BEIJING — Negara-negara di wilayah Asia menghadapi gelombang kedua infeksi Covid-19, dengan Australia mencatat rekor peningkatan harian dan Vietnam mengevakuasi 80 ribu penduduk Kota Danang.
Cina, negara awal pandemi Covid-19, kemarin mencatat lonjakan kasus baru, sebanyak 61 kasus. Ini merupakan penambahan harian tertinggi sejak 14 April lalu. Saat itu otoritas melaporkan 89 kasus, sebagian besar impor.
Sebanyak 57 dari 61 kasus berasal dari wilayah Xinjiang, di mana wabah tiba-tiba menerjang Ibu Kota Urumqi sejak pertengahan Juli lalu. Sedangkan empat kasus lainnya merupakan impor dari luar negeri.
Pihak berwenang melakukan tes Covid-19 massal sebagai tindakan pencegahan yang lebih masif. Pada Ahad lalu, otoritas melakukan tes gelombang kedua di Urumqi, Xinjiang. Lebih dari 2,3 juta warga di kota berpenduduk 3,5 juta jiwa itu telah menjalani tes.
Di Jepang, Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura pada Ahad malam lalu meminta para pemimpin bisnis meningkatkan langkah-langkah pencegahan Covid-19, misalnya mendorong lebih banyak lagi karyawan bekerja dari rumah selama keadaan darurat di Jepang.
Rekor lonjakan jumlah kasus Covid-19 selama seminggu terakhir di Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya telah membuat para ahli khawatir terhadap munculnya gelombang kedua infeksi. Tokyo pekan lalu melaporkan catatan harian 366 kasus, dengan 239 kasus pada Ahad lalu.
"Kami benar-benar tidak ingin mengulang hal ini, jadi kami harus mencari cara baru untuk bekerja,” kata Nishimura.
Pemerintah pusat tetap bertekad memulai kembali kegiatan ekonomi dan pekan lalu meluncurkan kampanye perjalanan domestik di tengah kritik yang meluas.
Namun Tokyo dihilangkan dari rencana pembukaan perjalanan domestik. Gubernur Tokyo Yuriko Koike meminta penduduk kota tinggal di rumah selama empat hari tiap pekan yang dimulai Kamis lalu. Lebih dari 30 ribu orang di Jepang telah terinfeksi dan hampir 1.000 orang telah meninggal.
Pihak berwenang Australia memperingatkan penguncian enam pekan di beberapa bagian di Negara Bagian Victoria tenggara mungkin akan berlangsung lebih lama setelah wilayah itu mencatat peningkatan infeksi harian tertinggi.
Kemarin, Negeri Kanguru ini melaporkan kasus infeksi sebanyak 549 kasus.
Kepala Petugas Kesehatan Victoria, Brett Sutton, mengatakan pemodelan menunjukkan lonjakan jumlah kasus yang terjadi kemarin semestinya menjadi puncak dari wabah Covid-19 di negara bagian tersebut.
Jumlah lonjakan infeksi Covid-19 harian di Australia sempat melewati puncaknya empat bulan lalu, setelah 537 kasus baru terkonfirmasi pada 22 Maret lalu.
Sebagian besar Australia secara efektif bebas dari virus, tapi penyebaran di dua negara bagian yang paling padat penduduknya, Victoria dan New South Wales, membuat otoritas kewalahan mencegah wabah menyebar lebih luas.
"Tragedi Covid-19 adalah jumlah infeksi baru yang kita lihat hari ini akan menyebabkan banyak kematian di hari-hari mendatang," ujar Wakil Kepala Medis Australia Michael Kidd kepada wartawan.
Adapun Vietnam kemarin memulai proses evakuasi 80 ribu orang dari salah satu obyek wisata di Kota Danang. Hal ini setelah tiga warga dinyatakan positif terjangkit Covid-19 pada akhir pekan lalu.
Sebagian besar warga yang dievakuasi adalah turis lokal. "Evakuasi akan memakan waktu setidaknya empat hari dengan maskapai penerbangan domestik mengoperasikan sekitar 100 penerbangan setiap hari dari Danang ke 11 kota di Vietnam," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, kemarin.
Negara Asia Tenggara itu kembali meningkatkan kewaspadaan setelah pada Sabtu lalu pemerintah mengonfirmasi infeksi di level komunitas pertama Covid-19 sejak April lalu. Tiga kasus lainnya dikonfirmasi pada Ahad lalu dan semuanya berada di Danang atau sekitar wilayah itu.
"Mereka yang kembali dari Danang ke bagian lain negara itu akan diminta untuk menjalani karantina di rumah selama 14 hari," kata Kementerian Kesehatan.
Vietnam selama ini telah menjadi salah satu negara yang berhasil menekan penyebaran Covid-19 karena telah memberlakukan tindakan karantina yang ketat dan melakukan program pengujian yang agresif dan luas selama pandemi menyebar di negara itu.
Sementara sebagian besar negara di Asia menerapkan kembali penguncian dan pembatasan pergerakan, India justru melonggarkan pembatasan meskipun terjadi peningkatan jumlah infeksi. India memiliki total 1,4 juta kasus, hanya di belakang Amerika Serikat dan Brasil.
Lebih dari 16,13 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2 secara global, menurut penghitungan Reuters, dan 649 ribu orang telah meninggal.
REUTERS | CHANNEL NEWSASIA | ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI
Asia Hadapi Gelombang Kedua Pandemi