maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Kemendikbudristek

Kurikulum Merdeka sebagai Opsi Mengatasi Krisis Pembelajaran

Kurikulum Merdeka selain lebih sederhana dan mendalam, juga fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. #Infotempo

arsip tempo : 171169342467.

Ilustrasi guru yang sedang memeriksa tugas para siswa.. tempo : 171169342467.

NASIONAL – Dampak pandemi Covid-19 yang membuat krisis pembelajaran kian parah adalah hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang diluncurkan 11 Februari 2022, diharapkan menjadi jawaban untuk mengatasi krisis pembelajaran tersebut. Dalam pemulihan pembelajaran yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia ini pada prinsipnya sekolah diberikan kebebasan untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kesiapan masing-masing. “Yakni, Kurikulum 2013 secara penuh, Kurikulum Darurat atau kurikulum 2013 yang disederhanakan, serta Kurikulum Merdeka,” ujar Nadiem.

Kurikulum Merdeka selain lebih sederhana dan mendalam, juga fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Sesuai namanya Kurikulum Merdeka, bagi peserta didik tidak ada program peminatan di SMA. Peserta didik memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat dan aspirasinya. Guru pun akan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sedangkan sekolah, memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Suasana belajar mengajar yang tentu lebih nyaman ini juga dirasakan oleh para guru. Joko Prasetyo, guru di SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah mengatakan,“Dahulu saat mengajar guru terbelenggu dengan kriteria kelulusan minimal (KKM), sedangkan di Kurikulum Merdeka guru sangat menghargai proses dan pencapaian siswa dalam belajar. Guru lebih fleksibel untuk berkreasi dalam mengajar semaksimal mungkin.”

Stevani Anggia Putri, guru di SD Negeri 005 Sekupang Kota Batam juga merasakan perubahan yang sangat terasa di sekolahnya. Melalui Kurikulum Merdeka dia lebih berkesempatan mengetahui minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. “Asesmen pembelajaran cukup efektif untuk membantu saya memetakan kebutuhan siswa. Sebagai guru saya dapat menyusun metode serta strategi pembelajaran yang sesuai minat dan profil siswa. Ditambah dengan pembelajaran kolaboratif berbentuk proyek yang bertujuan untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila melalui pengalaman belajar,” ucap Anggia  menjelaskan.

Dari kenyataan di lapangan, bisa disimpulkan ada tiga keunggulan yang bisa diberikan oleh Kurikulum Merdeka ini. Pertama, lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan proyek yang memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Kedua, dukungan penerapan Kurikulum Merdeka untuk guru, kepala sekolah, dan Dinas Pendidikan. Berupa penyediaan perangkat ajar seperti buku, teks dan bahan ajar pendukung. Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan pemerintah daerah. Termasuk, jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru. Ketiga, tersedianya tiga pilihan yang bisa diputuskan oleh satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023.

Nadiem mengingatkan,”Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih untuk melakukan perubahan tersebut.” Tidak ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa. Satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing. Dengan Merdeka Belajar, tidak akan ada pemaksaan penerapan (Kurikulum Merdeka) ini selama dua tahun ke depan,” ucap Nadiem tegas. (*)

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 29 Maret 2024

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan