Gelegak Hizbullah
Aku belum mati dan tak tahu andai aku tumbuh
Bertambah tua sehari, menatap yang dapat ditatap
Dari kota-kotaku. Biarkan Beirut menjadi apa yang diinginkannya:
Ini, darah kami membuncah untuknya,
Apatah dinding genggam teluk deritaku. (Memory for Forgetfulness, 1995)
Mahmud Darwish, penyair Arab modern terbesar yang bermukim di Ramallah, sebenarnya bicara tentang Kota Beirut yang terkoyak ketika diserang Israel pada 6 Juni 1982.
Tapi, kita tahu, harapan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini