maaf email atau password anda salah


DJKA Kemenhub

DJKA Dorong Pergeseran Mobilitas Masyarakat ke Transportasi Massal

Moda LRT memudahkan kaum urban yang sangat mementingkan efisiensi waktu dan kenyamanan.

arsip tempo : 171463532180.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal. tempo : 171463532180.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen untuk mendorong pergeseran mobilitas masyarakat dari kendaraan pribadi menuju transportasi massal. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal, hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

“Sesuai arahan presiden, kita tingkatkan transportasi massal. Ada enam provinsi yang kita prioritaskan sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kemenhub bidang Perkeretaapian tahun 2020 – 2024 yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali,” ujar lelaki yang memimpin Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) itu, beberapa waktu lalu. 

Wilayah-wilayah tersebut, lanjut dia, yang sedang diutamakan untuk didorong pergeseran mobilitas masyarakat ke transportasi massal. “Baik LRT maupun BRT kita siapkan saat ini,” ujar dia. Risal menargetkan, di tahun 2024 pengelolaan transportasi di enam wilayah tersebut selesai. Hal itu dikarenakan, transportasi yang dikembangan tak harus kereta api namun bisa Light Rail Transit (LRT) maupun Bus Rapid Transit (BRT).

Menurutnya, pengembangan BRT lebih mudah, tidak membutuhkan waktu untuk membangun. “Tapi jangan lupa gunakan bus listrik karena kita harus terapkan green dan berkelanjutan serta smart transportation.”

Risal menuturkan, pembangunan perkeretaapian saat ini sangat mengedepankan adanya integrasi dengan moda lainya. “Selain itu kami selaku regulator perkeretaapian juga membangun kawasan Transit Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun kereta api, sehingga hal ini bisa memudahkan masyarakat yang akan menggungunakan moda transportasi umum khususnya kereta api.”

Di stasiun-stasiun juga disiapkan fasilitas-fasilitas seperti café, ruang rapat, booth makanan dan minuman, agar penumpang bisa lebih nyaman. “Bagi yang pulang malam pun jadi tidak khawatir karena masih banyak orang di stasiun.”

Generasi X, Y, dan Z menurut pria kelahiran 8 Juni 1967 itu, cukup senang menggunakan transportasi massal. Penggunaan waktu yang efisien membuat generasi ini perlahan meninggalkan kendaraan pribadi dan mulai beralih ke transportasi massal. 

Di Palembang misalnya, dari yang sebelumnya hanya 2.000 penumpang di masa Covid-19, saat ini sudah mencapai 13 ribu penumpang per hari di hari libur dan 10.944 orang per hari di hari kerja. Baik anak sekolah maupun pekerja banyak yang menggunakan transportasi ini. Terpenting, kata Risal, antar feeder disiapkan berimbang agar para penumpang bisa ke tempat tujuan lebih cepat dan aman. Moda LRT, kata dia, kini sangat memudahkan kaum urban yang sangat mementingkan efisiensi waktu dan kenyamanan. 

Begitu juga dengan LRT Jabodebek yang sebelumnya memiliki kendala nyatanya keunggulan, salah satunya integrasi stasiun LRT dengan moda lainya sehingga sangat memudahkan kaum urban yang butuh pergerakan gesit. “KRL, LRT, dan MRT itu akan menjadi pilihan bagi masyarakat. Kami juga memperhatikan First mile, last mile sehingga kita berharap terjadinya masyarakat berpindah dari private sector ke public sector.

Dan dia bersyukur, masyarakat mulai beralih ke public transportation. “Alhamdulillah sudah terjadi. Karena begitu kita melihat data penumpang yang LRT Jabodebek itu cukup tinggi, bahkan hampir 80 ribu.”

Tingginya minat masyarakat pun sempat dievaluasi kembali yang menunjukkan baik penumpang KRL maupun LRT menunjukkan kenaikan signifikan. Selain itu, jalan tol Jagorawi terlihat lebih renggang. “Terjadi shifting dari kendaraan pribadi ke angkatan umum massal.” 

Sementara tersedianya Kereta Cepat Jakarta Bandung, Whoosh, membuat masyarakat dapat lebih hemat waktu. Untuk Jakarta-Bandung, kereta api dengan kecepatan 350 km/jam itu bisa ditempuh kurang dari satu jam. “Artinya kita coba mengedukasi masyarakat, shifting juga untuk ke Bandung. Tinggal pemerintah setempat menyiapkan last mile-nya dari Bandung sehingga orang mau naik kereta cepat Jakarta-Bandung.”

Kereta Api, kata dia, saat ini sudah maju. Saat ini pekerjaan rumahnya bagaimana mempertahankan dan meningkatkan pelayanan. “Keselamatan dan pelayanan nomor satu.” 

Dia pun bersyukur, terdapat peran dari operator, masyarakat, pemda, dan juga para pengusaha. Kolaborasi, integrasi dan konektivitas menurutnya suatu hal yang wajib sehingga bisa saling terkoneksi. “Kami butuh dukungan dan doa masyarakat agar apa yang kami kerjakan berjalan dengan baik dan benar,” tutur Risal. 

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 Mei 2024

  • 1 Mei 2024

  • 30 April 2024

  • 29 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan