Kementerian Perdagangan Luncurkan Platfoam InaExport
Tak hanya membantu penjualan, InaExport juga mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) agar siap menghadapai pasar global.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga meluncurkan platform pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas InaExport, di Bogor secara hibrida, dalam acara bertajuk Soft Launch InaExport, Senin, 11 April 2022. Ini merupakan bentuk dorongan transformasi digital dengan mengikutsertakan eksportir dalam platform perdagangan, melalui sistem elektronik (e-commerce), acara daring, dan program pameran daring.
“Kementerian Perdagangan mengembangkan InaExport dengan tujuan menjadikannya sebagai platform pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas, untuk menghubungkan dan mempromosikan pelaku usaha atau eksportir Indonesia ke buyer internasional," kata Jerry.
Menurut dia, InaExport menawarkan keuntungan. Tidak hanya membantu penjualan, tapi juga mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) agar siap menghadapai pasar global.
Jerry menjelaskan, keuntungan bagi eksportir Indonesia berupa informasi pelatihan dan informasi terbaru pameran dagang. Selain itu, juga para eksportir berpeluang besar untuk terdaftar dan ditemukan dengan mudah oleh buyer potensial di seluruh dunia.
Adapun keuntungan bagi buyer yaitu kemudahan mengakses katalog produk dari pemasok Indonesia yang terverifikasi, mengirim inkuiri atau permintaan pembelian hanya dengansatu klik. Menurut Wamendag, InaExport berusaha memberi kemudahan pengkinian data secara efektif dan efisien.
"Bersama dengan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dan jaringan buyer, InaExport bertujuan mendukung kesinambungan bagi pertumbuhan bisnis dalam keadaan yang nyaman bagi kedua belah pihak,” kata dia.
Hingga saat ini, Jerry melanjutkan, sebanyak 11.650 pemasok terverifikasi, 6.121 produk, 534 informasi pasar, 27 kegiatan, dan 48 perwakilan internasional telah tercatat dalam sistem InaExport. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah.
Apalagi, normal baru (new normal) menjadi momentum yang mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia dan telah menunjukkan potensi yang cukup besar. Konsumen digital meningkat dari sebelum pandemi 69,5 persen menjadi 79,7 persen pada 2021.
Penjual digital juga semakin akrab dengan perkembangan teknologi. Hal ini menunjukkan ekosistem ekonomi digital telah berada di jalur yang benar.
"Kontribusi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 632 triliun atau 4 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia. Meski angkanya relatif kecil, pertumbuhannya sangat cepat,” ujar Wamendag.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Didi Sumedi, menjelaskan, sejarah InaExport diawali adanya buyer reception desk (BRD) pada 1970-an. Para perwakilan perdagangan berupaya membawa buyer internasional untuk bertemu secara luring dengan pelaku usaha siap ekspor.
Pada 2013, Kementerian Perdagangan melalui Ditjen PEN mengembangkan sistem Customer Service Center Membership (CSC) Ditjen PEN. Awalnya, CSC menyediakan layanan daring dan luring bagi pelaku usaha untuk mendapatkan informasi ekspor.
"Seiring berjalannya waktu, permintaan layanan dan perbaikan CSC terus berlanjut. Dengan riset dan pengembangan, Kementerian Perdagangan mempersembahkan InaExport sebagai CSC versi daring dengan lebih terkini dan lebih baik. Lebih lanjut, InaExport dapat diakses di tautan inaexport.id," kata Didi.
Soft Launch InaExport dihadiri kurang lebih 100 undangan secara luring dan disaksikan sekitar 480 hadirin secara daring yg terdiri dari jajaran pimpinan Kemendag, pelaku usaha, perwakilan perdagangan di luar negeri, dan sejumlah perwakilan kedutaan besar di Indonesia.