BANGKOK - Kelompok-kelompok pro-demokrasi di Thailand terus mengorganisasikan aksi unjuk rasa setelah batas waktu yang mereka berikan kepada Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha untuk mundur pada Sabtu malam ditolak. Dao Din, salah satu kelompok demo, telah mengumumkan akan menggelar unjuk rasa di persimpangan Ratchaprasong di pusat Ibu Kota Bangkok pada Ahad sore.
"Kami telah mendengar jawaban dari Perdana Menteri atas permintaan kami," kata aktivis Jatupat Boonpattararaksa, yang biasa dipanggil Pai Dao Din, akhir pekan lalu di luar penjara di Kota Bangkok, tempat pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan pembebasan sesama aktivis. "Prayut adalah masalahnya. Dia rintangan pertama yang harus kita singkirkan."
Jatupat menjadi aktivis pro-demokrasi sejak ditangkap dan didakwa beberapa kali, termasuk karena lese-majeste--undang-undang yang melarang menghina monarki. Jatupat termasuk di antara 19 pengunjuk rasa yang ditangkap pada 13 Oktober lalu di dekat Monumen Demokrasi. Dia bebas untuk sementara dengan jaminan pada Jumat lalu.
Aksi unjuk rasa secara parsial terjadi Thailand dalam tiga bulan, dan memanas dalam tiga pekan terakhir. Kelompok pro-demokrasi menuntut Perdana Menteri Prayut mundur. Mereka juga menuntut reformasi monarki atas kekuasaan Raja Thailand dan mempertanyakan peran Raja Maha Vajiralongkorn. Pemerintah sempat mengeluarkan status darurat yang melarang adanya pertemuan lebih dari lima orang. Namun keadaan darurat itu dicabut pada Kamis pekan lalu.
Jenderal Prayut, yang pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014, lalu menggelar pemilihan pada 2019, menolak tuduhan bahwa dia merekayasa pemilu untuk mempertahankan kekuasaan. Dia berkukuh tidak akan mundur dari jabatan perdana menteri. Menurut dia, semua masalah dapat diselesaikan melalui kompromi. "Saya mendorong semua orang untuk berdamai dan membantu memecahkan masalah," katanya seusai acara doa di Wat Chetuphon Wimon Mangkhakaram, kuil Buddha.
Dilansir Asia Nikkei, situs berita Jepang, parlemen Thailand berencana menggelar sidang gabungan khusus parlemen. Sidang akan berlangsung selama dua hari untuk meninjau kerusuhan politik. Meskipun sesi semacam itu tidak diizinkan untuk memberikan suara pada resolusi apa pun, sesi tersebut masih dapat menghasilkan rekomendasi.
Selain digelar aksi unjuk rasa di persimpangan Ratchaprasong, kelompok lain mengumumkan akan menggelar pawai ke Kedutaan Besar Jerman pada Senin sore. Mereka memprotes peran dan kegiatan raja, yang menghabiskan waktu lama di Jerman. Dua kelompok pro-demokrasi, yakni Pemuda Bebas serta Front Bersatu Thammasat dan Demonstrasi, mengumumkan aksi pawai di pusat Kota Bangkok pada Senin dari persimpangan Samyan ke kedutaan Jerman.
Di tempat terpisah, Raja Thailand dan anggota keluarga kerajaan lainnya terlihat berbaur dengan para royalis biasa. Mereka mengikuti upacara untuk memperingati kakek buyutnya, Raja Chulalongkorn. Raja Vajiralongkorn melangkah keluar dari iring-iringan mobilnya untuk menemui pendukung yang berkumpul di luar Grand Palace.
Vajiralongkorn memuji para royalis atas tindakan mereka menantang pengunjuk rasa anti-pemerintah. "Sangat berani, sangat berani, sangat baik, terima kasih," ucap raja kepada seorang pria yang mengangkat foto mendiang ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej.
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | BANGKOK POST
Reaksi Cepat Penjual Makanan
PARA pengunjuk rasa di Thailand selalu mengabarkan lokasi aksi demo di menit-menit terakhir untuk menghindari dibubarkan oleh aparat. Namun, sesampai di lokasi, para pengunjuk rasa heran karena sudah melihat banyak penjual makanan dengan gerobak yang berkumpul.
Rattapol Sukpa, penjual bakso, mengatakan terus memantau Facebook untuk mencari petunjuk lokasi terbaru para pedemo. Dia juga terus berhubungan dengan pedagang lain untuk saling memberikan tip dan informasi. "Pendapatan saya bagus sebelumnya, tapi menjual di lokasi protes akan terjual lebih cepat dari biasanya," kata pedagang berusia 19 tahun ini di Victory Monument, Jumat lalu.
Bisnis ini seakan-akan bergerak pesat sejak aksi protes dimulai pada Juli. Sebuah unggahan yang menyeru orang untuk datang ke tempat aksi memuat gambar gerobak makanan dengan tulisan "Ayo kirim CIA ke sana dulu".
Aksi demo dan pertemuan para pedagang seakan-akan menghadirkan suasana festival makanan. Bakso sosis babi dan nasi campur serta daging yang digantung siap untuk digoreng dan disajikan dengan kubis dalam kantong plastik. Menu lainnya adalah hotdog, sup, minuman dingin, acar, dan sate.
Anucha Noipan, penjual ayam goreng, biasanya berpenghasilan sehari US$ 97 (Rp 1,4 juta). Tapi, sejak berjualan di lokasi aksi protes, kata pria 21 tahun ini, "Sekitar US$ 192 (Rp 2,8 juta)."
CHANNEL NEWS ASIA | SUKMA LOPPIES