JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyiapkan aplikasi untuk melacak persebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di simpul-simpul transportasi bagi penumpang angkutan umum. Aplikasi bernama L-Cov ini akan dikembangkan di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Kawasan Jabodetabek dipilih karena menjadi wilayah dengan tingkat mobilisasi masyarakat tertinggi.
Berdasarkan data BPTJ, angka pergerakan di Jabodetabek mencapai 88 juta orang per hari. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dari sisi transportasi.
Awalnya, aplikasi ini akan diluncurkan kemarin. Namun rencana itu berubah karena ada sejumlah fitur yang perlu disempurnakan agar pengguna lebih mudah mengaksesnya. "Diundur pekan depan," kata Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo. "Ada pengembangan tambahan di salah satu fitur unggulan, terkait kerja sama dengan para operator."
Budi menjelaskan, aplikasi L-Cov bisa diakses melalui smartphone dengan sistem pengoperasian Android ataupun iOS yang dapat diunduh secara gratis. Fitur-fitur dalam aplikasi L-Cov bisa digunakan setelah pengguna mendaftar dengan menuliskan nama, nomor telepon, dan alamat tempat tinggal.
Dengan L-Cov, pengguna akan mendapat informasi tentang tingkat risiko penyebaran Covid-19 pada alat transportasi publik yang digunakan. Pengguna nanti bisa memindai barcode yang terdapat di halte, stasiun, atau angkutan umum. "Fitur substansial ini yang masih dikembangkan untuk bisa menggambarkan potensi penularan di kendaraan," kata Budi.
Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi itu adalah peta sebaran wilayah rawan Covid-19. Peta ini disajikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan secara nasional dari para pengguna aplikasi itu sendiri. Ada pula fitur untuk memantau risiko penularan dalam perjalanan agar pengguna dapat mengetahui potensi penyebaran Covid-19 secara real time.
Sebelum adanya L-Cov, beberapa aplikasi serupa juga sudah muncul, di antaranya PeduliLindungi, Bersatu Lawan Corona (BLC), dan Lawan Covid. Ketiga aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang mirip L-Cov. Misalnya tentang informasi wilayah yang rawan penularan Covid-19.
Pada aplikasi Peduli Lindungi, pengguna harus mengaktifkan perangkat Bluetooth agar fitur-fitur dalam aplikasi bisa digunakan. Sedangkan aplikasi lain membutuhkan izin untuk mengakses aplikasi map (peta) pada perangkat smartphone agar dapat mengecek informasi secara real time. Khusus pada Lawan Covid, aplikasi ini dilengkapi juga dengan tombol panggilan darurat ambulans.
Wahyudi, karyawan swasta, mengaku telah mencoba sejumlah aplikasi yang terkait dengan Covid-19. Menurut dia, aplikasi yang paling mudah diakses dan lengkap adalah Bersatu Lawan Corona. "Deteksi gejala juga lebih detail form-nya," kata pria berusia 34 tahun itu. "Kalau yang lain, hanya (memberi) notifikasi kepada kita, (sedang berada) di zona merah apa enggak."
Ihwal aplikasi L-Cov yang tengah disiapkan BPTJ, Wahyudi berharap memperoleh informasi yang lebih akurat tentang tingkat kerawanan Covid-19 di fasilitas dan ruang publik, terutama di angkutan umum. "Biar tenang, karena saya menggunakan angkutan umum," ujarnya.
INGE KLARA
Mudah Pemantauan dalam Genggaman