maaf email atau password anda salah


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Walau Pandemi, Mendapatkan Literasi Sejak Dini Adalah Hak Anak

Kegiatan bercerita bagi anak usia dini harus dibiasakan di rumah.

arsip tempo : 171415028344.

Seorang ibu sedang mengajari anaknya membaca.. tempo : 171415028344.

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan bahwa momen peringatan Hari Anak Nasional tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya sebab masih dalam suasana pandemi Covid-19. Namun, momen ini perlu menjadi pengingat agar tidak ada satu pun anak tertinggal dalam mendapatkan haknya, terutama dalam hal pendidikan literasi sejak dini serta pendidikan yang berkualitas.

“Tujuan utama pendidikan anak adalah membentuk anak Indonesia berkualitas, di mana anak-anak tumbuh sesuai dengan tingkat perkembangannya, proses ini menyeluruh meliputi aspek fisik dan non-fisik dengan memberikan rangsangan dari berbagai aspek yang tepat dan benar, agar anak dapat tumbuh secara optimal,” kata Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbudristek, Jumeri, dalam acara peringatan Hari Anak Nasional yang digelar secara virtual, Jumat, 23 Juli 2021.

Kondisi pandemi saat ini, kata Jumeri, berdampak pada rekonstruksi dunia yang dialami anak berpotensi semakin mengecil. Sebab, ragam interaksi dengan rekan sebaya dan orang dewasa yang biasa terjadi menjadi terbatas akibat pagebluk ini. "Tantangan bagi kita semua untuk memastikan dunia anak yang tetap luas melalui hadirnya lingkungan belajar yang baik," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Jumeri mengatakan ada dua cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi anak. Pertama, membentuk kemitraan antara satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan orang tua sebagai sumber belajar dan mitra pengajar. Seperti pendidikan yang menawarkan kemampuan pedagogik dalam merancang kegiatan pembelajaran dan orang tua memperkaya muatan tersebut dengan sumber daya yang dimiliki di rumah. Menurutnya, hal ini bermanfaat untuk memperkaya kosakata anak, meningkatkan kemampuan komunikasi, bernalar, menyimak, dan mengajak anak berpikir kritis.

Kedua, kata Jumeri, menjadikan lingkungan anak kaya keaksaraan. Dia menjelaskan, keaksaraan erat kaitannya dengan buku bacaan dan ragam media berupa teks dan gambar. Buku bacaan dapat dijadikan alat untuk memperkaya kemampuan anak dalam mengenal dunia.

Di lain pihak, pakar literasi Sofie Dewayani mengungkapkan, literasi tidak selalu berarti atau identik dengan baca, tulis, hitung (calistung). "Membaca tidak hanya mengeja, tetapi juga memaknai dalam pengertian anak usia dini. Kalau mereka nanti memaknai gambar, artinya juga memaknai cerita," ujarnya.

Dia menjelaskan, kegiatan bercerita bagi anak usia dini harus dibiasakan di rumah. Tidak hanya itu, anak juga harus sering diajak berbicara, baik dalam bahasa daerah, bahasa nasional, maupun bahasa lain yang dipahami anak. Penting pula untuk mengenalkan bahan bacaan kepada anak usia dini agar mereka memiliki kesadaran terhadap materi cetak.*

Konten Eksklusif Lainnya

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan