktif mencapai 91,26 persen pada Maret dan menjadi 21,05 persen di awal Oktober 2020. Sedangkan jumlah kumulasi pasien sembuh Covid-19 sudah mencapai 244.060 atau 76,1 persen dari total kumulasi kasus sebanyak 320.714. Angka tersebut, menurut dia, juga sedikit lebih baik daripada dunia yang mencapai 75,3 persen.
Sementara itu, untuk jumlah kumulatif kasus meninggal karena Covid-19 di Indonesia mencapai 11.580 jiwa atau 3,6 persen. Menurut Wiku, persentase tersebut terus menurun—meski untuk angka di dunia 2,9 persen—sehingga upaya bersama untuk menekan angka kematian harus lebih besar lagi.
ALI NUR YASIN
Berfokus Nyamankan dan Bahagiakan Diri
Psikolog sekaligus konselor employee assistance program di badan usaha milik negara dan lembaga pemerintah, Mira Amir, mengatakan berpikir positif dan berbahagia adalah solusi menghadapi stigma negatif terhadap pasien Covid-19. "Menghadapi stigma negatif itu dengan berfokus pada apa yang bisa kita ubah, apa yang bisa membuat happy, membuat nyaman. Abaikan saja stigma-stigma negatif itu," ujarnya, kemarin.
Menurut Mira, pandangan negatif orang-orang di sekitar terhadap pasien virus corona disebabkan oleh kurangnya informasi tentang penyakit Covid-19. Akibatnya, orang menjadi khawatir atau enggan berinteraksi dan cenderung menjauhi orang-orang yang teridentifikasi positif.
Padahal, jika mengetahui bagaimana virus menyebar dan tahu cara membatasi penularannya, seharusnya masyarakat bersikap bijaksana dan tidak berpikir negatif kepada orang sekitar yang terkena Covid-19. "Seharusnya mereka bisa mendapat informasi langsung dari pakarnya, dari dokter, tenaga kesehatan. Sebaiknya seperti itu," kata Mira.
Adapun bagi pasien Covid-19, Mira berpesan agar mereka memaklumi orang-orang yang belum paham akan virus corona. Hal yang terpenting adalah berfokus pada pemulihan diri dengan tetap bahagia dan berpikir positif. "Bisa membuat diri saya senang, bahagia, menerima diri saya, dan saya yakin dengan penuh keyakinan bahwa saya bisa sembuh. Saya bisa melewati masa sulit ini," ujarnya.
