Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menekan Penularan Lewat Peningkatan Pelacakan

Rasio positif di Jakarta masih belum memenuhi standar aman WHO.

21 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepadatan lalu lintas di Kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, 14 Agustus 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Nilai pemantauan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Jakarta menunjukkan adanya peningkatan.

  • Hasil kajian epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, dan timnya menyebutkan per 18 Agustus lalu total skor dari seluruh parameter pemantauan wabah corona mencapai 63.

  • Rasio positif di Jakarta masih di atas batas yang ditetapkan WHO.  

JAKARTA - Nilai pemantauan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menunjukkan peningkatan penanganan wabah di Jakarta. Kajian oleh epidemiolog Pandu Riono dan timnya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyebutkan per 18 Agustus lalu total skor seluruh parameter mencapai 63. Ponten itu naik tiga poin dari data per 8 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pandu menjelaskan, perbaikan nilai pemantauan Covid-19 itu merupakan efek peningkatan rata-rata rasio lacak. Per 8 Agustus lalu, rerata rasio lacak hanya bernilai satu. Artinya, dari satu pasien, petugas hanya mampu melacak kurang dari lima orang. “Sekarang rata-rata rasio lacak di Jakarta bisa 5 atau 6 orang,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.

Menurut Pandu, pelacakan atau tracing terhadap mereka yang pernah berinteraksi dengan korban virus corona merupakan hal yang vital dalam penanganan pandemi. Setiap orang tersebut harus dipastikan status kesehatannya. Jika orang itu tertular, petugas dapat segera mengisolasinya agar tidak kembali menjangkiti orang lain. “Sehingga bisa menekan penularan,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Idealnya, Pandu melanjutkan, DKI bisa melakukan contact tracing hingga 30 orang per pasien. “Jadi, mereka yang positif benar-benar terjaring,” ujar dia.

Penelusuran kontak yang masif seperti itu akan berimplikasi pada peningkatan jumlah kasus. Namun, menurut Pandu, peningkatan tidak perlu dikhawatirkan selama parameter lain stabil, yaitu rasio positif--perbandingan kasus baru dan total orang diperiksa.

Rata-rata rasio positif di Jakarta tidak bergerak dari kisaran 5 dan 10 persen sejak akhir bulan lalu. Angka itu merupakan indikator buruk, karena Badan Kesehatan Dunia, WHO, menetapkan batas aman rasio positif adalah di bawah 5 persen.
 
Pandu dan kawan-kawan menyarankan agar pemerintah DKI meningkatkan rerata rasio lacak serta mengedukasi masyarakat untuk mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Sebab, indikator dari penerapan protokol kesehatan itu skornya tetap tiga --tingkat kepatuhan masyarakat hanya 25 sampai 49 persen--sejak 26 Juli hingga 18 Agustus lalu.

Menurut Pandu, gencarnya penelusuran kontak, plus peningkatan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan, manjur untuk menekan laju penularan Covid-19. “Sehingga wabahnya bisa segera berakhir,” katanya.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengklaim pemerintah DKI telah berupaya melacak virus corona secara agresif, dengan melakukan tes swab terhadap lebih dari 40 ribu orang setiap pekan. “Karena dikejar, maka ketemu dan angka positif jadi tinggi,” ujarnya seusai salat subuh dan peringatan Tahun Baru Hijriyah di Masjid Raya Pondok Indah, kemarin.

Menurut Anies, pelacakan orang yang berkontak dengan pasien Covid-19 sangat penting. Sebab, dua pertiga pengidap virus corona ialah orang tanpa gejala. Mereka harus teridentifikasi sebelum menulari orang lain, khususnya yang memiliki risiko tinggi, seperti orang tua dan orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI, Dwi Oktavia, mengatakan petugas terus melakukan testing secara masif untuk menemukan kasus baru dan bisa segera mengisolasi atau merawat pasien. “Sehingga memperkecil potensi penularan Covid-19,” kata dia.

Hingga kemarin, secara akumulasi jumlah kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 31.757. Sebanyak 21.795 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 1.061 orang meninggal. Adapun positivity rate sepekan terakhir sebesar 7,9 persen.

YUSUF MANURUNG | GANGSAR PARIKESIT

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus