maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Mayapada Hospital

Ragam Penanganan Penyakit Jantung

Penyakit jantung dapat dipicu oleh berbgai faktor. Perlu pemeriksaan dini jika merasa memiliki risko.

arsip tempo : 171170622232.

Ilustrasi pemeriksaan penyakit jantung.. tempo : 171170622232.

Penyakit jantung banyak jenisnya. Salah satu yang sering dialami adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan karena terjadi hambatan aliran darah menuju jantung. Pada penanganan penyempitan pembuluh darah koroner, tindakan medis yang lazim dilakukan untuk membuka penyepitan pembuluh darah dengan menggunakan balon dan dilanjutkan pemasangan stent.

Namun, ada kondisi tertentu yang membutuhkan alat lain untuk mengikis penyempitan sebelum dilakukan pemasangan stent. Tindakan ini disebut Rotational Atherectomy, yakni prosedur untuk mengikis plak yang menyempit pada pembuluh darah menggunakan rotablator.

Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Achmad Sunarya Soerianata, Sp.JP(K), FIHA, indikator untuk menggunakan rotablator jika sumbatan mengeras akibat mengalami kalsifikasi, panjang, kaku, sumbatan terletak pada lokasi percabangan besar, dan bersifat kronik. “Setelah sumbatan dikikis dengan alat rotablator, selanjutnya stent dapat masuk dan dipasang untuk membuka dan mengembalikan aliran darah normal ke jantung,” katanya.

Untuk membantu diagnosa dan terapi pada kasus penyempitan pembuluh darah, penggunaan alat IVUS atau Ultrasonografi intravaskular juga dapat digunakan untuk melihat gambaran bagian dalam pembuluh darah. IVUS digunakan bersamaan dengan prosedur kateterisasi dapat membantu mendiagnosis penyakit jantung koroner. Informasi dari IVUS dapat menentukan terapi, ukuran stent, dan penempatan stent yang tepat.

Pada indikasi medis tertentu ketika intervensi tidak dapat dilakukan, maka pilihan lainnya adalah bedah pintas arteri koroner/coronary artery bypass graft (CABG), baik secara open surgery maupun minimal invasive surgery.

“Beberapa indikasi medis membuat pasien justru lebih aman dan lebih baik hasilnya untuk jangka panjang jika langsung dilakukan prosedur CABG. Pada intinya prosedur apapun yang dilakukan dalam penanganan penyakit jantung koroner pastinya disesuaikan dengan diagnosa dan kondisi pasien,” ujar dr. Achmad Faisal, SpBTKV, Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Selain penyakit jantung koroner, kasus gangguan irama jantung atau aritmia harus mendapat penanganan yang tepat. Aritmia adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang mengatur denyut jantung sehingga denyut jantung menjadi lebih lambat, lebih cepat, atau tidak beraturan. Kondisi ini mengakibatkan gangguan suplai darah yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lainnya.

“Pemasangan pacemaker dan tindakan ablasi jantung merupakan terapi yang dilakukan untuk kasus aritmia dengan tujuan mengembalikan denyut jantung normal. Terapi tergantung pada jenis aritmia yang dialami pasien,” ucap Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan dari Mayapada Hospital Tangerang, DR. dr. Pudjo Rahasto, SpJP(K).

Ada pula penyakit jantung bawaan yang seringkali membutuhkan perawatan sepanjang hidup pasien. Pada kasus ini, diperlukan keahlian dan pemantauan dari dokter spesialis jantung yang khusus menangani jantung anak dan penyakit jantung bawaan. Pemantauan pun diperlukan mulai dari masa janin, bayi, anak, hingga dewasa.

“Ini karena seseorang dengan penyakit jantung bawaan yang kompleks dapat berkembang menjadi masalah jantung yang lebih serius. Penyakit jantung bawaan seringkali membutuhkan penanganan hingga operasi bedah jantung untuk memperbaiki anatomi, fungsi jantung dan kualitas hidup pasien,” kata dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Pediatrik dan Penyakit Jantung Bawaan dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Apa pun jenis penyakit jantung beserta segala risiko dan tindakan yang harus dilakukan, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Mayapada Hospital Bogor, dr. Bayu Arif Permana, SpJP(K), menyarankan agar melakukan skrining jantung secara berkala. “Kkhususnya bagi Anda yang memiliki faktor risiko, seperti usia lebih dari 40 tahun, memiliki penyakit seperti hipertensi, hiperkolesterol, maupun diabetes, riwayat merokok, obesitas, memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke,” tuturnya.

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari EKG untuk melihat irama jantung saat istirahat, Treadmill untuk melihat irama jantung saat sedang beraktivitas, Echocardiography untuk melihat struktur dan fungsi jantung, hingga CT Scan jantung dengan kontras dan tindakan kateterisasi jantung untuk melihat gambaran pembuluh darah dengan lebih detail. Dengan berbagai metode itu, penyempitan ataupun sumbatan pembuluh darah dapat diketahui sejak dini. (*)

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 29 Maret 2024

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan