Dua Gedung Kementrian ESDM Raih Juara Hemat Energi Tingkat ASEAN
Proses seleksi dan penentuan pemenang sendiri disaring dari puluhan kandidat berbagai kategori yang diusulkan seluruh negara anggota ASEAN.
Jakarta – Dua gedung milik Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil meraih penghargaan pada ASEAN Energy Awards (AEA) 2021 dalam kompetisi pengelolaan bangunan hemat energi. Kedua gedung itu adalah Gedung Slamet Bratanata dan Gedung Chairul Saleh. Tak hanya Kementrian ESDM, tiga perwakilan Indonesia lainnya juga berhasil memperoleh penghargaan pada berbagai kategori.
Pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan dilaksanakan secara virtual pada rangkaian kegiatan 39th ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum, Rabu, 15 September 2021. “Penghargaan ini tak hanya soal kemenangan, tapi sebagai stimulus replikasi agar dijadikan best practice bagi pengelolaan gedung-gedung lainnya menerapkan manajemen dan efisiensi energi,” kata Direktur Konservasi Energi, L.N Puspa Dewi usai acara.
Perwakilan Indonesia yang berhasil meraih penghargaan pada ajang AEA 2021 ini, yaitu sebagai berikut:
- Green Office Park-9 (GOP-9), Winner, Kategori Large Green Building
- Solar Thermal Cooling System, Winner, Kategori Spesial Submission for Energy Efficiency in Building
- PT Denso Bekasi Plant, 1st Runner Up, Kategori Large Industry - Energy Management
- Gedung Slamet Bratanata – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 1st Runner Up, Kategori Energy Management in Large Building
- Gedung Chairul Saleh Building - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2nd Runner Up, Kategori Small & Medium Building - Energy Management
Dalam penghargaan AEA tahun ini, Indonesia mengirimkan 10 peserta. Mereka adalah pemenang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi tahun 2018 dan 2019. Proses seleksi dan penentuan pemenang disaring dari puluhan kandidat berbagai kategori dari seluruh negara anggota ASEAN.
ASEAN Energy Awards adalah kegiatan tahunan ASEAN yang telah dilaksanakan sejak tahun 2000. Kegiatan ini diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) di bidang energi baru terbarukan dan konservasi energi. Tujuannya, mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan serta penerapan efisiensi dan konservasi energi di tingkat regional ASEAN. AEA terbagi menjadi 3 kategori yaitu ASEAN Coal Awards, ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards, dan ASEAN Renewable Energy Project Awards.
Gedung Slamet Bratanata, yang berhasil menjadi juara pertama pada kategori Manajemen Energi pada Gedung Besar, adalah gedung pemerintahan milik Kementerian ESDM. Gedung yang berusia 27 tahun ini terdiri dari delapan lantai dan dua rubanah dengan luas lantai 12.299 m2. Bangunannya dimanfaatkan jadi kantor Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi. Ini adalah gedung pemerintah pertama di Indonesia yang bersertifikat Manajemen Energi Standar sistem ISO 50001: 2018.
Bangunan beroperasi dengan sumber listrik dari jaringan (PT PLN /PLN) sebesar 1385 kVA. Juga didukung energi listrik fotovoltaik rooftop yang dapat menghasilkan hingga 26.000 Wp. Selain itu ada dua genset untuk pemadaman darurat. Penerapan sistem manajemen energi telah berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 613.188 kWh dari baseline 2018 atau setara dengan USD 43.574. Sistem ini juga mengurangi emisi CO2 539,60 Ton dan emisi CO2 49,34 Ton dari produksi listrik PV.
Sementara itu, Gedung Chairul Saleh atau gedung kantor Sekretariat Jenderal menempati posisi kedua dalam kategori Manajemen Energi pada Gedung Kecil dan Menengah. Gedung ini juga telah mengimplementasikan Program Manajemen Energi sejak 2016. Ini komitmen dalam meningkatkan penghematan energi setiap tahun dengan besar penghematan berdasarkan baseline pada konsumsi energi tahun 2016. Pada 2017, upaya penghematan energi dilakukan dengan memasang energi terbarukan berupa panel surya dengan kapasitas 34 kWp. Upaya tersebut menghasilkan penghematan energi hingga 81.156 kWh atau 5,39 persen dari konsumsi energi tahun 2016.
Dalam upaya efisiensi energi, Gedung Chairul Saleh terus mengembangkan program penghematan energi. Setiap bulan, pengelola gedung selalu melakukan evaluasi dan audit untuk meningkatkan target penghematan energi. Pada 2020, Gedung Chairul Saleh juga menerapkan ISO 50001 sistem manajemen energi: 2018. Rencananya akan ada tambahan energi terbarukan yaitu energi bayu atau angin. Hingga akhir tahun, gedung ini menargetkan pengurangan konsumsi energi hingga 25 persen dari konsumsi energi di tahun 2016.