WASHINGTON – Gedung Putih mengeluarkan jadwal baru untuk kegiatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menghapus sejumlah jadwal kampanye. Perubahan itu dilakukan karena Trump dan istrinya, Melania, harus menjalani karantina mandiri setelah ajudannya, Hope Hicks, dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau Covid-19.
NBC News melaporkan, Trump dijadwalkan pergi ke New Jersey untuk acara penggalangan dana pada Kamis lalu atau kemarin. Dia juga dijadwalkan berkampanye ke Florida. “Gedung Putih mengeluarkan pedoman terbaru yang menghapus sejumlah jadwal perjalanan Presiden,” demikian bunyi laporan NBC News, kemarin.
Dokter kepresidenan, Sean Conley, mengatakan dia berharap Presiden tetap melaksanakan tugasnya “tanpa gangguan” sambil menjalani karantina selama dua pekan. “Presiden dan Ibu Negara baik-baik saja saat ini, dan mereka berencana tetap tinggal di rumah di Gedung Putih selama pemulihan mereka,” demikian Conley menulis dalam memo yang dibagikan kepada pers. “Yakinlah bahwa Presiden tetap menjalankan tugasnya selama pemulihan, dan saya akan terus mengabarkan perkembangannya.”
Beberapa jam sebelumnya, Trump mengumumkan dan mencuit lewat Twitter bahwa dia segera menjalani karantina setelah ajudannya, Hope Hicks, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. “Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan. Kami akan melewati ini BERSAMA!” demikian Trump mencuit pada Jumat pagi. Hasil tes Covid-19 terhadap Trump dan istrinya baru akan diketahui pada Jumat atau Sabtu pagi.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pelacakan kontak sedang dilakukan. Hicks, 31 tahun, tercatat ikut mendampingi Trump dalam sejumlah perjalanan pada pekan ini. Ia berada bersama Trump dalam helikopter kepresidenan Marine One dan pesawat kepresidenan Air Force One untuk berkampanye di Minnesota pada Rabu lalu. Hicks juga ikut mendampingi Trump saat debat perdana pemilihan presiden Amerika di Cleveland, Ohio, pada Selasa lalu.
Debat perdana calon presiden antara Donald Trump (Partai Republik) dan Joe Biden (Partai Demokrat) merupakan rangkaian pemilu presiden yang akan berlangsung pada November mendatang. Trump dan Biden, 77 tahun, rencananya kembali berhadapan dalam debat calon presiden kedua pada 15 Oktober. Adapun debat ketiga akan berlangsung pada 22 Oktober mendatang.
Dengan masa karantina selama dua pekan, debat kedua antara Trump dan Biden terancam batal. Pedoman yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan setiap orang harus tinggal di rumah dan menjalani karantina selama 14 hari jika mereka terpapar virus. Adapun Komisi Debat Presiden, penyelenggara acara debat, belum berkomentar ihwal apakah diagnosis kesehatan Trump akan mempengaruhi penyelenggaraan acara debat berikutnya.
Reuters melaporkan, Trump berisiko terkena virus mematikan itu karena usianya dan dia dianggap kelebihan berat badan. Trump, 74 tahun, tetap sehat selama berada di kantor, tapi tidak diketahui apakah dia berolahraga secara teratur atau mengikuti pola makan yang sehat.
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 7,2 juta warga Amerika dan menewaskan lebih dari 200 ribu orang di antaranya. Trump, seorang Republikan, mendesak negara-negara bagian di Amerika membuka kembali ekonomi yang tertutup, bahkan ketika jumlah kasus terus melonjak.
Selama ini Trump secara konsisten cenderung tak mempedulikan bahaya Covid-19. Dia jarang memakai masker dan malah mengkritik penggunaannya, termasuk kepada Joe Biden yang secara teratur mengenakan masker di setiap kegiatan. “Saya memakai topeng saat diperlukan. Tapi saya tidak memakai masker seperti dia (Biden). Dia bisa saja berbicara sejauh 200 kaki dan muncul dengan masker besar yang pernah saya lihat,” ujar Trump.
Trump bukanlah pemimpin dunia pertama yang dites positif Covid-19. Pada Maret lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tetap bekerja dalam masa karantina selama lebih dari seminggu setelah dinyatakan positif Covid-19. Pada bulan yang sama, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjalani karantina setelah istrinya didiagnosis terjangkit virus corona. Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyebutnya “flu ringan” setelah terinfeksi pada Juli lalu.
REUTERS | CNBC | BBC | SUKMA LOPPIES