maaf email atau password anda salah


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Dosen UTA ’45 Jakarta Terima SK Guru Besar

Semangat menjadi kampus unggul itu tambah Lukman dibangun dengan adanya pemberian jenjang guru besar.#InfoTempo

arsip tempo : 171432255938.

Semangat menjadi kampus unggul itu tambah Lukman dibangun dengan adanya pemberian jenjang guru besar.. tempo : 171432255938.

Dosen Tetap Fakultas Farmasi yang juga Wakil Rektor I bidang Akademik di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA ’45 Jakarta), Apt. Diana Laila Ramatillah, S.Farm, M.Farm, Ph.D menerima Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen sebagai Profesor. Penerimaan SK itu dilakukan di Ruang Ki Hajar Dewantara, Lantai 2 Kantor LLDIKTI Wilayah III, Cawang, Jakarta Timur pada Kamis, 22 Juni 2023. 

SK Guru Besar dari Kemendikbudristekdikti itu berisi tentang Kenaikan Jabatan Akademik fungsional Dosen sebagai Profesor dalam bidang Farmakoterapi, Farmasi Klinis, dan Interaksi Obat diterima dalam acara Penyerahan SK Mendikbudtistek tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Profesor/Guru Besar PTS di lingkungan LLDikti Wilayah III. Selain Prof Diana Ramatillah, pada kesempatan yang sama juga diserahterimakan SK Guru Besar untuk 7 Guru Besar lainnya dari beberapa PTS di Jakarta. 

Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Dr. Lukman, S.T, M.Hum. mengatakan perguruan tinggi menjadi sebuah kampus unggul merupakan standar nasional paling tinggi dan pondasinya adalah SDM dimana salah satunya adalah Guru Besar. Satu Prodi minimal satu Guru Besar. Satu keilmuan, bukan dari satu Perguruan Tinggi. “Maka, bangun kelompok keilmuan,” katanya. 

Semangat menjadi kampus unggul itu tambah Lukman dibangun dengan adanya pemberian jenjang guru besar. “Guru Besar itu betul-betul pengakuan dan memang prosesnya tidak mudah dimana harus menjalani tridarma Perguruan Tinggi,” kata Lukman.

Prof Diana Laila Ramatillah dalam percakapan dengan media ini mengaku tidak mudah meraih gelar Profesor. Banyak syarat yang harus dipenuhi seperti sudah 10 tahun menjadi Dosen. 

“Guru Besar itu mengumpulkan publikasi yang begitu banyak 40 publikasi (hampir 250 publikasi sejak awal masuk menjadi dosen baik publikasi penelitian maupun pengabdian) dan 2 kali di World Class Professor sehingga hari ini bersama-sama dengan 8 Guru Besar bisa terima SK Profesor. Terima kasih kepada TYME atas semua berkat dan rahmatnya dapat berkumpul di tempat ini,” kata Prof Diana Ramatillah.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA ’45, Rudyono Darsono berharap Prof Diana Laila Ramatillah dapat membaktikan atau memanfaatkan untuk membantu bangsa dan Negara ini dalam menghasilkan riset-riset yang mempunyai hasil bukan hanya sekedar riset yang enak dibaca tapi riset yang bisa menghasilkan sistem pengobatan dari ekstrak-ekstrak tumbuhan atau herbal yang begitu kaya Indonesia. 

“Dan satu yang selalu saya sampaikan bahwa saya pribadi maupun institusi ’45 Jakarta akan selalu mendukung dan mendorong Prof Diana Laila Ramatillah untuk dapat menjadi penemu obat atau penemu sebuah sistem kesehatan yang dapat membanggakan bangsa ini,”kata Rudyono. 

Dia mengatakan akan selalu mendukung terciptanya Doktor maupun Profesor-Profesor baru di kampus  UTA ’45 Jakarta dan juga di Indonesia pada umumnya karena Indonesia masih kekurangan Profesor. Namun demikian persaingan-persaingan internal di keilmuan itu sendiri sangat buruk dan boleh dikatakan persaingan untuk menjadi Guru Besar itu hambatannya terjadi di dalam teman sejawat itu sendiri.

Rektor UTA 45 Jakarta, J.Rajes Khana, Ph.D menambahkan dengan pengukuhan Prof Diana Laila Ramatillah, UTA ’45 Jakarta merasa sangat bahagia karena cita-cita UTA ’45 Jakarta di bawah manajemen baru dimana sudah punya program yakni Program 10 tahun menjadi Profesor sudah terwujud.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 April 2024

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan