maaf email atau password anda salah


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Indonesia dan Denmark Rancang Peta Jalan Energi Terbarukan

Indonesia membuka setiap peluang untuk mendalami pemanfaatan energi terbarukan, menjawab tantangan, bertukar pengalaman dan praktik terbaik.

arsip tempo : 173081029988.

Peluncuran Renewable Energy (RE) Pipeline Report yang dilakukan secara virtual oleh Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi bekerja sama dengan Danish Energy Agency (DEA).. tempo : 173081029988.

Jakarta – Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Denmark meluncurkan Renewable Energy Pipeline Report sebagai peta jalan Indonesia mencapai target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada 2025. Laporan ini dibuat berdasarkan perencanaan energi Indonesia untuk mencapai target sebesar 23 persen di tahun tersebut.

“Mengembangkan energi terbarukan secara masif tentu bukan pekerjaan mudah, namun dengan komitmen dan konsistensi, saya yakin target tersebut bukan tidak mungkin tercapai”, ujar Direktur Bioenergi, Kementrian ESDM, Andriah Feby Misna, dalam acara peluncuran virtual, 9 September 2021.

Renewable Energy Pipeline adalah kajian yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dan Danish Energy Agency (DEA). Peta jalan ini berada di bawah naungan program Indonesia Denmark Energy Partnership Program (INDODEPP). Ini adalah program kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Denmark di bidang energi. Sebagai tindak lanjut program Strategic Sector Cooperation (SSC) yang telah berlangsung sejak tahun 2016.

Peta jalan ini memuat dua pertimbangan dalam pengembangan energi terbarukan jangka menengah. Pertama, rekomendasi teknis dan upaya peningkatan integrasi variabel sumber energi terbarukan. Kedua, rekomendasi dalam bentuk panduan untuk menyesuaikan kerangka kebijakan dalam mendukung dan mengurangi risiko investasi energi terbarukan.

Feby mengatakan ini adalah momentum Indonesia membuka peluang memanfaatkan energi terbarukan, menjawab tantangan, bertukar pengalaman dan praktik terbaik. Ia berharap semua pemangku kepentingan baik nasional atau internasional terlibat dalam merealisasikan peta jalan tersebut.

Mengacu pada Kebijakan Energi Nasional (KEN), target porsi EBT dalam bauran energi nasional adalah 23 persen pada  2025. Pada 2020, porsi EBT ditargetkan mencapai 11,2 persen. Artinya masih ada selisih sekitar 12 persen yang perlu dikejar dalam kurun waktu lima tahun. Pemerintah perlu menggali potensi EBT dan mengintegrasikan rencana mempercepat implementasi proyek-proyek tersebut.

Laporan peta jalan ini membagi Indonesia menjadi tujuh wilayah utama: Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Target pencapaian energi terbarukan di setiap wilayah tidaklah sama. Pertimbangannya, potensi yang dimiliki setiap daerah.

Secara total, hasil studi merekomendasikan peningkatan kapasitas energi terbarukan sebesar 22,6 GW pada 2025. Pandemi Covid-19 tentu berpengaruh pada permintaan listrik jangka pendek. Skenario terburuk, asumsi penurunan permintaan listrik sebesar 15 persen. Ini berdampak pada menurunnya penambahan kapasitas pembangkit EBT pada 2025 menjadi 18 GW. Sementara, proporsi energi angin dan surya akan menyumbang sebesar 7,1 GW.

Energi air dan panas bumi masih menjadi bagian terbesar dari kapasitas EBT pada sistem ketenagalistrikan Indonesia tahun 2025. Jumlahnya mencapai 17,7 persen. Namun, energi surya, angin, dan biomassa menawarkan kapasitas yang lumayan besar untuk mendukung kebutuhan energi masa depan. Pada 2025, porsinya meningkat menjadi 5,3 persen bila dibandingkan dengan porsi ketiga jenis energi terbarukan pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,33 persen.

Rekomendasi akhir RE Pipeline Report adalah mengembangkan pembangkit listrik yang efisien dan berkelanjutan. Ini bisa menjadi sinyal positif bagi calon investor dan pengembang EBT internasional. Kepastian peta jalan proyek energi terbarukan ini akan mendorong penurunan harga. Serta menciptakan opsi energi terbarukan yang murah. Tujuannya, memenuhi permintaan energi di masa depan. Dampak positifnya, menciptakan lapangan kerja untuk meringankan hambatan ekonomi di masa pandemi.

Direktur Panas Bumi, Harris, yang juga turut hadir pada kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa RE Pipeline ini telah sejalan dengan target-target yang dicanangkan pemerintah. Baik target energi terbarukan maupun target pengurangan emisi. Bahkan mencapai emisi karbon nol persen.

“Sekali lagi saya menyampaikan terima kasih banyak khususnya kepada Pemerintah Denmark yang sudah bekerjasama dengan Indonesia di bidang energi khususnya energi terbarukan dan juga energi efisiensi”, kata Harris. (DEA/DLP)

Konten Eksklusif Lainnya

  • 5 November 2024

  • 4 November 2024

  • 3 November 2024

  • 2 November 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan