DEPOK - Harapan lama warga Depok untuk memiliki ruang terbuka hijau yang luas akhirnya terwujud. Kemarin, Wali Kota Mohammad Idris meresmikan Alun-alun Depok. "Ini amanat undang-undang untuk diwujudkan di setiap kota," ujar Idris di lokasi.
Taman seluas 3,9 hektare itu memiliki berbagai fasilitas, di antaranya rumah kaca untuk tanaman, lapangan futsal, lapangan basket, alat fitnes luar ruangan, dan amphitheater. Selain untuk relaksasi dan olahraga, Idris berharap alun-alun itu memiliki fungsi ekonomi, "Kami siapakan ruang untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Luasnya seribu meter persegi. Kami juga siapkan co-working space," kata dia.
Ruang terbuka tersebut, Idris melanjutkan, akan memiliki pengelola tersendiri lewat unit pelaksana teknis yang dibentuk lewat Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat. "Jumlah personel yang diajukan sebanyak 50 orang," ujarnya.
Alun-alun Kota Depok dibangun dalam dua tahap. Tahap I berlangsung pada September 2018 hingga Januari 2019 di atas lahan seluas 1,8 hektare. Tahap II berjalan pada Juni-Desember 2019 di atas lahan seluas 2,1 hektare. Idris mengatakan proyek itu menghabiskan Rp 160 miliar, di luar pembebasan lahan yang mencapai Rp 200 miliar. "Ini dari anggaran pendapatan dan belanja daerah murni Kota Depok," kata dia.
Jangan bayangkan alun-alun ini seperti kota lain yang berada di tengah kota, dekat kantor pemerintah dan rumah ibadah. Alun-alun berlokasi di tengah permukiman di Jalan Boulevard Grand Depok City, sekitar 5,5 kilometer di selatan Balai Kota di Jalan Margonda Raya. Pembangunan taman tersebut merupakan satu janji kampanye Idris bersama pendampingnya, Pradi Supriatna, dalam pemilihan wali kota 2015. Nur Mahmudi Ismail, Wali Kota Depok periode 2006-2016, juga memimpikan kota tersebut memiliki alun-alun.
Idris mengakui masih banyak janji kampanye yang masih terutang, di antaranya pembangunan taman terpadu di 18 dari 63 kelurahan di Depok. Dia mengatakan program itu terbentur sulitnya mendapatkan lahan di kota satelit di selatan Jakarta tersebut. "Insya Allah, selesai seratus persen," kata Idris, yang akan mengakhiri masa jabatannya tahun depan.
Fano, warga Grand Depok City, datang kemarin petang untuk mencari keringat. Namun dia agak kecewa karena melihat lintasan lari di alun-alun tersebut masih berbatu. Begitu bergeser ke outdoor gym, dia juga menilai alat-alatnya masih minim. "Biasanya, di ruang hijau seperti ini, alatnya lebih lengkap," ujar pria 27 tahun itu.
Roni, 41 tahun, yang datang bersama anak dan istrinya, menyoroti rendahnya tingkat kebersihan di tempat itu. "Mungkin karena baru diresmikan, ya, jadi banyak orang datang," ujar warga Kelapa Dua, Depok, itu.
Pengunjung lainnya, Adi, 49 tahun, dan Maya, 23 tahun, bersikap senada dalam menyoroti minimnya fasilitas di alun-alun Kota Depok. "Permainan anaknya kurang banyak," kata Adi. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA (DEPOK) | REZA MAULANA
Menyambut Alun-alun Rp 360 Miliar