KUALA LUMPUR – Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, bertemu dengan Yang di-pertuan Agong Raja Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dan menyerahkan dokumen dukungan parlemen kepadanya. Pemimpin koalisi Pakatan Harapan itu mengklaim didukung 120 dari 222 anggota parlemen Malaysia, tanpa menyebutkannya secara spesifik.
Anwar mengatakan sekarang terserah Raja Abdullah untuk memutuskan langkah selanjutnya. Dia berpendapat Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah kehilangan dukungan mayoritasnya di parlemen dan harus mundur. "Semua kalangan agar memberikan ruang kepada Raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya di bawah konstitusi, serta memeriksa dokumen dan memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan serta pandangan mereka," kata Anwar kepada wartawan, kemarin.
Dalam pernyataannya, Kantor Kerajaan Malaysia membenarkan bahwa Anwar telah menyerahkan dokumen dalam pertemuan yang berlangsung singkat tersebut. Tapi dia tidak memberikan daftar nama yang dapat memperkuat klaimnya. Raja Abdullah dilaporkan mulai memanggil sejumlah politikus senior partai di Istana Negara. Salah satunya adalah anggota Dewan Rakyat Tengku Razaleigh Hamzah, yang juga politikus senior Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). The Star melaporkan, Tengku Razaleigh keluar dari Istana sekitar pukul 14.43, tapi tidak ada keterangan yang disampaikan.
Muhyiddin Yassin.
Meski peran Raja sebagian besar bersifat seremonial, dia dapat menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya akan memimpin mayoritas. Pada Maret lalu, Raja menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri setelah secara tak terduga Mahathir Mohamad mengundurkan diri. Audiensi Anwar adalah untuk meyakinkan Raja bahwa dia mendapat cukup dukungan dari anggota parlemen di Dewan Rakyat untuk mengambil alih jalannya pemerintahan Muhyiddin.
Anwar menjadi bagian penting dalam politik Malaysia sejak 1970-an. Dia direkrut UMNO di bawah pimpinan Mahathir. Karier politiknya moncer hingga digadang-gadang menjadi perdana menteri. Tapi Mahathir memecat anak didiknya itu pada akhir 1990-an. Anwar, 73 tahun, kemudian menjadi tokoh reformasi dengan membentuk Partai Keadilan Rakyat. Dia bersama Mahathir kemudian membentuk koalisi Pakatan Harapan. Tapi Muhyiddin, yang juga beralih kesetiaan dari UMNO ke Pakatan, muncul sebagai perdana menteri setelah mundurnya Mahathir dan ketidakpastian politik koalisi Pakatan.
Adapun Muhyiddin enggan berkomentar banyak. Dia menyerahkan sepenuhnya keputusan yang terbaik kepada Raja. Dalam wawancara pertamanya sejak dilantik sebagai perdana menteri pada Maret lalu, Muhyiddin mengatakan sedang berfokus menangani pandemi Covid-19 dan perbaikan ekonomi. "Yang di-Pertuan Agong adalah orang yang paling terpelajar dan berkualitas. Dia memiliki caranya sendiri dalam melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuan konstitusi," ujar Muhyiddin.
REUTERS | AL JAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA | MALAY MAIL | SUKMA LOPPIES