JAKARTA – Penikmat film berbeda suara dalam menanggapi rencana pembukaan kembali bioskop di tengah wabah virus corona, September mendatang. Sebagian moviegoers yang kami wawancarai menyatakan belum akan melangkah ke sinema hingga pandemi mereda lewat vaksinasi massal.
Mereka tak terpengaruh oleh klaim pemerintah dan pengelola bioskop yang memastikan pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah potensi penularan virus asal Kota Wuhan, Cina tersebut. Sapto Kurniawan, 32 tahun, misalnya. Warga Bumi Serpong Damai ini biasa ke sinema hingga lebih dari sepuluh kali sebulan sebelum pagebluk menyerang. “Tapi dalam kondisi sekarang, saya tahan dulu deh sampai ada vaksin,” katanya, kemarin.
Menurut dia, menonton film bukan kebutuhan pokok. Tidak seperti, misalnya, belanja bahan kebutuhan pokok di mal yang dia lakoni paling tidak sebulan sekali, lengkap dengan masker, face shield, serta hand sanitizer.
Moviefreak lain, Maria Katarina, menunjuk sirkulasi udara di ruang tertutup sebagai penghalang pemenuhan hasratnya kembali ke bioskop. Terlebih penonton berada di tempat yang sama hingga dua jam. Pegawai swasta berusia 30 tahun itu menilai sederet protokol kesehatan yang dijanjikan pemerintah tidak memberinya rasa aman dari ancaman corona. "Tidak ada yang tahu siapa yang sakit di sana," ujar dia. “Angka penyebaran di Jakarta masih tinggi dan mayoritas kasus merupakan orang tanpa gejala."
Namun ada juga penikmat film yang sudah kebelet ke bioskop. Leo Indra, 33 tahun, menyatakan akan menjadi pengunjung pertama saat ada sinema yang buka pintu nanti. Pengusaha asal Pantai Indak Kapuk itu mengatakan sudah lama menantikan realisasi kebijakan ini. Juli lalu, pemerintah DKI sempat memberi izin membuka bioskop, tapi kemudian mereka batalkan sebelum sempat terwujud.
Leo menaruh kepercayaan kepada pemerintah dan pengelola untuk menjamin pelaksanaan protokol anti-corona di bioskop. Dia mencontohkan pengunjung pusat belanja yang relatif patuh mengenakan masker dan menjaga jarak.
Namun, bagi dia, protokol kesehatan bukanlah faktor penentu. Hal yang lebih menentukan ada di poster yang terpampang di frame "Sedang Tayang". “Kalau film bagus, pasti orang akan niat ke bioskop,” kata pencinta seri superhero Marvel tersebut.
Pemerhati film Ryan Maulana optimistis kursi-kursi bioskop akan penuh saat pembukaan nanti—artinya 50 persen dari kapasitas normal. Pemilik kanal Breakdown Channel Universe ini menilai ada dua film yang bakal menjadi umpan cantik untuk menarik penonton, yaitu Tenet dan Peninsula.
Judul pertama merupakan merupakan film spionase yang ditulis dan disutradarai oleh Christopher Nolan. Sedangkan Peninsula bertema zombi yang satu semesta dengan Train to Busan, film Korea yang mendunia empat tahun lalu. Tenet dan Peninsula sukses melonjakkan angka penjualan tiket di Malaysia, yang mulai membuka teater bulan lalu. “Banyak penikmat dan komunitas film yang menunggu momen ini,” kata Ryan.
Dia sepakat atas pernyataan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi yang menyebutkan sinema relatif lebih aman ketimbang tempat publik ruang tertutup lain, mengingat nyaris tidak ada interaksi antarindividu selama pertunjukan.
Angga Dwimas Sasongko, sutradara dan produser, yakin kembalinya layar perak akan disambut baik oleh warga. Meski belum menyebut tanggal, pembuat Filosofi Kopi dan Love for Sale itu mengatakan telah menyiapkan film baru saat bioskop buka nanti. “Saat produksi film, saya menerapkan protokol kesehatan sangat ketat, dan berhasil,” kata Angga.
Izin buka itu tidak serta-merta berlaku bagi semua bioskop. Anggota Tim Gubernur DKI Jakarta untuk Percepatan Pembangunan, Dedi Kusuma Wijaya, menyebutkan sinema yang boleh buka hanya yang lolos rekomendasi pemerintah provinsi. Jadi, pengelola harus mengajukan izin, menunjukkan rencana pelaksanaan protokol kesehatan, dan lulus pemeriksaan lapangan. “Kalau ditemukan pelanggaran selama berjalan, kami akan tutup sementara,” kata Dedi.
FRANSISCO ROSARIANS
6
