maaf email atau password anda salah


Kominfo

Sosialisasi Program Penanggulangan Kemiskinan dan PMK di Sukoharjo

Selain mengurangi beban pengeluaran, strategi penurunan kemiskinan yang terpenting adalah meningkatkan pendapatan.#Infotempo

arsip tempo : 171416259681.

Suasana Forum Dialog Pancasila Jiwaku - Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim dan Antisipasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Sukoharjo, Sabtu, 4 Juni 2022.. tempo : 171416259681.

Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo RI menggelar Sosialisasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim dan Antisipasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 4 Juni 2022.

Kominfo memaparkan berbagai program terkait pengentasan kemiskinan. Selain itu, masyarakat Sukoharjo diajak untuk lebih aware terhadap langkah antisipasi penyebaran PMK yang kian meluas.

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wiryanta, mengatakan, arahan Presiden Joko Widodo meminta agar pengentasan kemiskinan dilakukan secara terkonsolidasi, terintegrasi dan tepat sasaran melalui kolaborasi intervensi. "Sehingga, kemiskinan ekstrem dapat mencapai tingkat nol persen pada 2024," kata Wiryanta dalam sambutannya.

Menurutnya, kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai kondisi dimana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem atau setara dengan USD 1.9 PPP (purchasing power parity). "Kemiskinan ekstrem diukur menggunakan "absolute poverty measure" yang konsisten antar negara dan antar waktu," ujarnya.

Adapun, penyakit mulut dan kuku (PMK) yang juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD). "Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Aphthovirus yakni Aphtae epizooticae," ujar Wiryanta.

Dia menjelaskan, masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. "Angka kesakitan ini bisa mencapai 100 persen dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak," kata dia.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, staf khusus dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo dan Camat Mojolaban.

Staf khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny amengataka, untuk bisa mentas dari kemiskinan ekstrem, diperlukan tiga poin penting. "Yaitu teknologi tepat guna, menerapkan pembangunan yang sinergi dengan desa terkait, dan memberikan keteladanan kepada warga negara dengan menjadikan Pancasila sebagai spirit gotong royong dan kebersamaan,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan TNP2K, Fajar menambahkan, seluruh program penanggulangan kemiskinan ekstrim, mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran, dan pelaksanaan program tertuju pada satu titik atau fokus yang sama baik secara wilayah maupun target masyarakat yang berhak.

“Strategi penurunan kemiskinan yang terpenting selain mengurangi beban pengeluaran adalah dengan meningkatkan pendapatan seperti peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan dan layanan usaha,” kata Fajar.

TNP2K telah menyiapkan program penanggulangan kemiskinan di bidang pertanian melalui pertanaman padi 4x tanam dalam 1 tahun (IP 400). “Program ini belum berjalan sempurna karena masih baru tetapi harus dimaksimalkan. Untuk benih dan pupuk akan dibantu. Namun tidak bisa memsubsidi secara utuh karena keuangan negara yang terbatas,” kata dia.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak ketergantungan dengan pupuk kimia sehingga kualitas beras lebih baik. Pupuk kimia hanya dibutuhkan saat starter pertumbuhan awal.

Sementara itu, terkait wabah PMK, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryanto, mengatakan, telah mengerahkan tim untuk memberikan penyuluhan kepada warga. Menurutnya, pihaknya menggunakan strategi pengendalian dengan mengerahkan tim kontak para dokter hewan dan tim non kontak Babinsa dengan melakukan penyuluhan kepada para peternak dan pemilik sapi lainnya.

"Penanganan PMK gratis alias tidak dipungut biaya,” kata Bagas. Dia menjelaskan, Dinas Pertanian dan Perikanan tengah mengusahakan ketersediaan vaksin hewan ternak.

Untuk sementara, pihaknya menutup Pasar hewan agar penyakit mulut dan kuku terkendali. Sebab, virus PMK bisa menular lewat hewan, benda, dan udara.

"Jadi walau kelihatan sehat maka memiliki virus maka harus tau betul, jangan mencampurkan hewan sakit dengan hewan yang sehat dan dipantau selama 14 hari,” ujarnya.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan