maaf email atau password anda salah


Forest Stewardship Council

Furniture Kayu dari Sumber yang Berkelanjutan Semakin Diminati

Peningkatan proyek bangunan hijau ikut mendorong peningkatan penjualan furnitur ramah lingkungan.#InfoTempo

arsip tempo : 171427173323.

Peningkatan proyek bangunan hijau ikut mendorong peningkatan penjualan furnitur ramah lingkungan.. tempo : 171427173323.

Bangunan hijau koni dipilih sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon dan dampak perubahan iklim. Menurut Dewan Bangunan Hijau AS (USGBC), jumlah rumah bersertifikat LEED di AS meningkat dari 167.891 pada 2018 menjadi 232.244 pada akhir 2021, menyaksikan pertumbuhan lebih dari 38 persen selama periode tersebut. Selama periode yang sama, Kanada menyaksikan pertumbuhan lebih dari 155 persen dengan rumah bersertifikat LEED, meningkat dari 3.036 menjadi 7.750.

Pasar furnitur global yang ramah lingkungan diperkirakan juga akan tumbuh dari US$46,88 miliar pada tahun 2022 menjadi US$83,76 miliar pada tahun 2030, yang disebabkan oleh tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) yang berkembang sebesar 8,6 persen dari tahun 2022 hingga 2030. 

Menurut survei Sustainable Furnishing Council 2021, hampir 97 persen responden menunjukkan minat untuk membeli perabotan yang aman bagi lingkungan, dengan asumsi gaya dan biaya yang menguntungkan hampir sama. Survei menyebutkan 72 persen perempuan menyatakan minat yang sedikit lebih tinggi untuk membeli furnitur ramah lingkungan,  sedangkan 66 persen sisanya ber (72 persen wanita versus 66% pria).

Tingkat ramah lingkungan furniture dapat dinilai dari desain, sumber dan bentuk materi, proses pembuatan, penanganan ketika produk sudah tidak digunakan hingga asal sumber materi furnitur. Kayu merupakan salah satu materi bahan bangunan yang paling ramah lingkungan, karena selain memiliki emisi karbon yang rendah, pengolahannya hemat energi, kayu pun dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Dengan teknologi dan desain yang tepat, kayu dapat menjadi materi furniture yang tidak saja ramah lingkungan namun kuat, tahan lama, dan ekonomis. 

FSC sebagai organisasi nir-laba yang mempromosikan pengelolaan hutan yang bertanggungjawab dan mendorong produk hasil hutan yang ramah iklim dan lingkungan, memandang bahwa upaya tersebut dapat dicapai melalui dialog dan membangun kolaborasi para pihak baik desainer dan pelaku usaha furniture. “Kami berharap dengan adanya kolaborasi antara desainer dengan pelaku usaha furnitur dapat membantu meningkatkan permintaan material kayu bersertifikasi FSC sehingga membantu membantu upaya pengelolaan yang berkelanjutan bagi para pengelola hutan di dunia dan di Indonesia.”, ujar Hartono Prabowo, Techical Director FSC Indonesia. 

Kayu meskipun sudah diolah tetap menyimpan karbon sepanjang kayu tidak musnah. Fosil kayu yang terkubur di dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya yang akan mengurangi gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global. Daya serap karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya produk rumah tangga yang mengunakan kayu. 

“Desainer mempunyai peran dalam membuat agar produk yang berkelanjutan dapat diterima dengan baik oleh pasar, karena desain yang baik akan meningkatkan nilai produk.  Untuk itu desainer harus memahami sifat setiap komponen yang membentuk produk furniture, salah satu kompenen ini adalah kayu yang bersumber dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan.”demikian ujar Ira Samri, Ketua Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) di sela-sela acara Seminar FSC Sustainable Furniture Seminar: Aligning Designers and Furniture Industry To Support Green Market di IFFINA ICE BSD 14 September 2023. 

 

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 April 2024

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan