maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Literasi Wujudkan Masyarakat Literat di Situasi Pandemi

Senin, 26 Juli 2021

Gerakan Literasi Sekolah dapat berjalan jika seluruh elemen bekerjasama.
Ilustrasi belajar mengajar. tempo : 168565884129_

Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) pada tahun 2016 dimana Gerakan Literasi Sekolah menjadi salah program di dalamnya. Program ini mempunyai beberapa tujuan seperti memberantas buta aksara, meningkatkan minat baca, dan mewujudkan masyarakat literat.

Koordinator Penjamin Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Katman menjelaskan, masyarakat literat adalah orang yang mampu dan memahami suatu keharusan.

Seperti di kondisi pandemi Covid-19, kata dia, masyarakat yang mempunyai literasi yang baik di ruang publik akan menjalankan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan mencuci tangan tanpa adanya paksaan. Sebab, mereka menyadari betapa pentingnya mengurangi potensi penularan Covid-19. “Maka kalau kita sudah literat dalam  menjalankan protokol kesehatan, jadi bisa tumbuh kesadaran, dan ini perwujudan dari masyarakat yang literat,” kata dia saat bincang santai yang dikutip dari kanal Youtube Ditjen PAUD Dikdasmen, Jumat, 23 Juli 2021.

Katman mengatakan, bahwa peserta didik mempunyai literasi yang baik, diharapkan dapat menginterpretasikan serta mengkomunikasikan kepada orang lain. Sehingga kemampuan ini menjadi satu hal yang positif yang dapat ditularkan kepada masyarakat lainnya. “Banyak berkomunikasi dengan maka jadi terbentuk masyarakat yang literat, dan tentunya akan tercermin dalam perilaku sehari-hari,” ucapnya.

Selain dijadikan sebagai budaya, kata Katman, membaca juga semestinya dipandang sebagai kebutuhan. Untuk itu, panutan merupakan unsur penting. Gerakan Literasi Sekolah dapat berjalan jika seluruh elemen bekerjasama dan berkomitmen untuk memperkuat minat baca, mulai dari peserta didik, guru ,hingga orang tua.  “Seperti harus terjadi pemahaman yang sama, persepsi yang sama bagaimana perilaku anak di sekolah dan bagaimana berperilaku di rumah, biar harmonisasi,” kata Katman.

Adapun tujuan dari Gerakan Literasi Sekolah merupakan implementasi dari Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang salah satunya dilakukan melalui aktivitas membaca. Sehingga diharapkan pembangunan budi pekerti bermula pada tumbuhnya budaya yang baik, dan akhirnya akan menjadi masyarakat baik pula.

Newsletter

Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 Juni 2023

  • 1 Juni 2023

  • 31 Mei 2023

  • 30 Mei 2023


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan