AHY: Membangun Islam Moderat, Membangun Demokrat
Jakarta- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau kerap disapa dengan AHY mengatakan pentingnya momentun Nuzulul Quran sebagai pengingat bagi umat Islam untuk kembali mempelajari dan menjadikan nilai-nilai Al-Quran sebagai rujukan dalam sikap, perilaku, dan pola pikir dalam keseharian baik dalam kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Memang ada beragam tafsir ulama tentang teknis pewahyuan awal Al-Quran ini, tapi terlepas dari semua itu, momentum Nuzulul Quran ini harus menjadi pengingat bagi kita semu antuk kembali ke nilai-nilai dalam Al-Quran,” ujar putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Pernyatan itu disampaikan AHY saat membuka acara peringatan Nuzulul Quran 1442 Hijriyah melalui aplikasi zoom meeting, yang digelar Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat, Kamis malam, 29 April 2021.
Nuzulul Quran merupakan peringatan diturunkannya Al-quran dari Baitul Izzah ke bumi pada 17 ramadan atau tahun ini bertepan dengan 29 April2021. Nuzulul Quran ini dengan kata lain adalah peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT, yakni Al-Quran, kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril Alaihisalam secara bertahap. Peringatan Nuzulul Quran Partai Demokrat kali ini mengambil tema “Membumikan Al-Quran, Membangun Peradaban”.
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan makna peringatan Nuzulul Quran di kantor partainya tersebut. Menurut AHY, tema membumikan Al-Quran dan membangun peradaban ini mungkin membuat sebagian orang bertanya-tanya apakah kemudian maknanya Al-Quran masih melangit sehingga perlu dibumikan? Dalam konteks ini, kata AHY, merujuk pada pendapat para ulama, kyai dan semua tokoh-tokoh Islam selama ini, dalam pengertian hakikinya, Al-Quran sebenarnya telah membumi ketika Allah SWT menurunkan Ayat Al-Quran yang terakhir kepada Rasullulah SAW.
“Maka yang dimaksud dengan membumikan Al-Quran sebenarnya adalah makna metaforis bukan makna yang hakiki. Dalam makna metaforisnya istilah membumikan Al-Quran mengisyaratkan masih jauhnya kehidupan kita sehari-hari dari substansi Al-Quran itu sendiri,” ujarnya. Karena itu, lanjut AHY, upaya membumikan Al-Quran dalam konteks ini adalah ikhtiar besar bagi kita semua untuk mewujudkan yang jauh tadi menjadi lebih dekat.
Hakikat membumikan Al-Quran, menurut AHY, agar perilaku manusia senantiasa mencerminkan perilaku yang Qur’ani. Perilaku yang dimaksud adalah menjadi pribadi yang berintegritas dan menjaga nilai-nilai moral, etika khususnya ketakwaan Hablum Minallah, serta bersikap toleran, menghormati perbedaan, peduli kepada kaum duafa, yatim piatu, fakir miskin, dan mereka yang tertindas di bumi kita ini.
Guna meujudkan itu, dalam sambutannya AHY menekankan pentingnya cara pandang keislaman yang utuh, yang moderat, dan yang progresif. Menurut AHY, Karakter ini tentu sangat sesuai dengan karakter Partai Demokrat, partai nasionalis religius yang berpola pikir moderat. “Hal ini juga sering saya sampaikan saat bersilaturahim dengan para kyai di Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan juga ormas-ormas Islam lainnya, bahwa Partai Demokrat senantiasa mendukung upaya-upaya untuk menguatkan karakter Islam moderat tadi, untuk membangun peradaban Indonesia, yang semakin aman dan damai, semakin adil dan sejahtera, dan maju mendunia,” ujar AHY,”Mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan bersama-sama.”
Acara Nuzulul Quran diikuti oleh pengurus dan kader Partai Demokrat dari seluruh Tanah Air ini diawali dengan pembacaan QS. Al Alaq: 1-5 dan QS Al Qadr oleh Qadarasmadi Rasyid yang merupakan juara Internasional MTQ pada tahun 2019-2020 di Kuwait. Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat Munawar Fuad Noeh, serta ceramah dari Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Prof Dr KH Muhammad Said MA.
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, para jajaran pengurus pusat Partai Demokrat, para Anggota Fraksi Partai Demokrat, Perwakilan dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan pimpinan cabang (DPC), serta kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
Inforial