Dua laporan awal dari Inggris memberikan bukti kepada dunia bahwa vaksin Pfizer/BioNTech dan Oxford-AstraZeneca ampuh dalam mengurangi jumlah pasien Covid-19. Penggunaan vaksin ini pun diharapkan bisa menyebar ke seluruh dunia.
Hasil baru dari studi pertama yang berbasis di Inggris dan Skotlandia menunjukkan bahwa program vaksinasi Covid-19 di Inggris terbukti efektif dalam mengurangi jumlah pasien rawat inap. Selain itu, risiko tertular penyakit ini jauh berkurang.
Studi awal dari sebuah penelitian terhadap warga Skotlandia menemukan bahwa jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit akibat Covid-19 berkurang 85 persen. Hal itu setelah mereka menerima dosis pertama vaksin Pfizer/BioNTech empat pekan sebelumnya.
Adapun pada mereka yang belum atau tidak divaksin, angkanya jauh lebih tinggi. Hanya, berapa jumlahnya, tidak disebutkan dalam penelitian yang hasilnya telah dipublikasikan dalam situs The Lancet pada 19 Februari lalu itu.
Hal serupa terjadi untuk satu suntikan vaksin Oxford/AstraZeneca. Bahkan, dengan jenis vaksin ini, jumlah pasien Covid-19 yang harus menjalani rawat inap berkurang hingga 94 persen, demikian menurut Associated Press.
Dua laporan terbaru dari Inggris memberikan bukti bahwa program vaksinasi mampu menurunkan jumlah pasien rawat inap akibat Covid-19 hingga 85 persen.
Studi kedua, yang diunggah ke situs The Lancet pada 22 Februari, terhadap pekerja perawatan kesehatan di Inggris, menemukan bahwa satu suntikan vaksin Pfizer menurunkan risiko tertular penyakit ini hingga 70 persen. Sedangkan suntikan kedua mampu mengurangi risiko hingga 85 persen.
“Bukti penelitian baru ini menunjukkan bahwa vaksinasi melindungi Anda dan juga melindungi orang-orang tersayang di sekitar Anda,” ucap Matt Hancock, Sekretaris Kementerian Kesehatan Inggris.
Hancock menambahkan, penting untuk melihat sebanyak mungkin bukti tentang dampak vaksin terhadap perlindungan dan penularan. “Kami akan terus melaporkan hasilnya saat datanya sudah tersedia,” katanya.
Hasil dari Inggris juga menunjukkan bahwa orang berusia di atas 80 tahun yang divaksin dengan suntikan Pfizer tunggal 57 persen lebih kecil kemungkinannya untuk tertular Covid-19 tiga sampai empat minggu setelah imunisasi. Angka tersebut meningkat menjadi lebih dari 85 persen setelah dosis kedua.
Inggris sempat menunda pemberian suntikan kedua kepada beberapa orang, untuk melihat efektivitas dosis pertama. Akibatnya, perlindungan yang diberikan dari satu dosis vaksin belum maksimal, demikian The New York Times melaporkan.
Lebih dari 17,5 juta orang di Inggris, sekitar sepertiga dari populasi, telah menerima satu suntikan vaksin. Namun para ahli mengatakan belum jelas efektivitas satu suntikan ini untuk jangka panjang.
“Kami sekarang perlu memahami berapa lama perlindungan ini untuk satu dosis vaksin,” ucap Arne Akbar, profesor di University College London, Inggris, dan Presiden British Society for Immunology, kepada Times.
THE SCIENTIST | FIRMAN ATMAKUSUMA