BEIJING - Presiden Cina Xi Jinping menawarkan bantuan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memerangi penyebaran wabah corona atau Covid-19. Presiden Xi, lewat sambungan telepon, mengatakan kepada Trump bahwa kerja sama di antara mereka merupakan satu-satunya pilihan yang tepat. "Cina bersedia mendukung Amerika dalam menangani wabah corona," demikian percakapan yang diterbitkan oleh kementerian Cina, seperti dilansir Reuters, kemarin.
Amerika saat ini berpotensi menjadi episenter baru wabah corona karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi. Washington memiliki kasus terbanyak terinfeksi virus corona, bahkan melebihi Cina. Total 84.946 orang terinfeksi dengan 1.259 kematian. Rumah sakit di kota-kota seperti New York dan New Orleans berjuang untuk mengatasi gelombang pasien. Sebagai perbandingan, pada Kamis malam lalu, Amerika memiliki setidaknya 82.100 kasus, sementara Cina melaporkan 81.782 kasus.
Tawaran bantuan Xi datang di tengah perang kata-kata yang berlangsung lama antara Beijing dan Washington mengenai berbagai masalah, termasuk epidemi corona. Trump dan beberapa pejabat Amerika menuduh Cina kurang transparan ihwal virus tersebut. Trump dalam beberapa kesempatan pidato terkadang menyebut virus corona sebagai "virus Cina" karena berasal dari sana.
Sebutan tersebut membuat Beijing marah. Xi menegaskan kepada Trump bahwa Cina telah bersikap terbuka dan transparan tentang epidemi itu.
Adapun Trump lewat Twitter mengatakan bahwa ia membahas wabah corona dengan sangat rinci dengan Xi. "Cina telah melalui banyak hal dan mengembangkan pemahaman yang kuat tentang virus," ujar Trump. "Kami bekerja sama dengan erat. Much respect!"
Wabah corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, terus berkembang dan menjadi pandemi. Di sejumlah negara di Eropa, seperti Italia dan Spanyol, korban terinfeksi terus meningkat. Pandemi bergeser ke Amerika. Berbagai upaya untuk menekan laju penyebaran wabah dilakukan, seperti isolasi lunak (lockdown) dan menghentikan kegiatan dengan menerapkan jaga jarak (physical distancing).
Wabah corona membuat kegiatan ekonomi terguncang dan tersendat. Amerika meluncurkan paket stimulus sebesar US$ 2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk bantuan tunai kepada warganya dan membantu industri.
Berdasarkan pertemuan virtual para pemimpin dari negara kelompok G-20 pada Jumat dinihari, mereka bersepakat menggelontorkan dana US$ 5 triliun untuk mengatasi hilangnya pekerjaan dan pendapatan akibat Covid-19. Para pemimpin G-20 juga menyatakan keprihatinan akan risiko terinfeksi, terutama negara-negara di Afrika, dan masyarakat seperti pengungsi. Dengan kondisi seperti ini, perlu untuk meningkatkan jaring pengaman keuangan global dan sistem kesehatan nasional. "Tindakan darurat yang bertujuan melindungi kesehatan akan ditargetkan, proporsional, transparan, dan sementara," demikian salah satu isi pertemuan.
Raja Saudi Salman bin Abdulazis, Ketua G-20, mengatakan negara-negara G-20 harus kembali menormalkan aliran barang dan jasa, termasuk pasokan medis vital, sesegera mungkin untuk membantu memulihkan kepercayaan pada ekonomi global.
Wabah corona yang terus merebak menginfeksi beberapa tokoh. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, berdasarkan hasil tes, dirinya dinyatakan positif terinfeksi corona. Boris segera melakukan karantina mandiri di Downing Street, kantor yang juga kediaman resminya, tapi masih akan memimpin pemerintahan untuk menekan percepatan wabah. "Jangan ragu bahwa saya dapat melanjutkan. Berkat teknologi modern untuk berkomunikasi dengan semua tim, saya akan memimpin pertarungan melawan virus corona."
Boris, 55 tahun, mengalami gejala ringan pada Kamis lalu, sehari setelah dia menggelar pertemuan dalam rapat mingguan perdana menteri di ruang parlemen House of Commons. Sebelumnya, Pangeran Charles, ahli waris takhta Inggris yang berusia 71 tahun, dinyatakan positif mengidap coronavirus awal pekan ini. Meski begitu, dia berada dalam keadaan sehat dengan gejala ringan. Pangeran Charles sekarang mengasingkan diri di kediamannya di Skotlandia bersama istrinya, Camilla, yang dites negatif. REUTERS | BBC | AP | SUKMA LOPPIES
Jadi Rumah Sakit Dadakan
WABAH corona yang menyebar luas tak sebanding dengan ketersediaan dan kemampuan fasilitas kesehatan. Berbagai upaya dilakukan sejumlah negara. Israel, misalnya, membuka bungker perang di perbukitan Yerusalem. Bungker disulap menjadi fasilitas kesehatan untuk melawan penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Ini (bungker) adalah fasilitas lain untuk mengelola, mengendalikan, mengawasi, dan melacak virus corona. Kami memahami bahwa krisis ini akan berlangsung untuk waktu yang lama,” kata seorang pejabat Israel, kemarin.
Israel telah melaporkan 2.666 kasus virus corona dan delapan kematian. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengisyaratkan untuk menerapkan karantina terbatas (lockdown).
Bungker yang disebut Pusat Manajemen Nasional itu dibangun lebih dari satu dekade lalu. Bungker ini dibangun karena adanya kekhawatiran akan program nuklir Iran dan serangan rudal gerakan islamis Libanon, Hizbullah, atau kelompok milisi Palestina, Hamas. Menurut pejabat Israel itu, di bungker tersebut terdapat tempat tinggal dan fasilitas komando. Lokasinya dapat diakses dari kompleks pemerintah di Yerusalem dan kaki bukit barat yang mengarah ke Tel Aviv.
Menteri Pertahanan Naftali Bennett tampaknya mengecilkan upaya tersebut. Dia mengatakan bungker tidak begitu relevan dengan krisis wabah. “Kami tidak berada di bawah serangan rudal yang mengharuskan kami berada di bawah tanah.”
Di Korea Selatan, Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA) memutuskan mengubah pusat latihan sepak bola nasional di Paju, Provinsi Gyeonggi, menjadi klinik perawatan bagi mereka yang terinfeksi Covid-19. Mereka mengubah pusat latihan sepak bola menjadi rumah sakit dadakan.
“Jika Covid-19 menyebar di wilayah metropolitan, mungkin ada kekurangan fasilitas perawatan. Kami mempertimbangkan untuk menyediakan pusat fasilitas sepak bola nasional Paju sebagai klinik untuk kasus-kasus corona,” demikian pernyataan KFA. Fasilitas pelatihan itu biasanya digunakan oleh sejumlah tim sepak bola nasional Korea Selatan. REUTERS | FOXSPORTSASIA.COM | SUKMA LOPPIES