Kasau: Bangun Kekuatan Udara Berbasis Data dan Konektivitas
Transformasi digital TNI AU untuk mengantisipasi perang generasi kelima berbasis pertemuran teknologi.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., mengatakan TNI AU harus melakukan transformasi digital membangun kekuatan udara berbasis integrasi data dan koneksitas serta menyiapkan talent digital. Sebab karakteristik perang masa depan bersifat pertempuran teknologi (perang generasi kelima).
"Karakter perang generasi kelima akan banyak bertumpu pada aksi atau ancaman non-kinetik. Dapat berupa disrupsi energi, sosial, ekonomi, hingga dis-informasi, sehingga TNI AU harus membangun kekuatan udara dengan berdayakan integrasi data dan konektivitas," kata Kasau pada saat menjadi keynote speaker seminar internasional Air Power HUT ke-76 TNI AU di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2022.
Dengan tema "Pembangunan Kekuatan Udara Nasional Untuk Menghadapi Ancaman Perang Generasi kelima,” menghadirkan enam narasumber dalam dan luar negeri. Mereka adakah Andi Widjayanto, S.Sos., M.Sc (Gubernur Lemhannas), Marsda TNI Samsul Rizal, S IP., M.Tr. (Han) (Pangkoopsud III), Group Captain Jason Baldock (Direktur Air And Space Power Centre Australia), Dr. Alban Sciascia (Direktur Semar Sentinel Pte Ltd. (Perancis), Liutenan General (Ret) Steven M.Shepro ( Vice President Bussines and Figther, Mobility and Seurveilance and Panthom Works Fixed Wing (USA) dan Curie Maharani, Ph. D. (Universitas Binus).
Kasau berharap seminar dapat menjadi embrio kebijakan strategis TNI AU dalam menyiapkan pembangunan kekuatan udara nasional menghadapi ancaman era perang generasi kelima. Selain itu seluruh peserta dan komponen bangsa dapat mengambil wawasan berharga serta membuka cakrawaka pandang dalam upaya bersama nembangun kekuatan udara nasional.
"Peserta seminar agar proaktif dalam memanfaatkan wadah akademis ini, sehingga memperkaya pengetahuan dan perspektif, khususnya bagi sumber daya manusia TNI AU sebagai kunci utama dalam mewujudkan Angkatan Udara yang disegani di kawasan," ujar Kasau.
Seminar diikuti secara offline sekitar 200 persen dan seribu orang secara online dari pejabat kementerian dan lembaga, pejabat Kemenhan Mabes TNI, Mabes TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, rektor perguruan tinggi, pimpinan BUMN, komponen cadangan dan para direktur utama industry pertahanan dalam negeri. Kemudian para atase pertahanan dan atase udara, pakar dan pengamat militer kedirgantaraan dalam dan luar negeri serta media massa.