Terkesan oleh iklan di
media sosial Instagram, Vira membeli dua pasang masker kaki secara daring seharga Rp 100 ribu, pekan lalu. Perempuan berusia 28 tahun itu lantas mencoba masker berbentuk mirip kaos kaki tersebut. Vira mengatakan sensasi dingin terasa saat ia memakainya. "Rasanya seperti kulit terkena cairan alkohol," kata Vira ketika dihubungi, Jumat lalu.
Setelah 60 menit, sarung kaki berkelir putih transparan itu dilepas. Selanjutnya, Vira membiarkan kakinya seperti biasa. Dua-tiga hari kemudian, kulit ari pada telapak kaki Vira mengelupas. Secara perlahan, Vira mengupas kulit yang sudah terbuka itu tanpa merasakan sakit atau perih. "Rasanya puas banget bisa mengupas kulit kaki. Bahkan sempat saya rekam videonya," kata perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi swasta tersebut.
Vira pun terkejut lantaran kulit telapak kakinya berubah menjadi lebih cerah dan halus. Karena itu, ia menganjurkan produk tersebut kepada kawan-kawan dekatnya. "Karena bagus dan menarik dicoba."
Angel, 31 tahun, juga sudah mencoba produk masker kaki itu sekitar dua pekan lalu. Seperti Vira, perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan public relation itu puas akan proses ganti kulit telapak kaki yang cepat dan tuntas. "Menarik kulit matinya itu lho, puas banget. Enggak sakit pula," ujarnya, Jumat lalu.
Namun ada hal yang dikeluhkan Angel dalam penggunaan produk foot peeling tersebut. Proses pergantian kulit di punggung kaki kurang sempurna. Kulit pada punggung kaki Angel justru jadi bersisik. "Sudah saya gosok pakai scrub dari sabun sampai masker kulit. Perlu beberapa kali sampai bersih," kata Angel.
Pengalaman berbeda diceritakan Yuli, perempuan berusia 36 tahun, saat memakai produk foot peeling. Ia mengaku hanya kuat memakai masker kaki tak sampai 10 menit. Musababnya, terdapat sedikit luka sayat akibat kulit pecah di telapak kaki Yuli. "Sempat saya tahan-tahan, kok rasanya makin perih. Akhirnya enggak saya lanjutkan," tutur Yuli sambil tertawa.
Sesuai dengan aturan pada kemasan foot peeling yang dibeli Yuli, seharusnya masker kaki itu dipakai selama 60 menit. Karena tak sampai 10 menit, khasiat yang didapat ibu rumah tangga itu tak maksimal. "Hanya ganti kulit sedikit."
Ilustrasi kaki yang kering. Shutterstock
Praktik
foot peeling menjadi tren baru
perawatan kulit yang kerap dipamerkan di media sosial. Selain untuk pemasaran produk tersebut, sejumlah warganet sengaja memamerkan kegiatan mengupas kulit telapak kaki yang mati.
Cukup banyak penjual produk foot peeling di sejumlah platform jual-beli daring. Bentuk produknya pun berupa kaos kaki, krim, sampai cairan semprot. Harganya pun bervariasi, dari Rp 40 ribu sampai ratusan ribu rupiah.
Dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Shannaz Nadia Yusharyahya, mengatakan praktik mengelupas kulit telapak kaki aman-aman saja dengan catatan dilakukan secara benar. Namun Nadia menyebutkan praktik foot peeling sejatinya tak terlalu dibutuhkan. Sebab, kulit manusia, termasuk di telapak kaki, punya siklus mengelupas sendiri.
Jika
jaringan kulit ari di telapak kaki sudah mati dan berganti, kulit ari tersebut akan mengelupas dengan sendirinya. Namun sering kali proses pergantian kulit tersebut berjalan lambat hingga membuat kulit kusam. "Bila hal tersebut terjadi,
foot peeling itu bermanfaat. Kulit kaki jadi lebih halus dan cerah," kata Nadia saat dihubungi, Kamis lalu.
Namun Nadia berharap konsumen lebih awas dalam menggunakan produk foot peeling. Sebab, kondisi kulit setiap orang berbeda. Singkat kata, produk foot peeling berisiko memunculkan efek samping jika dipakai pada kulit yang sensitif. "Foot peeling tidak boleh dilakukan pada orang yang punya penyakit kulit, seperti psoriasis, dermatitis, infeksi bakteri, jamur, atau virus."
*Info KTAP Gaya Hidup 5.1.1-Tip Penggunaan Produk Foot Peeling
Sepaham dengan Nadia, dokter spesialis kulit Tritya Mudita mengatakan produk pengelupas kulit kaki biasanya mengandung bahan kimia yang bersifat mengeksfoliasi atau mengangkat sel kulit mati. "Kebanyakan berisi urea, asam salisat, asam glikolat, ataupun asam laktat," tutur Tritya ketika dihubungi kemarin.
Tritya tak menyarankan penggunaan produk
foot peeling pada ibu hamil lantaran kandungan asam salisilat yang cukup tinggi. Dia juga meminta konsumen untuk tidak terlalu sering menggunakan produk pengelupas
kulit kaki. Sebab, bisa jadi konsumen ingin mengulang sensasi mengelupas kulit ari yang kerap dianggap memuaskan. "Baiknya lebih dari delapan minggu. Jika terlalu sering, bisa menimbulkan peradangan berlebih."
INDRA WIJAYA