Dua ilmuwan dari CNRS dan Sorbonne University, Prancis, yang bekerja di Institute of Celestial Mechanics and Ephemeris Calculation (Paris Observatory-PSL/CNRS) memperlihatkan bahwa pengaruh satelit Saturnus dapat menjelaskan penyebab kemiringan sumbu rotasi planet raksasa tersebut.
Hasil temuan para ilmuwan tersebut telah diterbitkan pada 18 Januari lalu dalam jurnal Nature Astronomy. Mereka juga memperkirakan kemiringan meningkat lebih jauh selama beberapa miliar tahun ke depan.
Mirip kisah David versus Goliath, kemiringan sumbu rotasi Saturnus sebenarnya disebabkan oleh beberapa bulannya. Ini adalah kesimpulan dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari CNRS, Universitas Sorbonne, dan Universitas Pisa, Italia.
Mereka menunjukkan bahwa kemiringan sumbu rotasi Saturnus saat ini disebabkan oleh migrasi satelitnya dan, terutama, bulan terbesarnya, yakni Titan. Pengamatan menunjukkan bahwa Titan dan bulan-bulan lainnya secara bertahap menjauh dari Saturnus, jauh lebih cepat daripada perkiraan para astronom sebelumnya.
Dengan memasukkan peningkatan laju migrasi ini ke dalam perhitungan mereka, para peneliti menyimpulkan bahwa proses itu mempengaruhi kemiringan sumbu rotasi Saturnus: saat satelitnya bergerak semakin jauh, planet ini semakin miring.
Bulan yang Mengelilingi Saturnus
Peristiwa yang menentukan kemiringan Saturnus diperkirakan terjadi baru-baru ini. Selama lebih dari 3 miliar tahun setelah pembentukannya, sumbu rotasi Saturnus hanya sedikit miring.
Kira-kira 1 miliar tahun lalu, gerakan bertahap satelitnya memicu fenomena resonansi yang berlanjut hingga hari ini: sumbu Saturnus berinteraksi dengan jalur planet Neptunus dan secara bertahap miring hingga mencapai kemiringan 27 derajat yang terlihat pada saat ini.
Temuan ini mempertanyakan skenario sebelumnya. Para astronom sudah sepakat tentang keberadaan resonansi ini. Namun mereka percaya bahwa hal itu terjadi sangat awal, lebih dari 4 miliar tahun lalu, karena perubahan orbit Neptunus.
Sejak saat itu, sumbu Saturnus dianggap stabil. Faktanya, sumbu Saturnus masih miring, dan apa yang terlihat hari ini hanyalah tahap transisi dalam pergeseran ini. Selama beberapa miliar tahun ke depan, kemiringan sumbu Saturnus bisa lebih dari dua kali lipat.
Tim peneliti telah mencapai kesimpulan serupa tentang planet Jupiter, yang diperkirakan mengalami kemiringan yang sebanding karena migrasi empat bulan utamanya dan resonansi dengan orbit Uranus: selama 5 miliar tahun ke depan, kemiringan sumbu Jupiter dapat meningkat dari 3 menjadi lebih dari 30 derajat.
SCIENCE DAILY | SPACE.COM | FIRMAN ATMAKUSUMA