WASHINGTON — Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan infeksi Covid-19 mencapai tingkat tertinggi di seluruh dunia dalam sepekan terakhir, seiring dengan pandemi yang memburuk di Amerika Serikat.
Data yang diberikan WHO selama tujuh hari dari 25 Juni hingga 1 Juli menunjukkan jumlah kasus harian baru paling tinggi yang pernah tercatat terjadi pada 28 Juni. Saat itu, lebih dari 189.500 kasus baru terdaftar di seluruh dunia.
Dalam tujuh hari terburuk sejak awal krisis, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jumlah kasus baru mencapai "160 ribu setiap hari". WHO memperingatkan negara mana pun yang gagal menggunakan setiap mekanisme yang tersedia untuk memerangi virus SARS-CoV-2 akan berada dalam pertarungan panjang dan sulit.
Ghebreyesus menegaskan bahwa negara-negara harus meningkatkan pengujian, melacak, mendorong masyarakat untuk memakai masker, mempraktikkan jaga jarak fisik, serta terus meneliti obat-obatan dan vaksin untuk melawan Covid-19. "Negara-negara yang telah mengadopsi pendekatan komprehensif ini telah menekan penularan dan menyelamatkan nyawa," katanya.
Pada beberapa negara yang belum berkomitmen penuh dalam melawan Covid-19, Ghebreyesus menyebutkan wabah akan sulit dikendalikan. “Negara-negara ini menghadapi jalan yang panjang dan sulit di depan,” ujar dia. “Tapi salah satu pelajaran dari pandemi ini adalah apa pun situasi suatu negara, hal itu dapat dibalik. Tidak pernah ada kata terlambat."
Pernyataan ini muncul ketika Uni Eropa mengeluarkan Rusia, Brasil, dan Amerika Serikat dari daftar negara yang bisa memasuki perbatasannya. Hal ini terjadi bersamaan ketika jumlah infeksi harian di Amerika kembali mencatat rekor baru dengan tambahan lebih dari 52 ribu kasus pada Rabu lalu. Menurut penghitungan Reuters, jumlah infeksi Covid-19 di Amerika melonjak selama sepekan terakhir, dengan beberapa kali mencatatkan rekor baru.
Penasihat kesehatan Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, mengatakan kepada anggota parlemen pada Selasa lalu bahwa negara itu melaporkan hampir 40 ribu kasus Covid-19 setiap hari—hampir dua kali lipat dari 22.800 pada pertengahan Mei lalu. Sebagian besar didorong oleh memburuknya wabah di sejumlah negara bagian di selatan dan barat. Sekitar 50 persen dari semua jumlah kasus baru terjadi di empat negara bagian: Florida, California, Texas, dan Arizona.
“Kami sekarang memiliki 40 plus 1.000 kasus baru setiap hari. Saya tidak akan terkejut jika kita mencapai 100 ribu sehari apabila ini tidak berbalik, dan saya sangat prihatin,” tutur Fauci dalam sidang yang diadakan oleh Senat Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan, dan Komite Pensiun. "Saya sangat prihatin dan tidak puas atas apa yang terjadi karena kita berada di arah yang salah jika Anda melihat kurva dari kasus-kasus baru. Jadi kita benar-benar harus melakukan sesuatu tentang itu dan kita perlu lakukan dengan cepat."
Arizona, California, Florida, dan Texas memimpin peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Amerika dan di antara 14 negara bagian yang telah melaporkan lebih dari dua kali lipat jumlah kasus selama Juni. Restoran, bar, dan pantai di negara bagian yang paling parah ditutup, dari California hingga Florida, untuk mencegah meluasnya virus mematikan itu menjelang perayaan hari kemerdekaan.
California menunda pemberian izin untuk makan malam di dalam ruangan bagi restoran-restoran di Kota Los Angeles dan beberapa wilayah lain. Sementara itu, New York membatalkan rencana untuk mengizinkan restoran menampung pelanggan di dalam ruangan mulai pekan depan. Adapun beberapa negara bagian Amerika memberlakukan karantina selama 14 hari kepada pengunjung menjelang perayaan akhir pekan pada 4 Juli mendatang.
Presiden Donald Trump menegaskan kembali keyakinannya bahwa penularan "pada suatu titik akan menghilang begitu saja, saya harap." Namun Trump yang belum pernah mengenakan masker selama pandemi mengatakan dirinya bersedia menggunakan alat pelindung diri itu.
Lebih dari 10,6 juta orang di dunia terinfeksi virus corona baru dan lebih dari setengah juta orang meninggal sejak kasus pertama Covid-19 diidentifikasi di Cina pada Desember tahun lalu. Walaupun hanya menyumbang 4 persen dari total populasi dunia, Amerika Serikat memiliki sekitar 25 persen dari semua jumlah kasus dan kematian Covid-19 di dunia yang dilaporkan.
REUTERS | FRANCE24 | CNBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Amerika Serikat Tuai Kritik karena Memborong Obat Corona
Amerika Serikat kemarin menuai kritik karena memborong pasokan obat remdesivir untuk pasien Covid-19. Menanggapi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan melakukan investigasi.
Tanpa menyebut nama, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyindir pemerintah Amerika dengan mengatakan pandemi virus corona baru atau Covid-19 adalah ujian karakter. Menurut Tedros, pada masa sulit seperti sekarang, seharusnya semua orang saling membantu dan bertindak demi kepentingan bersama.
"Pandemi ini bukan hanya tantangan ilmiah, tapi juga ujian karakter. Kita harus bertindak demi kepentingan solidaritas global dan kemanusiaan bersama," kata Tedros dalam konferensi pers yang diunggah di situs resmi WHO. "Kita bertanggung jawab untuk memastikan semua orang memiliki akses terhadap alat-alat untuk melindungi diri, terutama mereka yang masuk dalam kelompok berisiko.”
Sebelumnya, Departemen Kesehatan Amerika mengumumkan telah membeli 500 ribu dosis obat remdesivir atau sekitar 92 persen stok suplai yang diproduksi perusahaan farmasi Gilead sampai September nanti.
"Presiden Trump telah mendapat kesepakatan luar biasa untuk memastikan warga Amerika memiliki akses ke terapi resmi pertama Covid-19," kata salah seorang pejabat Departemen Kesehatan Amerika, Alex Azar.
Thomas Senderovitz, Kepala Badan Obat Denmark, mengatakan langkah itu dapat membahayakan warga Eropa dan negara-negara lain. "Saya belum pernah melihat yang seperti itu, bahwa sebuah perusahaan memilih untuk menjual obat mereka hanya ke satu negara. Ini sangat aneh dan tidak pantas," katanya.”
ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI